Piala Dunia Antarklub 2025: Risiko Turnamen Hambar, Banyak Klub Top Absen

Piala Dunia Antarklub 2025: Risiko Turnamen Hambar, Banyak Klub Top Absen
Persiapan lapangan di Hard Rock Stadium menjelang laga pembuka Club World Cup 2025, Miami Gardens, Florida (c) AP Photo/Lynne Sladky

Bola.net - Gianni Infantino mungkin merasa sedang menyambut hari besar. Gagasan besarnya untuk mengubah Piala Dunia Antarklub akhirnya terwujud. Ia pertama kali menggulirkan rencana ini pada tahun 2016. Itu tak lama setelah ia menggantikan Sepp Blatter.

Tujuannya adalah menghapus format lama yang "tidak inspiratif". Ia ingin menggantinya dengan kompetisi akbar berisi 32 klub terbaik dunia. Namun, saat turnamen ini benar-benar dimulai di Amerika Serikat, keraguan langsung bermunculan.

Banyak klub elite absen, dan kriteria kelolosannya menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.

1 dari 4 halaman

Banyak Klub Besar Absen, Kualitas Turnamen Dipertanyakan

Pekerja memasang logo sponsor dan papan nama di Hard Rock Stadium menjelang laga pembuka turnamen sepak bola Club World Cup, Miami Gardens, Florida (c) AP Photo/Rebecca Blackwell

Pekerja memasang logo sponsor dan papan nama di Hard Rock Stadium menjelang laga pembuka turnamen sepak bola Club World Cup, Miami Gardens, Florida (c) AP Photo/Rebecca Blackwell

Dari 32 klub yang tampil, hanya delapan yang merupakan juara liga domestik saat ini. Tim-tim seperti juara liga Inggris, Italia, Spanyol, hingga Argentina bahkan tidak ikut serta. Beberapa juara kontinental pun tidak diundang.

Paris Saint-Germain (PSG), Botafogo, dan Auckland City memang hadir. Namun, juara terbaru dari Afrika, Asia, dan Amerika Utara seperti Pyramids, Al Ahly, dan Cruz Azul justru absen.

Format yang digunakan FIFA mengacu pada juara dari periode 2021 hingga 2024. Akan tetapi, dalam sepak bola, performa bisa berubah drastis hanya dalam satu musim, apalagi empat tahun.

2 dari 4 halaman

Contoh Kasus: Urawa dan Chelsea

Urawa Red Diamonds menjadi sorotan karena lolos sebagai juara Liga Champions Asia 2022. Namun, saat itu mereka mendapat jalur mudah dan belum menorehkan prestasi berarti sejak saat itu. Mereka terakhir kali menjuarai liga Jepang pada tahun 2006.

Bahkan, mereka hanya finis di peringkat ke-13 pada musim terbaru. Sulit menyebut mereka sebagai salah satu klub terbaik Asia saat ini.

Chelsea juga lolos berkat trofi Liga Champions Eropa 202. Namun, sejak itu performa mereka menurun tajam. Mereka tidak tampil di kompetisi tersebut dalam dua musim terakhir.

3 dari 4 halaman

Sistem Poin Lima Tahun: Solusi Setengah Matang?

Pemandangan udara Hard Rock Stadium menjelang laga pembuka turnamen Club World Cup di Miami Gardens, Florida, 12 Juni 2025 (c) AP Photo/Rebecca Blackwell

Pemandangan udara Hard Rock Stadium menjelang laga pembuka turnamen Club World Cup di Miami Gardens, Florida, 12 Juni 2025 (c) AP Photo/Rebecca Blackwell

Sebagian klub lolos berkat sistem peringkat akumulatif dari lima musim terakhir. Namun, ini justru membuka celah baru.

Terlalu banyak klub yang tampil berdasarkan kejayaan masa lalu. Juventus, misalnya, meraih gelar Serie A kesembilan pada tahun 2021.

Namun, performa mereka terus menurun sejak saat itu. Red Bull Salzburg juga tidak dominan lagi di Austria seperti dulu. Seattle Sounders terakhir kali menjuarai MLS pada tahun 2019.

Sementara itu, Borussia Dortmund dan Inter Miami bahkan tidak punya gelar sama sekali dalam periode kualifikasi.

4 dari 4 halaman

Turnamen Diwarnai Ketidakstabilan Klub Peserta

Separuh dari total klub peserta mengalami pergantian pelatih pada tahun 2025. Enam di antaranya akan memulai pertandingan pertama di turnamen ini sebagai debut kompetitif sang pelatih.

Beberapa nama besar yang mengalami transisi adalah Real Madrid, Inter Milan, Al Hilal, Al Ahly, Pachuca, dan Monterrey.

Bahkan Auckland City kehilangan pelatih karena alasan pribadi. Dengan kondisi seperti ini, sulit membayangkan laga berkualitas tinggi akan tercipta. Banyak klub sedang dalam fase transisi atau bahkan kekacauan.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL