
Bola.net - Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, mengaku sedang pusing tujuh keliling memikirkan cara agar seluruh anggota kru non-Eropa Monster Energy Yamaha bisa hadir dan bekerja dengan tenang dalam 13 balapan MotoGP 2020, yang lebih fokus di lima negara Eropa.
Mengingat balapan digelar dengan penekanan jumlah kru, setiap tim pabrikan MotoGP, termasuk Monster Energy Yamaha, hanya boleh membawa 45 dari 55-60 kru ke sirkuit. Sayangnya, 10 dari 45 orang yang harus dibawa Yamaha bertempat tinggal di Jepang, Australia, dan Selandia Baru.
Jepang dan Australia masih tak memperbolehkan warga negaranya untuk pergi ke luar negeri, dan ini membuat Jarvis pusing. "Kekhawatiran terbesar kami adalah kebebasan bepergian orang-orang Jepang. Bagi tim kami, ini juga terjadi pada orang Australia," ujarnya via Speedweek, Sabtu (13/6/2020).
"Saat ini, mereka tak bisa pergi ke Eropa bahkan dengan hasil negatif tes Covid-19. Di Australia, ada sistem yang menyediakan perkecualian untuk komitmen profesional yang penting. Kini sudah punya kalender balap terbaru, dan kami mulai bisa memberi alasan yang jelas mengapa kami butuh kru kami di lintasan," lanjut Jarvis.
Masalah Satu Belum Selesai, Ada Masalah Lain
Pria asal Inggris ini pun menyatakan Yamaha akan coba membereskan urusan krunya yang berasal dari Australia lebih dulu. Setelah ada titik terang dari pemerintah setempat, pabrikan Garpu Tala akan coba mencari izin dari pemerintahan Jepang untuk membawa kru dari markas mereka ke balapan-balapan di Eropa.
"Kami akan mulai lebih dulu dengan orang-orang Australia. Setelahnya kami harus cari tahu apa Jepang akan memberi izin serupa, mencari tahu apa larangan bepergian akan dicabut, setidaknya untuk situasi tertentu. Jika ada izin dari pemerintah, maka Yamaha akan mengirimkan insinyur-insinyurnya ke Eropa," ujar Jarvis.
Meski begitu, ada masalah lainnya. Andaipun pemerintah Jepang mengizinkan para insinyur Yamaha pergi ke Eropa, mereka akan sulit pulang. "Kru Jepang tak bisa kembali ke Jepang di sela rehat balapan karena regulasi karantina di Jepang masih diberlakukan," tutur Jarvis.
"Dengan begitu, kru Jepang harus tinggal di Eropa begitu lama. Padahal Perjanjian Schengen menyatakan bahwa orang asing hanya boleh tinggal di area Schengen selama 90 hari. Ini bakal jadi masalah bagi orang Asia, Australia, Selandia Baru, dan lainnya," lanjutnya.
Jangan Sampai Pabrikan Eropa Dapat Untung
Permasalahan yang dihadapi Yamaha ini sudah pasti kurang lebih juga dihadapi dua pabrikan Jepang lainnya, Honda dan Suzuki. Jarvis pun berharap ada bantuan baik dari pemerintah terkait maupun Dorna Sports untuk mengatasi masalah ini demi kebaikan kejuaraan.
Jika tak ada solusi nyata dalam sebulan, maka ketidakhadiran kru non-Eropa pabrikan-pabrikan Jepang dipastikan bakal menjadi keuntungan bagi pabrikan-pabrikan Eropa seperti Ducati (Italia), KTM (Austria), dan Aprilia (Italia).
"Kami sudah tegaskan hanya akan bisa ikut balapan jika solusi ditemukan. Insinyur-insinyur Jepang kami wajib hadir. Jika tidak, maka bakal sulit menjalani balapan. Honda dan Suzuki juga terdampak oleh situasi ini. Hal ini akan membuat pabrikan-pabrikan Eropa dapat keuntungan yang tak adil. Jadi sangat penting bahwa masalah ini harus teratasi," pungkas Jarvis.
Video: Gaya Rambut Valentino Rossi dari Masa ke Masa
Baca Juga:
- 'Jika Valentino Rossi Sukses Bareng Petronas, Semua Bakal Senang'
- Jack Miller: Hasil Baik di MotoGP Bukti Saya Bukan Lelucon
- Jack Miller Tuding Honda Selalu Setengah Hati Beri Dukungan
- Jack Miller Rela Digaji Rendah demi Bela Ducati Team
- 'Pendepakan Alex Marquez Bakal Bikin Marc Marquez Akhiri Kontrak Lebih Awal'
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Yamaha Tak Mau MotoGP Buru-Buru Hadirkan Fans di Paddock
Otomotif 16 Juni 2020, 14:15
-
Yamaha Sebut Susunan Jadwal Baru MotoGP 2020 Logis bagi Tim
Otomotif 16 Juni 2020, 14:05
-
Yamaha Cemas Kru Non-Eropa Tak Bisa Hadiri Balapan MotoGP
Otomotif 16 Juni 2020, 13:03
-
'Jika Valentino Rossi Sukses Bareng Petronas, Semua Bakal Senang'
Otomotif 16 Juni 2020, 12:20
-
Fabio Quartararo: Semua Rider Tiru Program Latihan Marc Marquez
Otomotif 16 Juni 2020, 09:25
LATEST UPDATE
-
Kabar Baik untuk Interisti! Hasil Tes Denzel Dumfries Jelang Derby Milan Diumumkan
Liga Italia 18 November 2025, 08:37
-
Solusi Panik? AC Milan Pertimbangkan Pulangkan Thiago Silva di Usia 41 Tahun!
Liga Italia 18 November 2025, 08:15
-
Lingkaran Setan Timnas Italia: Mengapa Azzurri Gagal di Kualifikasi Piala Dunia (Lagi)?
Piala Dunia 18 November 2025, 08:05
-
Sah! Erick Thohir Kini Kuasai 100% Saham Oxford United
Liga Inggris 18 November 2025, 07:38
-
Prediksi Spanyol vs Turki 19 November 2025
Piala Dunia 18 November 2025, 06:45
-
Prediksi Brasil vs Tunisia 19 November 2025
Amerika Latin 18 November 2025, 06:30
-
BRI Super League: Persib Bandung Kehilangan Adam Alis karena Cedera Kaki
Bola Indonesia 18 November 2025, 04:37
-
Derby della Madonnina: Mentalitas dan Kualitas Modric, Faktor Pembeda bagi AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 00:02
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR