
Bola.net - Timnas Spanyol dihadapkan pada sebuah ujian sulit di Mestalla, Senin, 24 Maret 2025. Setelah bermain imbang 2-2 di leg pertama melawan Belanda, mereka harus tampil sempurna di kandang. Kemenangan menjadi harga mati demi tiket semifinal UEFA Nations League 2024/2025.
Dominasi di Rotterdam tak cukup mengantar Spanyol meraih kemenangan. Penguasaan bola lebih baik dan jumlah peluang lebih banyak tak bisa dikonversi menjadi keunggulan. Kini, La Roja harus belajar dari kesalahan untuk menundukkan Oranye.
Mestalla akan menjadi saksi ketangguhan Spanyol. Catatan impresif mereka di kandang harus dipertahankan. Namun, tanpa eksekusi yang lebih tajam, dominasi bisa kembali menjadi sia-sia.
Memanfaatkan Keunggulan Penguasaan Bola
Spanyol selalu dikenal sebagai tim dengan gaya bermain berbasis penguasaan bola. Dominasi 60% di leg pertama membuktikan bahwa mereka mampu mendikte permainan. Namun, itu tak cukup tanpa efektivitas dalam penyelesaian akhir.
Luis de la Fuente perlu memastikan bahwa penguasaan bola di Mestalla bukan sekadar statistik. Spanyol harus mampu menciptakan peluang berbahaya dan mengonversinya menjadi gol lebih cepat.
Di leg pertama, mereka unggul dulu tetapi kehilangan momentum. Kedisiplinan dalam mempertahankan keunggulan sangat krusial agar Belanda tak kembali mencuri kesempatan.
Meredam Winger Belanda
Belanda memiliki senjata utama dalam kecepatan para pemain sayapnya. Jeremie Frimpong dan Cody Gakpo menjadi ancaman nyata di sisi lapangan. Gol kedua Belanda di leg pertama pun lahir dari pergerakan cepat mereka.
Spanyol harus lebih disiplin dalam bertahan. Bek sayap mereka tak boleh terlalu maju tanpa perlindungan yang cukup. Jika Frimpong dan Gakpo dibiarkan leluasa, Spanyol bisa kembali kecolongan.
Koordinasi antara lini tengah dan lini belakang menjadi kunci. Jika pressing terlalu tinggi tanpa keseimbangan, serangan balik Belanda bisa menjadi mimpi buruk.
Memaksimalkan Konversi Peluang
Nico Williams dan Pedri menunjukkan sinergi yang baik di leg pertama. Kombinasi mereka menghasilkan gol cepat yang sempat memberi keunggulan bagi Spanyol. Namun, lini depan harus lebih klinis di laga penentuan ini.
Mikel Merino bisa kembali menjadi faktor pembeda. Golnya di menit akhir di Rotterdam membuktikan pentingnya pemain yang bisa datang dari lini kedua. Pemanfaatan bola mati juga bisa menjadi senjata tambahan.
Selain itu, efektivitas ujung tombak di depan gawang akan sangat menentukan. Spanyol membutuhkan seorang finisher yang bisa mengubah peluang menjadi gol tanpa banyak sentuhan.
Menjaga Fokus hingga Peluit Akhir
Belanda menunjukkan ketangguhannya di leg pertama. Meski bermain dengan 10 orang sejak menit ke-81, mereka hampir menang. Hal ini menunjukkan bahwa mereka memiliki daya juang tinggi.
Spanyol tak boleh lengah, bahkan jika sudah unggul. Fokus harus dijaga sepanjang 90 menit, terutama di menit-menit akhir. Belanda bisa mencuri gol kapan saja jika diberi celah sekecil apa pun.
Kesabaran dan kedisiplinan menjadi faktor utama. Jika Spanyol bisa menjaga mentalitas hingga akhir laga, peluang mereka untuk melaju ke semifinal akan semakin besar.
Pembuktian di Mestalla
Spanyol punya semua modal untuk menyingkirkan Belanda. Penguasaan bola yang lebih baik, catatan kandang impresif, dan kedalaman skuad yang mumpuni menjadi keunggulan utama mereka.
Namun, semua itu akan sia-sia tanpa eksekusi yang lebih tajam. Jika ingin melaju ke semifinal, La Roja harus mengasah pedangnya dan memastikan setiap peluang berbuah gol.
Mestalla harus menjadi arena di mana mereka menunjukkan kualitas sejati mereka.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Matador Butuh Pedang yang Lebih Tajam untuk Jinakkan Oranye
Piala Eropa 23 Maret 2025, 11:32
-
Prediksi Spanyol vs Belanda 24 Maret 2025
Piala Eropa 23 Maret 2025, 08:11
-
Man of the Match Belanda vs Spanyol: Jeremie Frimpong
Piala Eropa 21 Maret 2025, 05:55
-
Hasil Belanda vs Spanyol: Skor 2-2
Piala Eropa 21 Maret 2025, 05:03
LATEST UPDATE
-
Diskon Tiket Pesawat untuk Natal dan Tahun Baru, Penerbangan Dimulai 22 Desember 2025
News 17 November 2025, 14:35
-
Nestapa Pecco Bagnaia, Akui 2025 Musim Terburuknya di MotoGP: Tapi Saya Nggak Boleh Marah!
Otomotif 17 November 2025, 14:31
-
Italia Dibantai Norwegia di San Siro, Ini Pengakuan Pahit Locatelli
Piala Dunia 17 November 2025, 13:23
-
Gacor di Timnas Inggris, Harry Kane Lampaui Rekor Gol Pele
Piala Dunia 17 November 2025, 12:26
-
Apakah Portugal Lebih Baik Tanpa Cristiano Ronaldo? Ini Jawaban Roberto Martinez
Piala Dunia 17 November 2025, 12:12
-
Jadwal Live Streaming Formula 1 Las Vegas 2025 di Vidio, 21-23 November 2025
Otomotif 17 November 2025, 11:47
-
Link Live Streaming Formula 1 2025, Jangan Lupa Dukung Pembalap Jagoanmu!
Otomotif 17 November 2025, 11:47
-
Otomotif 17 November 2025, 11:47

-
Akhirnya! Lisandro Martinez Bakal Comeback di MU Pekan Ini?
Liga Inggris 17 November 2025, 11:44
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR