Gonzalo Garcia, Wonderkid Real Madrid yang Rendah Hati: Sebuah Kehormatan Dibandingkan dengan Joselu

Gonzalo Garcia, Wonderkid Real Madrid yang Rendah Hati: Sebuah Kehormatan Dibandingkan dengan Joselu
Penyerang Real Madrid, Gonzalo Garcia merayakan golnya ke gawang Al Hilal di Piala Dunia Antarklub 2025. (c) AP Photo/Rebecca Blackwell

Bola.net - Real Madrid seolah tidak pernah kehabisan talenta dari akademi mereka, La Fabrica. Kini, sorotan tertuju pada penyerang muda bernama Gonzalo Garcia yang mulai menunjukkan sinarnya.

Pemain muda ini mendapatkan kesempatan untuk berbicara di hadapan media menjelang laga penting Real Madrid di Piala Dunia Antarklub 2025 melawan RB Salzburg. Dalam kesempatan tersebut, Garcia memberikan jawaban-jawaban yang matang dan penuh kerendahan hati.

Ia mengungkapkan kekagumannya pada sosok senior yang menjadi panutannya di klub. Selain itu, ia juga memberikan pandangan menarik tentang kesamaan mendasar antara dua pelatih hebat yang menanganinya.

Tak hanya soal sepak bola, Garcia juga menunjukkan visi jangka panjangnya. Ia berbicara tentang bagaimana ia berusaha menyeimbangkan kariernya yang sedang menanjak dengan dunia pendidikan.

1 dari 3 halaman

Sebuah Kehormatan Dibandingkan dengan Joselu

Selebrasi Joselu bersama trofi juara Euro 2024. (c) AP Photo/Matthias Schrader

Selebrasi Joselu bersama trofi juara Euro 2024. (c) AP Photo/Matthias Schrader

Salah satu topik utama yang dibahas adalah perbandingan antara dirinya dengan striker senior, Joselu. Dengan rendah hati, Gonzalo Garcia mengaku merasa sangat terhormat dengan perbandingan tersebut dan menjadikannya sebuah motivasi.

Ia bahkan mengaku sempat berbicara langsung dengan Joselu dan menganggapnya sebagai panutan, baik di tim Castilla maupun di tim utama. Penampilan apiknya baru-baru ini bahkan mendapat pengakuan langsung dari legenda klub, Raul Gonzalez, yang mengiriminya pesan selamat.

"Dia (Joselu) adalah pemain hebat di klub ini dan menjadi panutan bagi saya. Suatu hari saya berbicara dengannya dan mengatakan bahwa semua pembicaraan yang membandingkan saya dengannya adalah sebuah kehormatan bagi saya dan sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan," kata Gonzalo Garcia.

"Dia (Joselu) adalah panutan dan seorang striker yang telah tampil sangat baik di sini di Castilla dan di tim utama. Saya berharap bisa menjadi seperti dia," tambahnya.

2 dari 3 halaman

DNA Madridista di Bawah Alonso dan Ancelotti

Pelatih Real Madrid, Xabi Alonso berbicara dengan para pemain Los Blancos pada laga Piala Dunia Antarklub 2025 melawan Al Hilal. (c) AP Photo/Rebecca Blackwell

Pelatih Real Madrid, Xabi Alonso berbicara dengan para pemain Los Blancos pada laga Piala Dunia Antarklub 2025 melawan Al Hilal. (c) AP Photo/Rebecca Blackwell

Ketika ditanya mengenai perbedaan antara pelatihnya, Xabi Alonso, dengan manajer tim utama, Carlo Ancelotti, Garcia memberikan jawaban yang cerdas. Ia melihat keduanya sebagai pelatih yang sama sekali berbeda dari segi gaya permainan dan cara pandang sepak bola.

Namun, di balik perbedaan gaya tersebut, ia merasakan adanya satu kesamaan fundamental di antara keduanya. Kesamaan itu adalah identitas mereka sebagai 'Madridista' sejati yang memahami nilai-nilai dan hasrat untuk berjuang demi lambang Real Madrid.

"Setiap pelatih punya gayanya sendiri dan cara pandang terhadap sepak bola, mereka adalah pelatih yang sama sekali berbeda," ujarnya.

"Tetapi pada akhirnya, cara kerja mereka praktis sama karena mereka berdua adalah Madridista yang merasakan lambang ini dan tahu apa artinya berada di klub ini. Cara mereka menularkan Madridismo dan hasrat untuk berjuang demi lambang ini praktis sama," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Prioritas Utama dan Rencana Masa Depan

Mengenai rencana masa depannya di klub, Garcia menegaskan bahwa ia sama sekali belum memikirkannya. Saat ini, seluruh fokusnya hanya tertuju pada turnamen Piala Dunia Antarklub yang sedang ia jalani bersama tim.

Di sisi lain, ia juga berbicara tentang pentingnya pendidikan sebagai rencana cadangan untuk masa depan. Meskipun sepak bola adalah prioritas utamanya, ia tetap merasa perlu menyeimbangkan keduanya karena ia juga menikmati proses belajar.

"Sejujurnya... saya sama sekali belum memikirkannya. Saya fokus pada Piala Dunia Antarklub, itulah yang harus saya mainkan, dan apa pun yang terjadi biarlah terjadi. Saat ini, saya fokus pada hal yang paling penting," tegasnya.

"Saya pikir semuanya bisa berjalan bersamaan. Memang benar saya tidak bisa mengikuti ritme mahasiswa lain... saya menjalaninya sedikit lebih santai dan itu bukan prioritas karena sepak bola adalah prioritas saya. Namun, bagus untuk memiliki semacam alternatif untuk masa depan dan karena saya juga suka belajar," tutupnya.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL