
Bola.net - Ketika Formula 1 secara besar-besaran mengkampanyekan gerakan anti-rasisme dan Black Lives Matter (BLM), MotoGP justru adem ayem. Sikap ini pun menuai protes dari berbagai pihak. Pembalap Petronas Yamaha SRT, Franco Morbidelli, merupakan salah satu yang juga heran atas langkah ini, dan akhirnya memutuskan bertindak.
Sehari sebelum memenangi balapan kandangnya, yakni MotoGP San Marino di Sirkuit Misano, Morbidelli memamerkan helm spesial yang langsung mencuri perhatian banyak orang, tak kalah dari helm spesial sang mentor, Valentino Rossi, yang secara menghebohkan memilih tema Viagra.
Morbidelli memilih tema film 'Do The Right Thing' yang diproduseri, disutradarai, sekaligus dibintangi oleh Spike Lee dan dirilis pada 1989. Film ini mengisahkan sebuah wilayah di Brooklyn yang penduduknya mengalami konflik akibat rasisme, dan membuat rider Italia tersebut terinspirasi menyampaikan pesan anti-rasisme sekaligus kesetaraan.
"Saat memutuskan pakai helm spesial akhir pekan ini, saya ingin membahas topik besar, yakni rasisme. Tapi saya juga ingin membahas soal 2020 secara keseluruhan, karena 2020 dimulai dengan sangat buruk. Ada banyak hal-hal tak menyenangkan terjadi di dunia. Kami coba bikin audiens nyaman melihatnya, jadi saya ingin bahas topik ini secara ringan, tak kelewat serius," ujar Morbido via MotoGP.com.
Ingin Lantang Teriakkan 'Time Out!'
Rider 25 tahun ini pun memposisikan diri sebagai tokoh Mister Senor Love Daddy, karakter DJ radio di film tersebut yang diperankan oleh Samuel L. Jackson. "Ada film dari Spike Lee yang membahas topik ini (rasisme) dengan cara yang sangat baik, judulnya 'Do The Right Thing'. Saya sarankan Anda menontonnya," tutur Morbidelli.
"Di dalamnya, ada karakter yang berkata, 'Time Out!', meminta semua orang menghentikan omong kosong dan berhenti saling benci. Jadi, saya putuskan untuk memposisikan diri saya pada karakter itu, bahkan sampai ke baju-bajunya," lanjutnya, merujuk pada gambar dirinya sendiri pada bagian atas helm.
"Saya juga ingin menyampaikan pesan kesetaraan dalam berbagai bahasa, karena ini salah satu hal terpenting. Kita harus ingat kita semua sama. Covid-19 mengingatkan hal ini kepada kita dengan cara yang buruk, tapi kita juga harus ingat hal-hal baik. Jadi, ini pesan terbaik untuk disampaikan, dengan cara yang lebih ringan," ungkapnya.
Keinginan Morbidelli membahas isu-isu sosial yang sedang ramai di dunia sejatinya sudah ia sampaikan pada awal Agustus, lewat wawancara dengan Cycle World. Anggota VR46 Riders Academy ini mengaku mengagumi pembalap Formula 1 dari Mercedes AMG Petronas, Lewis Hamilton, yang lantang mengkampanyekan anti-rasisme dan BLM.
Alami Diskriminasi Saat Masih Tinggal di Roma
Morbidelli juga heran banyak pihak menyerang Hamilton dan atlet-atlet yang melakukan tindakan serupa, meminta agar mereka fokus berlaga saja. "Semua orang harus punya suara soal ini dan menggunakannya. Saya tak sepakat saat orang bilang atlet tak usah terlibat politik dan hanya menghibur. Sebagai atlet, kami punya wadah privilese dan misi sosial juga," tuturnya.
Morbidelli menyatakan, meski dirinya bukan orang kulit hitam, isu rasisme sangat sensitif baginya, mengingat ia merupakan rider Italia berdarah Brasil. Ia mengaku sempat mengalami tindakan rasisme dari orang-orang saat ia masih sekolah di Roma dan belum pindah ke Tavullia untuk intensif berlatih dengan Rossi.
"Saya pernah mengalami diskriminasi akibat warna kulit saya, terutama saat masih anak-anak ketika masuk sekolah di Roma. Banyak hal yang sudah dilakukan untuk melawan rasisme, tapi juga masih ada banyak hal yang harus dilakukan, dan saya yakin para legenda seperti Lewis bisa berkontribusi," ujar Morbidelli.
Melihat maraknya kampanye anti-rasisme, Morbidelli pun dibikin terheran-heran oleh MotoGP yang justru lebih fokus mengkampanyekan perlawanan terhadap Covid-19, ketika F1 sebagai kejuaraan balap mobil terakbar di dunia meledakkan kampanye anti-rasisme bertajuk #WeRaceAsOne.
Ingin Jadi 'Duta' Isu Sosial di MotoGP
"Kami juga menginisiasi #WeRaceAsOne, tapi MotoGP memilih lebih fokus pada perlawanan terhadap Covid-19 dan semua konsekuensinya, ketimbang mengutuk rasisme. Mungkin karena di MotoGP tak ada pahlawan kulit hitam seperti Lewis. Selain itu, tak ada rider yang karakternya setara dengan Lewis, yang unik dengan gayanya sendiri di luar trek," lanjut Morbidelli.
Morbidelli, yang beberapa kali bertemu dengan Hamilton, jadi terinspirasi melakukan hal serupa di MotoGP. "Berkat warna kulit saya, mungkin saya harus mencontoh Lewis dan menjadi 'duta' soal masalah-masalah sosial. Tapi pertama, saya masih harus meraih kredibilitas di trek. Ini adalah kuncinya jika Anda ingin melantangkan suara dan didengar," pungkasnya.
Kredibilitas sejatinya telah ada dalam genggaman Morbidelli. Selain merupakan juara dunia Moto2 2017, ia telah berstatus sebagai pembalap MotoGP, dan kini merupakan pemenang balapan di kelas para raja. Ia pun diperkirakan akan kembali memakai helm yang sama dalam MotoGP Emilia Romagna, yang juga digelar di Misano pada 18-20 September mendatang.
Sumber: Cycle World/MotoGP
Video: Momen Franco Morbidelli Raih Kemenangan Perdana di MotoGP San Marino
Baca Juga:
- Franco Morbidelli: Saya Cuma Pembalap Satelit, Ngapain Mikirin Gelar Dunia?
- Fabio Quartararo: Marquez-Rossi Saja Masih Belajar, Apalagi Saya?
- Fabio Quartararo Merasa Dihalang-halangi Maverick Vinales di MotoGP San Marino
- Valentino Rossi, Kunci Penting Kembalinya Talenta Muda Italia di MotoGP
- Mengenal Franco Morbidelli, Murid Kesayangan Valentino Rossi di VR46 Academy
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Pernah Alami Diskriminasi, Franco Morbidelli Suarakan Anti-Rasisme di MotoGP
Otomotif 14 September 2020, 18:54 -
Klasemen Sementara Formula 1 2020 Usai Seri Mugello, Toskana
Otomotif 13 September 2020, 22:51 -
Hasil Balap Formula 1 GP Toskana: 2 Kali Bendera Merah, Lewis Hamilton Menang
Otomotif 13 September 2020, 22:41 -
Hasil Kualifikasi Formula 1 GP Toskana: Lewis Hamilton Rebut Pole
Otomotif 12 September 2020, 21:08 -
Hasil FP3 Formula 1 GP Toskana: Valtteri Bottas Sapu Bersih Ketiga Latihan
Otomotif 12 September 2020, 18:10
LATEST UPDATE
-
Diterpa Kritik Tajam, Amorim Pilih Bertahan dan Pasrahkan Nasibnya ke Dewan MU
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 05:59 -
Usai Rabiot, AC Milan Incar Eks Juventus Lainnya untuk Reuni dengan Allegri
Liga Italia 4 Oktober 2025, 05:32 -
Bayern Coba Goda Jurrien Timber, Begini Respon Arsenal
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 05:06 -
Prediksi BRI Super League: Persita Tangerang vs Semen Padang 4 Oktober 2025
Bola Indonesia 3 Oktober 2025, 23:57 -
Cerita Unik Eks Pemain Akademi MU Gunakan ChatGPT untuk Nego Kontrak
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 23:21 -
Apa Alasan Jude Bellingham Tak Masuk Skuad Timnas Inggris Terbaru?
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 22:58 -
Lamine Yamal Lagi-Lagi Cedera Tulang Kemaluan, Barcelona Dibuat Kelimpungan
Liga Spanyol 3 Oktober 2025, 22:35 -
Daftar Skuad Timnas Inggris Terbaru: Tanpa Bellingham, Foden, dan Grealish
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 21:46 -
Blak-Blakan! Ini Pengakuan Antony Soal Perlakuan Tidak Menyenangkan di MU
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 20:55 -
Membership Eksklusif Beauty & Wellness Hadir Lagi di FimelaXclusive Batch 3!
Lain Lain 3 Oktober 2025, 20:02 -
Eliano Reijnders Optimistis Timnas Indonesia Bisa Tembus Piala Dunia 2026
Tim Nasional 3 Oktober 2025, 18:39
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR