Bola.net - Bola.net - Bagi Anda yang mencintai sepakbola Indonesia sejak 2010, ketika Irfan Bachdim dan kawan-kawan mengharu biru pada ajang AFF Cup, pastilah sangat mengenal lagu Garuda di Dadaku. Lagu yang ditembangkan grup band Netral ini menjadi lagu wajib yang mengiringi aksi Skuat Garuda pada ajang tersebut.
Namun, tahukah Anda jika banyak lagu dari musisi Indonesia yang bertema sepakbola Indonesia. Bahkan, ada lagu bertema keperkasaan para pejuang lapangan hijau yang sempat membuat pemerintah Orde Baru kebakaran jenggot dan membuat grup band yang menyanyikan lagu tersebut harus bubar jalan.
Berikut beberapa lagu yang memotret sepakbola Indonesia pilihan redaksi .
Black Brothers - Persipura
"Orang telah tahu, semua pun tahu, di lapangan hijau kini telah muncul di ufuk timur, mutiara hitam.
Timo Kapisa, Johanes Auri dan kawan-kawannya.. bermain gemilang, menerjang lawan dan selalu menang"
Demikian penggalan lirik lagu Persipura yang dinyanyikan Black Brothers. Dalam lagu ini, muncul kata Mutiara Hitam, yang sampai saat ini digunakan sebagai julukan Persipura.
Sukses lagu ini, membuat nama Black Brothers makin berkibar. Apalagi, lagu-lagu Marthy Messet dan kawan-kawan banyak mengambil tema kebangkitan nasionalisme Papua. Walhasil, Orde Baru merasa terusik dan grup tersebut akhirnya terpaksa harus bubar jalan pada 90-an.
Iwan Fals - Mereka Ada di Jalan
Perkara sepakbola tak lepas dari pengamatan musisi sekaliber Iwan Fals. Pada lagu yang dirilis pada tahun 1992 ini, Virgiawan Listanto -nama asli Iwan Fals- menyindir pola pikir pro-pembangunan Orde Baru, yang menurutnya membuat anak-anak kecil -calon penerus legenda-legenda sepakbola Indonesia- kehilangan tempat bermain.
"Ramang kecil, Kadir kecil menggiring bola di jalanan. Ruli kecil, Ricky lika-liku jebolkan gawang
"Tiang gawang puing-puing. Sisa bangunan yang tergusur Tanah lapang hanya tinggal cerita. Yang nampak mata hanya para pembual
saja"
Padhyangan Project - Kop dan Headen
"Semenjak zamannya Maladi, hingga ke zaman Ronny Patinasarany. Mereka berjuang demi negeri Untuk satu nama PSSI.
"Namun kini zamannya tlah berganti Pemain seringnya malah berkelahi. Permainan sudah tidak fair lagi Hanya jadi ajang bela diri"
Dengan nada Close to Heaven dari Color Me Badd, tak sulit bagi lagu ini untuk langsung mengharu biru pecinta musik Indonesia pada tahun 1994. Dengan lirik kocak, Padhyangan Project menyentil kondisi sepakbola Indonesia, yang lebih banyak berantem ketimbang prestasinya.
Pada 2016 ini, 22 tahun setelah lagu tersebut pertama kali dikeluarkan, kondisi yang digambarkan pada lirik lagu tersebut masih saja terjadi. Entah apakah Padhyangan Project memiliki kemampuan meramal masa depan, ataukah para pelaku sepakbola kita yang memang bebal dan tak mau berbenah?
Padhyangan Project - Lagunya Lagu Bola
Gempita Piala Dunia 1998 di Perancis bergaung pula di Indonesia. Ironi terjadi karena sepakbola Indonesia waktu itu mati suri. Krisis moneter yang berlanjut pada krisis politik membuat Liga Indonesia harus dihentikan karena alasan keamanan. Di tengah kondisi seperti itu, Denny Chandra dan kawan-kawan dengan kocak menyindir kondisi sepakbola Indonesia.
Dengan memparodikan lirik Livin La Vida Loca dari Ricky Martin yang menjadi official theme song Piala Dunia 1998, Padhyangan Project berhasil memotret kondisi sosial politik Indonesia yang berimbas ke lapangan hijau.
"Kita Indonesia gak ikut ke sana, Jadi peserta piala dunia. Lebih menderita karena huru-hara. Liga Indonesia tidak berdaya
Tidak berdaya…
Rencananya Indonesia kan menuju pentas dunia. Bagaimana itu bisa? Liga saja tidak ada. Apa sepakbola mirip bank swasta? Tak bermodal lagi dilikuidasi. Mending merger saja dengan binaraga Agar atlet bola bisa perkasa. Bisa perkasa… Bisa perkasa…"
Slank - Bola
Jumudnya kondisi sepakbola Indonesia tak lepas dari pengamatan Slank. Melalui lagu berjudul Bola, Bimbim dan kawan-kawan bahkan menyerukan revolusi sepakbola Indonesia. Slank sendiri bisa dikatakan dekat dengan lapangan hijau. Mereka pernah hadir di pembukaan Liga Primer Indonesia (LPI), Indonesia Super League, dan terakhir di pembukaan Piala Jenderal Soedirman.
Bahkan salah satu gitaris mereka, Abdee Negara sempat menjadi steering committee Piala Jenderal Soedirman. Belakangan, Abdee membeli Villa 2000 dan memboyong klub tersebut ke Palu. Di sana, klub ini bersalin nama menjadi Palu United.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Sepakbola Indonesia Dalam Untaian Nada
Editorial 19 April 2016, 18:29 -
Ultah PSSI, Ruben Sanadi Berharap Menpora Cabut Pembekuan
Bola Indonesia 18 April 2016, 19:46 -
Hari Jadi PSSI ke-84, Inilah Harapan La Nyalla
Bola Indonesia 18 April 2014, 15:46 -
PSSI Janji Lunasi Utang Bertepatan HUT ke-83
Bola Indonesia 9 April 2013, 18:06 -
Duka Tragedi Sukhoi, HUT PSSI Gunakan Pita Hitam
Bola Indonesia 14 Mei 2012, 23:30
LATEST UPDATE
-
Diikuti 8 Tim, Saksikan Keseruan Final Four Livoli Divisi Utama 2025 Eksklusif di MOJI
Voli 4 Oktober 2025, 17:07 -
Liverpool Harus Perbaiki Performa Tandang untuk Bisa Bersaing di Semua Kompetisi
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 16:52 -
Real Madrid Temukan Duet Emas Baru: Mbappe dan Guler
Liga Spanyol 4 Oktober 2025, 16:43 -
Duel Panas Chelsea vs Liverpool di Stamford Bridge, Ujian Berat untuk The Reds
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 16:19 -
Jadwal Live Streaming MotoGP Indonesia 2025 di Vidio, 3-5 Oktober 2025
Otomotif 4 Oktober 2025, 16:11 -
Jadwal Lengkap MotoGP Mandalika 2025, 3-5 Oktober 2025
Otomotif 4 Oktober 2025, 16:11 -
Link Live Streaming MotoGP 2025, Jangan Lupa Dukung Rider Jagoanmu!
Otomotif 4 Oktober 2025, 16:11 -
Otomotif 4 Oktober 2025, 16:11
-
Manchester United Disebut Butuh Gareth Southgate, Bukan Pelatih Jangka Pendek
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 16:10 -
Update Klasemen Pembalap Asia Talent Cup 2025
Otomotif 4 Oktober 2025, 15:54
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR