Ewald Lienen dan Kisah Pelanggaran Paling Brutal di Sepanjang Sejarah Bundesliga

Ewald Lienen dan Kisah Pelanggaran Paling Brutal di Sepanjang Sejarah Bundesliga
Ewald Lienen (c) Youtube/Bundesliga

Bola.net - 14 Agustus 1981. Tanggal ini menjadi tanggal yang tak akan pernah dilupakan oleh Ewald Lienen di sepanjang hidupnya.

Hari itu merupakan hari kedua digelarnya kompetisi Bundesliga musim 1981-82. Salah satu laga yang dipertandingan adalah laga Werder Bremen vs Arminia Bielefeld.

Patut diingat, di era tersebut, kompetisi sepak bola di penjuru dunia begitu kental dengan aroma pelanggaran yang keras. Bahkan, kadang ada pelanggaran-pelanggaran yang terbilang kotor dan brutal.

Saat itu para wasit masih bisa dibilang bersikap woles terhadap pelanggaran keras. Pelanggaran itu kadang dimaafkan dan hanya berbuah tendangan bebas. Hal itu jauh dari wasit masa kini yang sedikit saja bisa meniup peluit tanda adanya pelanggaran.

Laga awalnya berjalan dengan tenang dan lancar. Namun memasuki menit ke-20, petaka terjadi. Saat itu Arminia berusaha menyerang dan berusaha mendobrak melalui Lienen dari sayap kiri.

Saat ia berusaha mendekati area kotak penalti, bek Bremen Norbert Siegmann, langsung menghadangnya dan berusaha menghentikan pergerakannya. Tentu saja ia tak berusaha menghentikannya dengan sewajarnya.

Ia menerjang dengan kedua kaki terpasang di depan. Boom! Lienen pun terjatuh dan sempat terguling. Ia sempat mengerang kesakitan dan ketika melihat ke paha kanannya, ia makin histeris.

1 dari 5 halaman

25 Cm

Ternyata, ada luka robek menganga sekitar 25 cm di paha kanannya.

"Sungguh terkejut melihat kaki sendiri [luka] terbuka," kenang Lienen kala itu, seperti dilansir DW.com.

Begitu parahnya, tulang Lienin pun sampai terlihat. Ia memang kesakitan, namun ia tak bergulung-gulung bak pemain masa kini.

2 dari 5 halaman

Kejar Otto Rehagel

Ewald Lienen, dengan raut muka kesakitan, kemudian langsung bangkit. Ia berjalan terburu-buru ke pinggir lapangan dan menolak dihentikan oleh petugas medis.

Apa yang terjadi?

Lienen ternyata melabrak pelatih Wernder Bremen, Otto Rehhagel. Ia mengklaim cedera ini merupakan salah sang pelatih karena ia yang memotivasi Siegmann untuk mencederainya.

Setelah itu Lienen pun diangkut menggunakan tandu. Namun amarahnya masih meletup-letup. Ia sempat melontarkan isyarat ancaman pada Rehhagel dengan mengepalkan tinjunya ke arah pelatih asal Jerman tersebut.

Lienin akhirnya masuk ke rumah sakit. Ia mendapatkan 23 jahitan dan membutuhkan waktu 20 hari untuk menyembuhkan cederanya itu.

3 dari 5 halaman

Bawa Kasus ke Pengadilan

Setelah pulih dari cederanya, Ewald Lienen masih memendam amarah akibat cedera yang dialaminya itu. Maka ia pun membawa kasus ini ke meja hijau.

"Bagi saya, itu adalah tonggak sejarah dan pertanda bahwa kebrutalan yang ada pada saat itu dalam sepak bola perlu diakhiri," beber Lienen terkait alasannya membawa kasus itu ke pengadilan.

Ia menuntut Norbert Siegmann dan Otto Rehhagel. Ia menuding Rehhagel memang sengaja menginstruksikan para pemainnya untuk mencederai pemain lawan.

Akan tetapi tuntutan itu berujung zonk. Pihak pengadilan memiliki pandangan yang berbeda dengan Lienen.

4 dari 5 halaman

Ancaman Mati

Ewald Lienen kemudian bisa bermain lagi empat pekan kemudian. Namun pelanggaran tersebut berimbas dahsyat pada Norbert Siegmann dan Otto Rehagel.

Media mengangkat kasus pelanggaran itu secara besar-besaran. Alhasil pada akhirnya banyak fans yang merasa marah.

Saat Werder Bremen bermain di kandang Arminia Bielefeld, Rehagel terpaksa harus mengenakan rompi anti peluru. Sementara itu Siegmann, yang mendapat julukan 'The Ripper', bahkan sempat mendapat ancaman mati. Ia pun harus mendapatkan pengawalan khusus dari pihak kepolisian.

Akan tetapi pada akhirnya semua perlakukan menyeramkan pada Siegmann itu membuat Lienen sedih. Ia pun merasakan penyesalan.

"Norbert telah menjadi korban. Apa yang terjadi padanya dapat terjadi pada bek tengah saat itu, karena itulah cara sepa kbola dimainkan pada waktu itu."

5 dari 5 halaman

Rekonsiliasi

Usai terjadinya tekel brutal tersebut. Ewald Lienen dan Norbert Siegmann akhirnya saling bertemu, lebih dari tiga dekade kemudian.

Pertemuan berlangsung dengan lancar. Itu berdasarkan pengakuan Siegmann.

"Awalnya saya agak khawatir dan ingin membatalkan (pertemuan). Tapi saya akhirnya pergi ke sana. Dan itu luar biasa. Itu menyembuhkan," ungkapnya.

Lienen kemudian mengungkapkan bahwa Siegmann sebenarnya langsung meminta maaf pada dirinya. Meski ia melakukannya secara tidak langsung.

"Norbert Siegmann meminta maaf dalam sebuah surat yang bagus langsung setelah kejadian saat itu. Jelas bagi saya bahwa ia tidak bermaksud mencederai saya seperti ini. Setelah pelanggaran yang tak tertahankan itu, ia mengubah tindakannya terhadap orang lain," ungkap Lienen.

Simak video pelanggaran Norbert Siegmann terhadap Ewald Lienen itu di sini.

(DW/Scorum/Bundesliga)


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL