
Bola.net - Kabar duka datang dari Premier League di mana salah satu mantan pemainnya yakni Papa Bouba Diop, yang juga legenda sepak bola Senegal, telah meninggal dunia pada hari Minggu (29/11/2020).
Diop adalah nama besar di dunia sepak bola Senegal. Pria yang mulai membela negeranya di level internasional sejak tahun 2001 itu pernah membawa The Lions of Teranga berlaga di Piala Dunia 2002.
Ia merupakan pencetak gol pertama di ajang Piala Dunia yang digelar di Koreal Selatan dan Jepang itu. Gol itu membawa Prancis kalah 1-0. Senegal kemudian dibawanya melenggang hingga ke babak perempat final.
FIFA mengkonfirmasi meninggalnya Diop. "FIFA sedih mengetahui meninggalnya legenda Senegal Papa Bouba Diop. Pernah menjadi pahlawan Piala Dunia, selalu menjadi pahlawan Piala Dunia."
Pernyataan Fulham
Papa Bouba Diop juga pernah berkarir di Premier League. Ia memulai karirnya bersama Fulham pada tahun 2004 silam.
Ia bertahan di klub London tersebut hingga tahun 2007 dan kemudian gabung Portsmouth. Ia juga pernah memperkuat dua klub Inggris lainnya yakni West Ham dan Birmingham City sebelum gantung sepatu pada tahun 2013 silam.
Fulham pun ikut menyatakan rasa bela sungkawanya. Mereka mengungkapkannya melalui cuitannya di akun resmi Twitter klub.
We are devastated to hear news reports this evening that Papa Bouba Diop has passed away, aged 42.
— Fulham Football Club (@FulhamFC) November 29, 2020
Rest well, Wardrobe 🖤 pic.twitter.com/rvU53Vqkmn
"Kami sangat terpukul mendengar laporan berita malam ini bahwa Papa Bouba Diop telah meninggal dunia pada usia 42 tahun."
"Istirahatlah dengan baik, Wardrobe."
Ucapan bela sungkawa juga terlontar dari klub West Ham. "Semua orang di West Ham United sedih mengetahui meninggalnya Papa Bouba Diop di usia 42 tahun."
"Bagian dari skuad pemenang promosi 2011/12 kami, ia akan selalu menjadi bagian dari klub kami. Pikiran kami saat ini bersama keluarganya. Beristirahatlah dengan damai, Papa."
Diop, Lawan yang Disegani Scholes
Papa Bouba Diop memiliki postur tubuh tinggi besar. Tingginya mencapai 1.95 cm.
Ia tentunya sangat kuat dan begitu dominan dalam duel udara. Diop pun sering dibanding-bandingkan dengan legenda Arsenal, Patrick Vieira.
Melawannya di lini tengah jelas sebuah perkara yang sulit. Hal ini pun diakui oleh legenda Manchester United, Paul Scholes.
"Ketika saya bermain sebagai gelandang tengah, saya suka bermain dengan berpikir 'Saya hanya ingin memiliki banyak waktu di dunia ini, tidak ada orang di sekitar saya, menemukan sedikit ruang dan mengoper bola. Kemudian Anda bermain melawan orang-orang seperti Anda (Robbie Savage), pemain yang sangat menganggu, mencoba untuk menutup Anda dengan cepat. Saya tidak ingin itu, saya hanya ingin itu menyenangkan dan santai," ucapnya dalam sebuah wawancara dengan Robbie Savage di BBC pada Mei 2020 lalu.
"Cara saya bermain saya tidak benar-benar harus mengalahkan pemain lawan atau menjadi lebih kuat, lebih cepat daripada orang lain. Saya kira Patrick Vieira, Anda bermain melawannya, ia sangat jangkung, ia sangat besar. Anda pikir Anda mendapatkan bola dan menit berikutnya ia menendang ke atas kepala Anda. Ia juga seorang pemain yang pintar."
"Ada satu lagi yang tidak akan terpikirkan oleh orang-orang. Kami dulu bermain melawan Portsmouth. Apakah Anda ingat Papa Bouba Diop? Besar, masif."
"Mereka biasa memanggilnya The Wardrobe! Anda terlibat secara fisik dengannya dan Anda membuang-buang waktu. Saya selalu menganggapnya sebagai pemain yang canggung untuk dilawan. Ia bukan seorang Vieira, tentu saja tidak, tapi ia masih memiliki bakat," puji Scholes.
RIP, Papa Bouba Diop.
(Sky/Fulham/BBC/West Ham)
Jangan Lewatkan:
- Inter Milan Hajar Sassuolo 3-0, Malam Minggu Interisti Batal Kelabu
- Masterclass Riyad Mahrez!
- Liverpool Cuma Imbang Lawan Brighton, Fans Rival: Klub Lawak!
- Bom-bom dari Zaman Perang Dunia II Ditemukan di Pusat Latihan AS Roma
- Kisah Edan Gascoigne dan Maradona: Bertanding Sambil Sama-sama Teler
- Pengacara Diego Maradona Minta Kematian Kliennya Diselidiki, Ada Masalah Apa?
- Kisah Maradona yang Pernah Membangkang Perintah Napoli Demi Ikuti Laga Amal
- Mengenang Iglesia Maradoniana, Gereja Pemuja Diego Armando Maradona
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Jadi Pahlawan Kemenangan MU, Edinson Cavani Tetap Kena Marah Solskjaer
Liga Inggris 30 November 2020, 21:00
-
Manchester United Barter Eric Bailly dengan Pau Torres, Sepadan?
Liga Inggris 30 November 2020, 20:40
-
Cetak Dua Gol, Bukti Edinson Cavani Masih Belum Habis!
Liga Inggris 30 November 2020, 20:20
-
Comeback Lawan Southampton, Harry Maguire: Inilah Mentalitas Manchester United!
Liga Inggris 30 November 2020, 20:00
-
Nama: Manchester United, Hobi: Ogah Menyerah dan Comeback!
Liga Inggris 30 November 2020, 19:50
LATEST UPDATE
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
-
Tempat Menonton Timnas Indonesia U-23 vs Mali U-23 di Indosiar - Friendly Match
Tim Nasional 18 November 2025, 18:01
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55



















KOMENTAR