Blatter sebelumnya sudah resmi terpilih sebagai Presiden FIFA untuk kelima kalinya secara berturut-turut dalam kongres yang dilaksanakan pekan lalu di Zurich, Swiss. Namun pemilihan itu menuai protes keras, terutama dari badan sepakbola Eropa, UEFA. Sebab, Blatter dituding sebagai biang kerok dari terjadinya kasus korupsi, pencucian uang maupun suap di organisasi yang dipimpinnya.
Berikut adalah pernyataan lengkap pengunduran diri Blatter:
"Saya telah berpikir dengan sangat dalam tentang masa jabatan saya sebagai Presiden dan sekitar 40 tahun hidup saya terikat oleh FIFA dan sepakbola. Saya mencintai FIFA lebih dari apa pun dan saya hanya ingin yang terbaik bagi FIFA dan bagi olahraga sepakbola. Saya merasa perlu untuk mengikuti pemilihan ulang karena saya percaya bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi organisasi ini. Pemilihan itu telah selesai namun tantangan bagi FIFA belum. FIFA membutuhkan sebuah perbaikan besar-besaran.
Walau saya telah mendapat mandat dari anggota FIFA, saya tak merasa bahwa saya mendapat mandat dari seluruh dunia sepakbola - dari para pemain, para fans, klub-klub, orang-orang yang hidup, bernafas dan mencintai sepakbola sama seperti kami semua di FIFA. Oleh karena itulah, saya memutuskan untuk meletakkan mandat saya di kongres pemilihan luar biasa. Saya akan terus menjalankan fungsi saya sebagai Presiden FIFA hingga pemilihan tersebut.
Kongres FIFA berikutnya akan digelar pada 13 Mei 2016 di Meksiko. Hal ini akan menciptakan penundaan tak diperlukan dan saya mendorong Komite Eksekutif untuk menggelar Kongres Luar Biasa secepat mungkin untuk memilih penerus saya. Hal ini perlu dilakukan dengan tetap berpegangan pada statuta FIFA dan kami harus memberi cukup waktu bagi para kandidat terbaik untuk maju dan berkampanye.
Karena saya tak akan menjadi kandidat, dan saya sekarang terbebas dari ikatan pemilihan, saya akan fokus ke reformasi fundamental dan mendalam yang telah kami lakukan sebelumnya. Selama bertahun-tahun, kami bekerja keras untuk menerapkan reformasi administratif, tapi jelas bagi saya bahwa meskipun hal ini harus terus berjalan, usaha tersebut belumlah cukup.
Komite Eksekutif beranggotakan konfederasi-konfederasi di mana kami tak punya kontrol atas mereka, namun tindakan mereka merupakan tanggung jawab FIFA. Kami perlu perubahan struktural yang mendalam.
Jumlah Komite Eksekutif FIFA perlu dikurangi dan para anggotanya harus dipilih melalui Kongres FIFA. Pemeriksaan integritas bagi semua anggota Komite Eksekutif harus dilakukan secara sentral melalui FIFA dan bukan melalui konfederasi-konfederasi. Kami perlu batasan masa jabatan, tidak hanya bagi Presiden tapi juga untuk semua anggota Komite Eksekutif.
Saya telah berjuang untuk melakukan perubahan-perubahan ini dan, seperti yang sudah diketahui semua pihak, usaha-usaha saya (sering) dihalangi. Kali ini, saya akan sukses.
Saya tak bisa melakukan hal ini sendirian. Saya telah meminta Domenico Scala untuk memperkenalkan dan mengimplementasi tindakan-tindakan ini dan juga hal-hal lainnya. Tuan Scala adalah Ketua independen dari Komite Audit dan Pematuhan kami yang dipilih oleh Kongres FIFA. Ia juga merupakan ketua Komite Pemilihan ad hoc, sehingga ia akan mengawasi pemilihan penerus saya. Tuan Scala dipercaya banyak konstituen di dalam dan luar FIFA dan ia punya segala pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan untuk melakukan reformasi besar ini.
Rasa kepedulian saya yang sangat besar kepada FIFA dan semua kepentingannya lah yang membuat saya mengambil keputusan ini. Saya ingin berterima kasih kepada semua yang telah mendukung saya dengan cara yang konstruktif dan loyal sebagai Presiden FIFA dan semua yang telah berbuat banyak pada olahraga yang kita cintai ini. Hal yang paling penting bagi saya adalah ketika semua ini berakhir, sepakbola yang keluar sebagai pemenang." (FIFA/dim)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Menpora Ungkap Alasan Tetap Ragukan Sanksi dan Surat FIFA
Bola Indonesia 3 Juni 2015, 19:42
-
Menpora Ungkap Dua Kelemahan FIFA
Bola Indonesia 3 Juni 2015, 18:22
-
Menpora: Statuta FIFA Bukan Panduan Sempurna
Bola Indonesia 3 Juni 2015, 18:14
-
Nasri: Semua Orang Tahu FIFA Korup
Liga Inggris 3 Juni 2015, 15:41
-
Lain Lain 3 Juni 2015, 15:35

LATEST UPDATE
-
Evaluasi Timnas Indonesia U-22 jelang SEA Games 2025: Progres Terlihat, PR Masih Ada
Tim Nasional 19 November 2025, 04:25
-
Imbang 2-2 Lawan Mali, Ini 3 Pemain Timnas Indonesia U-22 yang Layak Dapat Apresiasi
Tim Nasional 19 November 2025, 04:00
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55




















KOMENTAR