
Bola.net - Pebalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, tak menutup kemungkinan bahwa perbedaan performa yang mencolok antara dirinya dan Maverick Vinales selama beberapa seri terakhir di MotoGP 2019 disebabkan adanya perbedaan perangkat utama yang mereka pakai.
Bukan rahasia lagi Rossi dan Vinales memiliki performa yang berbanding terbalik sepanjang paruh pertama musim ini. Rossi mengawali musim dengan baik, namun tren performanya terus menurun. Ia sukses meraih dua podium di Argentina dan Austin, namun tiga kali gagal finis di Mugello, Catalunya, dan Assen.
Vinales malah sebaliknya. Mengawali musim dengan buruk, tren performanya justru terus naik. Ia kesulitan tampil di papan atas pada awal musim, belum lagi tiga kali gagal finis akibat tertabrak rider lain. Meski begitu, ia makin nyaman mengendarai YZR-M1, puncaknya adalah kemenangannya di Assen, Belanda.
Dalam balapan di Sachsenring, Jerman, perbedaan di antara The Doctor dan Top Gun semakin terlihat. Vinales berhasil finis kedua, sementara Rossi finis kedelapan. Rossi yakin hasil ini tak disebabkan oleh perbedaan ban belakang yang mereka pilih, di mana Vinales pilih pakai ban keras, sementara Rossi pakai ban medium.
Bisa Jadi Karena Beda Sasis
Rider Italia ini pun tak menutup kemungkinan bahwa perbedaan hasil ini disebabkan oleh pilihan sasis mereka yang berbeda juga. Meski begitu, pebalap berusia 40 tahun ini menyatakan bahwa ia juga telah mencoba beberapa modifikasi, namun tetap kembali ke sasis standar karena lebih nyaman.
"Saya tahu apa yang saya punya, dan kami telah coba beberapa opsi berbeda sepanjang musim ini, tapi saya bertahan dengan sasis saya sejak awal musim. Tapi saya tak tahu apa yang dipakai Maverick, jadi mungkin ia punya sasis yang sedikit berbeda. Tapi Anda harus bicara dengannya atau Yamaha," ujarnya via Crash.net.
Tanda tanya ini sejatinya tak hanya ada di antara Vinales dan Rossi, melainkan juga duet Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli. Quartararo konsisten di papan atas sejak awal musim, sementara tren performa Morbidelli selalu naik turun, dan ia belum juga mampu merebut podium.
Yakin Setup Jadi Penyebab Utama
Rossi pun yakin, penyebab utama perbedaan performa mereka berempat adalah setup pada motor YZR-M1 masing-masing. Menurut Rossi, demi kompetitif, M1 membutuhkan setup yang jauh berbeda dari setup musim lalu, yang uniknya justru jadi masalah baginya dan Morbidelli.
"Tampaknya motor kami butuh setup berbeda dari tahun lalu. Tapi bagi saya dan Franco, jauh lebih sulit pakai setup ini, yang justru membuat Maverick dan Fabio jauh lebih kuat. Jadi kami harus paham apa masalahnya, dan kini kami akan menjalani musim panas, yang baik untuk kembali mengisi baterai untuk paruh musim kedua. Kita lihat saja nanti," tutup Rossi.
Saat ini, Rossi tengah duduk di peringkat keenam pada klasemen pebalap MotoGP dengan 80 poin, tertinggal 5 poin dari Vinales di peringkat kelima. Quartararo dan Morbidelli masing-masing duduk di peringkat kedelapan dan ke-11 dengan koleksi 67 dan 52 poin.
Baca Juga:
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Perbedaan Sasis dan Setup Jadi Pembeda Hasil Rossi dan Vinales
Otomotif 15 Juli 2019, 14:25
-
9 Momen Mencengangkan di Paruh Pertama MotoGP 2019
Otomotif 15 Juli 2019, 13:05
-
Valentino Rossi: Saya Mungkin Tak Bisa Menang Lagi
Otomotif 12 Juli 2019, 09:30
-
Rossi dan Vinales Jajal Yamaha 2020 di Brno dan Misano
Otomotif 11 Juli 2019, 11:55
-
Marquez: Quartararo Sukses Bikin 'Panas' Vinales dan Rossi
Otomotif 10 Juli 2019, 15:15
LATEST UPDATE
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR