
Bola.net - Pembalap anyar GYTR GRT Yamaha WorldSBK, Remy Gardner, bicara soal perbedaan besar antara MotoGP dan WorldSBK. Juara dunia Moto2 2021 ini menyatakan bahwa musim kompetisi MotoGP sangat melelahkan karena jadwalnya yang terlalu padat dalam satu tahun.
Gardner berlaga di MotoGP 2022 bersama Tech 3 KTM. Musim ini, ia pindah ke WorldSBK bersama GRT dan Yamaha. Ia menyatakan bahwa menjalani satu balapan per akhir pekan di MotoGP sudah cukup melelahkan. Jadi, ia tak bisa membayangkan bagaimana kondisi fisiknya jika harus beraksi di sprint race juga.
WorldSBK sendiri memiliki tiga balapan per pekan balap, tetapi hanya memiliki 12 seri sepanjang 2023. Sementara itu, MotoGP justru akan menggelar 21 seri sepanjang 2023. Kepada Speedweek, Sabtu (28/1/2023), Gardner menyatakan bahwa kalender balap MotoGP yang terlalu padat sungguh 'gila'.
Motor MotoGP Sulit Dikendarai

Gardner juga menyatakan bahwa tenaga mesin MotoGP yang sangat besar sungguh menguji kondisi fisik pembalap. "Dua kelas ini tak bisa dibandingkan. MotoGP digelar dalam 21 pekan per tahun, dan tuntutan fisik di atas motor MotoGP sungguh gila. Mengendarai motor MotoGP sangatlah berat," ujarnya.
"Tenaga mesinnya sungguh tinggi ketika mengerem dan berakselerasi, terutama sejak ride height device diperkenalkan. Segalanya menjadi sangat ekstrem dan melelahkan. Saya merasa sangat hancur pada Senin setelah pekan balap. Jadi, menjalani balapan tambahan sungguh kerja keras," lanjut rider Australia ini.
Gardner juga menyatakan, MotoGP seakan lupa bahwa para pembalap butuh waktu yang manusiawi untuk memulihkan diri setelah balapan. "Berkendara dalam 21 pekan sudah sangat berat ketika Anda hanya punya satu balapan. Sementara itu, hanya ada 12 akhir pekan di WorldSBK. Itulah perbedaannya," ujarnya.
Berharap WorldSBK Tak Terlalu Menuntut Fisik
Pembalap GYTR GRT Yamaha WorldSBK, Remy Gardner (c) Yamaha Racing
"(Di WorldSBK) Anda punya 2-3 pekan untuk mempersiapkan diri dan pulang dengan kondisi yang tetap segar. Tentu saja semua orang mengerahkan segalanya selama tiga hari, tetapi setelahnya Anda juga perlu memulihkan diri," lanjut putra dari juara dunia GP500 1987, Wayne Gardner, ini.
"Di MotoGP, Anda pulang pada Senin dan setelah sehari latihan di rumah, Anda sudah harus berangkat menuju balapan berikutnya. Saya berasumsi bahwa WorldSBK tidak akan terlalu menuntut fisik. Mungkin saja saya salah, tetapi WorldSBK punya rem baja dan tenaga mesinnya lebih rendah," pungkasnya.
Berikut jadwal lengkap WorldSBK 2023:
1) 26 Februari: Australia - Phillip Island*
2) 5 Maret: Indonesia - Mandalika*
3) 23 April: Belanda - Assen
4) 7 Mei: Spanyol - Barcelona-Catalunya
5) 4 Juni: Emilia Romgna - Misano
6) 2 Juli: Inggris - Donington Park*
7) 30 Juli: Ceko - Autodrom Most
8) 10 September: Prancis - Magny-Cours
9) 24 September: Spanyol - MotorLand Aragon
10) 1 Oktober: Portugal - Algarve, Portimao
11) 15 Oktober: Argentina - San Juan Villicum*
12) Belum ditentukan
*) tanpa WorldSSP300
Sumber: Speedweek
Baca juga:
- Tak Semua Ikut: Daftar Rider MotoGP yang Turun di Tes Shakedown Sepang 2023
- Miguel Oliveira Soal Bela Aprilia Racing di MotoGP 2024: Kalau Ada Tempat, Kenapa Tidak?
- Gaet Crew Chief Lama di Suzuki, Maverick Vinales Diprediksi Tampil Maut di MotoGP 2023
- Sprint Race Jadi Alasan Dani Pedrosa Balapan Lagi di MotoGP Spanyol 2023
- Enea Bastianini Heran Fans Dambakan Adu Domba dengan Pecco Bagnaia, Anggap Berlebihan
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Remy Gardner Bandingkan MotoGP dan WorldSBK: MotoGP Terlalu Ekstrem!
Otomotif 3 Februari 2023, 16:33
-
Tak Semua Ikut: Daftar Rider MotoGP yang Turun di Tes Shakedown Sepang 2023
Otomotif 3 Februari 2023, 15:11
-
Miguel Oliveira Soal Bela Aprilia Racing di MotoGP 2024: Kalau Ada Tempat, Kenapa Tidak?
Otomotif 3 Februari 2023, 14:29
-
Gaet Crew Chief Lama di Suzuki, Maverick Vinales Diprediksi Tampil Maut di MotoGP 2023
Otomotif 3 Februari 2023, 12:39
-
Sprint Race Jadi Alasan Dani Pedrosa Balapan Lagi di MotoGP Spanyol 2023
Otomotif 3 Februari 2023, 11:36
LATEST UPDATE
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR