Rossi yang kini kembali membela Yamaha Factory Racing, hanya meraih tiga podium tanpa kemenangan selama membela Ducati. Hal inipun membuat sang sembilan kali juara dunia takut tak bisa menang lagi.
"Akan terasa sangat menyenangkan bila menang bersama Ducati. Saya tak mengira akan begitu sulit. Saya bekerja 100 persen, namun tak terwujud juga. Hal tersulit adalah menyadari saya harus menjalani itu semua selama dua tahun," ujarnya.
The Doctor mengaku dirinya makin gelisah dan tak termotivasi saat menyambut musim keduanya di Ducati. Ia yakin tak bisa meraih hasil baik bersama pabrikan asal Italia tersebut.
"Pada musim pertama, saya sadar tak punya peluang menang. Tahun selanjutnya, saya yakin saya tak akan mampu bertarung demi hasil baik. Sangat sulit mencari motivasi untuk berusaha dan tetap fokus. Ujung-ujungnya, saya tak nyaman berkeliling dunia sementara tahu saya tak akan bisa meraih yang saya inginkan," tuturnya.
Rossi yang kini telah berusia 34 tahun, juga sempat pesimis tak akan mendapat YZR-M1 seperti milik Jorge Lorenzo saat memutuskan kembali ke Yamaha.
"Ketika kembali ke Yamaha, saya tak yakin akan diberi YZR-M1 resmi. Saya sangat khawatir bakal mengakhiri karir dengan dua musim buruk. Jadi setelah saya dipastikan akan kembali membalap dengan M1, saya sangat termotivasi," tutupnya. (mgp/kny)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Marquez Pimpin Latihan Kedua MotoGP San Marino
Otomotif 13 September 2013, 20:40
-
Rossi Tak Sabar Tonton Debut Sang Adik di Moto3
Otomotif 13 September 2013, 17:00
-
Delapan Keluarga Pebalap Tersukses di MotoGP
Otomotif 13 September 2013, 13:00
-
Rossi Sedih Alami Dua Musim Buruk di Ducati
Otomotif 13 September 2013, 11:00
-
Galeri Foto Balap Gokart MotoGP untuk Simoncelli
Open Play 12 September 2013, 20:30
LATEST UPDATE
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR