- Jorge Lorenzo mengakui bahwa dirinya dan Ducati Corse sama-sama meremehkan tantangan beradaptasi di atas motor Desmosedici, mengingat Lorenzo sebelumnya membela Yamaha dan mengendarai motor YZR-M1 selama sembilan musim.
Sempat percaya bahwa 'hubungan batin' antara Lorenzo dan Desmosedici bakal terjalin erat dalam waktu singkat, ternyata kombinasi keduanya harus menunggu selama 1,5 tahun untuk meraih kemenangan perdana bersama, yakni dalam MotoGP Italia di Mugello pada Juni lalu.
Bahkan, kini Lorenzo merangsek ke peringkat ketiga pada klasemen pembalap dengan koleksi tiga kemenangan dan 130 poin. Ia berpeluang besar menjadi runner up musim ini, mengingat ia hanya tertinggal 12 poin dari Valentino Rossi dengan tujuh seri tersisa.
Berkat Perangkat Baru
Kini, Lorenzo pun telah kembali ke dirinya yang dulu. Sejak Mugello, ia selalu bertarung di papan atas, sungguh berbeda dengan lima seri pertama musim ini. Rider 31 tahun ini pun yakin hasil baik ini tak terlepas dari berbagai perangkat baru yang disediakan Ducati.
"Lima balapan pertama musim ini sangat sulit. Tapi sedikit demi sedikit kami memperbaiki performa. Ducati memberi saya beberapa perangkat baru, yang bisa memperbaiki karakter motor, terutama pada mesin. Mesin dan sasisnya menjadi lebih smooth," ungkapnya lewat MotoGP.com.
"Bagian terakhir yang sangat membantu saya adalah tangki bahan bakar. Sebelumnya, dengan tangki penuh, saya selalu kelelahan. Dengan perangkat ini, saya bisa gas pol dari lap pertama sampai akhir, terutama di Mugello, Montmelo dan Austria. Sejak itu, semuanya berubah, semuanya positif, saya punya performa dan konsistensi. Jadi situasinya sangat berkebalikan," lanjutnya.
Tetap Gigih Berjuang
"Saya dan Ducati sempat sama-sama meremehkan betapa sulitnya untuk 'melompat' ke motor yang benar-benar berbeda, dari Yamaha ke motor seperti Ducati. Bahkan di dalam tim pribadi saya, mereka bilang, 'Ah, motor ini bukan untukmu, kau tak bisa melakukannya. Mari kita cari motor lain dan berubah'," ujarnya.
Meski begitu, Lorenzo tak menyerah. Walau paham bahwa tantangan menjinakkan Ducati begitu berat, ia tetap getol mengejar kemenangan. "Saya pun berkata, 'Tidak, aku jelas ingin menang beberapa balapan.' Kami sangat dekat dengan hasil itu, bahkan lebih dekat dibanding apa yang dilihat oleh pihak luar," pungkas Por Fuera.
Meski telah menunjukkan keberhasilan, kombinasi antara Lorenzo dan Ducati akan putus akhir musim nanti. Lorenzo akan hijrah ke Repsol Honda musim depan, dan Danilo Petrucci akan menjadi penggantinya. (mgp/dhy)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Jorge Lorenzo Akui Kerap Diremehkan, Lima Gelarnya Dilupakan
Otomotif 4 September 2018, 14:00
-
'Tertinggal Jauh dari Marquez, Lorenzo Masih Bisa Juara'
Otomotif 4 September 2018, 13:30
-
Marquez Pede Takkan Cekcok dengan Lorenzo di Honda
Otomotif 4 September 2018, 10:40
-
Lorenzo: Saya dan Ducati Sama-Sama Remehkan Situasi
Otomotif 4 September 2018, 09:55
-
Lorenzo: Hengkang dari Ducati Tak Sepenuhnya Keputusan Saya
Otomotif 4 September 2018, 09:30
LATEST UPDATE
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR