Bola.net - - Memiliki pelatih balap atau riding coach tampaknya sudah menjadi tren dan bahkan menjamur di kalangan rider MotoGP. Meski begitu, rider LCR Honda, Cal Crutchlow merupakan salah satu dari sedikit rider yang tak ikut arus dalam tren ini. Kepada Speedweek, Crutchlow pun blak-blakan soal keputusannya ini.
Tren pelatih balap dipopulerkan pertama kali oleh Jorge Lorenzo di Yamaha, di mana ia bekerja dengan Wilco Zeelenberg. Sejak itu, rider lain mengikuti metodenya, seperti Valentino Rossi-Luca Cadalora, Johann Zarco-Laurent Fellon dan Dani Pedrosa-Sete Gibernau. Kini Zeelenberg pun menaungi Maverick Vinales, sementara Lorenzo kini bekerja dengan Alex Debon.
Tak hanya itu, beberapa tim bahkan telah menggaet pelatih balap untuk para ridernya, di antaranya Stefan Prein untuk Marc VDS Racing dan Fonsi Nieto untuk Alma Pramac Racing. Test rider Ducati Corse, Michele Pirro juga punya tugas ganda untuk mendampingi Lorenzo dan Andrea Dovizioso.
Wilco Zeelenberg, pernah melatih Jorge Lorenzo dan kini melatih Maverick Vinales. (c) Speedweek
"Saya punya istri saya untuk jadi pelatih!" gurau Crutchlow. "Jika saya harus melaju cepat, maka ia akan meyakinkan saya bisa melakukannya. Saya tahu cara mengendarai motor MotoGP. Marc Marquez rider tercepat di dunia dan mengendarai motor yang sama dengan saya. Jadi jika saya harus belajar sesuatu, saya akan belajar darinya."
Marquez sendiri dibantu oleh juara dunia GP125 1999, Emilio Alzamora, yang juga merangkap sebagai manajer pribadinya. Meski begitu, Crutchlow yakin pelatih balap takkan menghadirkan perbedaan signifikan untuk performanya di lintasan.
"Ada beberapa hal yang bisa saya lakukan seperti Marc. Tapi ini bukan ilmu sains. Jika seseorang berkata pada saya ada rider lain yang lebih cepat di suatu tikungan, tak ada gunanya. Saya tak bilang saya tak butuh pelatih, tapi saya merasa metode ini tak membuat saya lebih cepat. Saya sendiri merasa mereka tak menghadirkan manfaat tertentu," tutupnya.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Mengapa Cal Crutchlow Tak Punya Pelatih Balap?
Otomotif 24 Februari 2018, 12:35
-
Video Serunya Kunjungan Marquez-Pedrosa ke Jakarta
Otomotif 24 Februari 2018, 09:05
-
Kisah Takaaki Nakagami Awali Karir di MotoGP 2018
Otomotif 22 Februari 2018, 15:05
-
Espargaro Ingin Setim Bareng Marquez di KTM
Otomotif 22 Februari 2018, 13:00
-
MotoGP vs Formula 1: Cal Crutchlow Jadi 'Mentor' Lewis Hamilton!
Otomotif 22 Februari 2018, 10:30
LATEST UPDATE
-
Derby della Madonnina: Mentalitas dan Kualitas Modric, Faktor Pembeda bagi AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 00:02
-
Juventus cuma Punya 1 Gelandang Top: Analisis, Masalah Struktural, Agenda Transfer
Liga Italia 17 November 2025, 23:14
-
Juventus Butuh Regista: Tuntutan Spalletti yang Tak Bisa Ditawar
Liga Italia 17 November 2025, 23:03
-
Mesin Gol Belum Berkarat: Lewandowski Bukan Cadangan, Barcelona Masih Membutuhkannya!
Liga Spanyol 17 November 2025, 22:46
-
Real Madrid Siap Ambil Risiko? Xabi Alonso Pertimbangkan Transfer Striker West Ham
Liga Spanyol 17 November 2025, 21:07
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55





















KOMENTAR