
Bola.net - Sebagai ikon Yamaha, Valentino Rossi prihatin melihat pabrikan Jepang tersebut justru terus mengalami kendala setelah menjuarai MotoGP 2021 bersama Fabio Quartararo. Menurut Rossi, Yamaha harus melakukan perubahan besar-besaran demi mengejar ketertinggalan dari para pabrikan rival, terutama Ducati.
Ducati mendominasi MotoGP 2022, meraih 33 podium lewat 6 pembalap, serta meraih 12 kemenangan lewat 3 pembalap. Tak hanya itu, mereka menyapu bersih gelar dunia pembalap, tim, dan konstruktor alias Triple Crown. Mereka juga menyabet gelar tim independen terbaik, pembalap independen terbaik, bahkan rookie of the year.
Di lain sisi, Yamaha hanya bisa mengandalkan Quartararo ketika empat rider lainnya susah payah di papan bawah. El Diablo meraih 8 podium dan 3 kemenangan, tapi performanya sangat angin-anginan akibat YZR-M1 yang tak selalu kompetitif di berbagai kondisi. Yamaha bahkan makin jeblok ketika trek diguyur hujan.
Ducati Bikin Semua Pabrikan Jepang Kesulitan

Quartararo, seperti para pendahulunya, yakni Rossi, Jorge Lorenzo, dan Maverick Vinales, mengeluhkan lemahnya top speed M1 dibanding Ducati. Mereka semua menuntut penambahan tenaga mesin akibat terus tertinggal di trek lurus. Namun, sampai sekarang tak dituruti oleh Yamaha. Rossi pun sangat heran.
"Yamaha selalu fokus menyeimbangkan (performa) motor, bisa dibilang membelok dengan mudah. Namun, kini margin dari Ducati sangatlah penting. Saya harus akui dalam beberapa tahun terakhir Ducati membuat semua orang kesulitan. Semua pabrikan Jepang dalam kesulitan besar," ujarnya via Crash.net, Minggu (18/12/2022).
Uniknya, terpuruknya Yamaha juga seolah jadi tren di antara pabrikan Jepang lain, yakni Honda dan Suzuki. Sebagai buktinya, pada 2022, para pabrikan Eropa (Ducati, KTM, dan Aprilia) sukses meraih total 15 kemenangan. Pabrikan Jepang, hanya meraih 5, yakni 3 lewat Yamaha (Quartararo) dan 2 lewat Suzuki (Alex Rins).
Sebut Ducati Punya Cara Kerja Agresif

Melihat situasi ini, Rossi yakin para pabrikan Jepang harus mulai mengambil langkah signifikan. "Ducati punya cara kerja yang agresif, punya banyak motor di lintasan dan data dari semua ridernya. Jadi, mereka mengalami kemajuan dan para pabrikan Jepang harus memutuskan (langkah berikutnya). Pasalnya, permainan sudah berubah," tuturnya.
"Para pabrikan Jepang butuh lebih banyak uang, lebih banyak orang. Apakah mereka akan merasakannya? Mereka harus paham bahwa, untuk menang, mereka harus berbuat lebih. Ducati telah memetik manfaat dari kerja keras Gigi Dall'Igna dan kini saya rasa mereka adalah motor terbaik," lanjut The Doctor.
Hal ini bisa jadi penyebab Rossi belum mau memindahkan tim balapnya, Mooney VR46 Racing Team, dari Ducati ke Yamaha. "Pindah ke Yamaha sangat masuk akal. Namun, kami membentuk tim demi bertarung di depan, jadi kami menginginkan motor yang melaju lebih cepat," ujarnya via La Gazzetta dello Sport pada November lalu.
Berikut fakta head-to-head jumlah kemenangan pabrikan Jepang vs Eropa dalam 10 tahun terakhir.
Head-to-Head Kemenangan Pabrikan Jepang vs Eropa di MotoGP

2013 - Jepang vs Eropa: 18-0
2014 - Jepang vs Eropa: 18-0
2015 - Jepang vs Eropa: 18-0
2016 - Jepang vs Eropa: 16-2
2017 - Jepang vs Eropa: 12-6
2018 - Jepang vs Eropa: 11-7
2019 - Jepang vs Eropa: 16-3
2020 - Jepang vs Eropa: 9-5
2021 - Jepang vs Eropa: 9-9
2022 - Jepang vs Eropa: 5-15
Sumber: Crashnet
Baca juga:
- 3 Pemenang MotoGP dengan 3 Motor Berbeda, Maverick Vinales-Jack Miller Bisa Menyusul
- Marc Marquez: Perselisihan dengan Valentino Rossi Bagai Perceraian, Nggak Bakal Rujuk
- Pede Dituruti Ducati, Pecco Bagnaia Minta Balapan di Suzuka 8 Hours
- Karena Mungil: Dani Pedrosa Beber Penyebab Utama Kegagalan Juarai MotoGP
- Dani Pedrosa 'Damai' Tak Pernah Juarai MotoGP: Saya Sudah Kerahkan yang Terbaik
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Valentino Rossi Sebut Yamaha Harus Berubah Jika Mau Kejar Ducati
Otomotif 18 Desember 2022, 18:30
-
Marc Marquez: Perselisihan dengan Valentino Rossi Bagai Perceraian, Nggak Bakal Rujuk
Otomotif 16 Desember 2022, 15:27
-
Kini Akur Terus, Jorge Lorenzo Ingin Balapan Mobil Lawan Valentino Rossi
Otomotif 13 Desember 2022, 16:13
-
Tim Valentino Rossi Bantah ke Yamaha di MotoGP 2024, Teguh Hormati Kontrak Ducati
Otomotif 7 Desember 2022, 14:01
-
Makin Berkurang: Anggota VR46 Riders Academy Tinggal 6 Pembalap, Siapa Saja?
Otomotif 5 Desember 2022, 13:04
LATEST UPDATE
-
Evaluasi Timnas Indonesia U-22 jelang SEA Games 2025: Progres Terlihat, PR Masih Ada
Tim Nasional 19 November 2025, 04:25
-
Imbang 2-2 Lawan Mali, Ini 3 Pemain Timnas Indonesia U-22 yang Layak Dapat Apresiasi
Tim Nasional 19 November 2025, 04:00
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55



















KOMENTAR