
Bola.net - Di balik dihentikannya kompetisi musim 2020, ada angin segar bagi sepak bola Indonesia. Kini, gairah para pemain Indonesia untuk menjajal kompetisi di luar negeri kembali menggeliat.
Satu per satu pemain menerima pinangan klub luar negeri. Ada Ryuji Utomo dan Syahrian Abimanyu yang hijrah ke Malaysia. Ada pula Todd Rivaldo Ferre yang berkiprah di Thailand.
Terbaru, ada nama Asnawi Mangkualam Bahar yang bakal menjadi milik klub Korea Selatan yakni Ansan Greeners. Asnawi sudah diklaim sepakat bermain untuk klub yang tampil di K-League 2 tersebut.
Sebelum nama-nama di atas mencuat, ada beberapa senior mereka yang sempat menjajal karir di luar negeri. Beberapa meraih sukses, tapi ada juga yang gagal. Yuk simak kisah lengkapnya di bawah ini ya Bolaneters.
Bambang Pamungkas

Bambang Pamungkas bergabung dengan klub Malaysia, Selangor FA pada 2005. Pada musim pertamanya pemain yang karib dipanggil Bepe itu bergelimang gelar.
Contohnya pada musim pertamanya. Bambang Pamungkas merengkuh empat gelar, dengan tiga trofi bergengsi: Liga Premier Malaysia, Piala FA Malaysia, dan Piala Malaysia. Tim berjulukan The Red Giants meraih predikat treble winners.
Satu lagi trofi yang didapatkan Bambang Pamungkas bersama Selangor FA pada 2015 adalah Piala Sultan Selangor. Bepe juga dianugerahi sebagai pemain asing terbaik Piala Malaysia dan pencetak gol terbanyak Piala FA pada tahun yang sama.
Karier Bambang Pamungkas bersama Selangor FA hanya bertahan dua musim. Pada periode itu, Bepe berhasil menjaringkan 61 gol.
Kurniawan Dwi Yulianto

Kurniawan Dwi Yulianto pernah menjadi bagian dari Sampdoria pada 1994. Meski hanya sesaat, legenda Timnas Indonesia ini mengaku tidak akan pernah melupakan pengalaman tersebut.
Pelatih klub Liga Super Malaysia, Sabah FC ini berangkat ke Italia pada 1993 setelah terpilih dalam program Primavera gagasan PSSI untuk berlatih di Sampdoria.
Saat pramusim ke Indonesia, saya diikutsertakan. Ada laga lain juga di Thailand, Hong Kong, dan China. Tapi, saya tak bermain di Sampdoria. Selesai pramusim, saya mengikuti tes di FC Luzern, klub Swiss," ujar Kurniawan dalam wawancaranya bersama Hamka Hamzah di YouTube Hamka Story 23.
Kiprah Kurniawan dengan FC Luzern juga berlangsung sebentar. Transfermarkt merangkum, Kurniawan bermain dalam satu setengah musim untuk FC Luzern pada 1994/1995 dan 1995/1996. Si Kurus mampu terlibat dalam 26 pertandingan, namun hanya mencetak tiga gol.
Rochy Putiray

Mungkin banyak yang tidak tahu bahwa Rochi Putiray, striker legendaris Timnas Indonesia yang pernah mencetak dua gol ke gawang AC Milan itu nyaris membela Auxerre, tim sarat tradisi di Liga Prancis.
Cloude Lroy, mantan pelatih Timnas Malaysia yang berjasa membawa Kamerun ke Piala Dunia 1990 dengan tegas mengatakan bahwa Rochi adalah striker terbaik di Asia Tenggara kala itu.
Putiray hijrah dari Persija Jakarta pada 2000 dan langsung mempersembahkan gelar juara Piala FA Hongkong dan posisi runner-up di kompetisi domestik.
Rochy juga berhasil meraih gelar Hong Kong Senior Shield 2002/2003 ketika membela South China AA
Kiprahnya di Liga Hongkong semakin mengilap ketika bermain untuk sejumlah klub, di antaranya Happy Valley, Kitchee SC hingga South China AA.
Yang istimewa, Rochi berhasil membobol gawang AC Milan. Momen itu terjadi saat musim 2003/2004. Rochi mendapat kesempatan untuk tampil saat klub yang dibelanya, Kitchee SC melawan AC Milan di Hong Kong Stadium pada laga uji coba.
Elie Aiboy
Bambang Pamungkas tidak sendirian kala bergabung dengan Selangor FA pada 2005. Kepindahannya sepaket dengan Elie Aiboy.
Elie adalah pelayan setia Bepe, baik di Persija maupun di Timnas Indonesia. Sebelum berbaju Selangor FA, keduanya bertahun-tahun menjadi kompatriot di tim ibu kota.
Gelar Elie Aiboy sama dengan raihan Bepe di Selangor FA. Mantan pemain berusia 41 tahun itu juga meraih Liga Premier Malaysia, Piala FA Malaysia, Piala Malaysia, dan Piala Sultan Selangor pada 2005.
Keduanya juga cabut bareng-bareng dari The Red Giants pada 2007. Jika Bepe kembali ke Persija, Elie merapat ke Arema.
Andik Vermansah

Menyebut Andik Vermansah sebagai satu di antara winger terbaik di Tanah Air jelas tidak berlebihan. Sejak masih muda, pemain berusia 21 tahun itu sudah menjadi langganan Timnas Indonesia.
Andik Vermansah memulai kariernya di Persebaya Surabaya pada 2008-2013. Pada 2012, pemain asal Jember, Jawa Timur itu mulai mendapatkan panggilan ke Timnas Indonesia.
Butuh tantangan baru untuk mengembangkan bakatnya, Andik memilih merantau ke negeri orang. Malaysia menjadi tujuannya dengan bergabung ke Selangor FA pada 2013.
Sebelum kembali ke Indonesia pada 2019, Andik lebih dulu membela klub Malaysia lainnya, Kedah FA, selama semusim.
Total, lima tahun Andik berkarier di Malaysia. Dia membela Selangor FA untuk kurun waktu 2013-2017 sebelum hijrah ke Kedah FA pada 2018.
Andik meninggalkan Malaysia bukan tanpa gelar. Pemain yang kini memperkuat Bhayangkara Solo FC ini mengantar Selangor FA menjuarai Piala Malaysia 2015.
Disadur dari Bola.com (Penulis: Muhammad Adiyaksa/Editor: Wiwig Prayugi, 25 Januari 2021)
Baca Ini Juga:
- Dukungan untuk Asnawi Mangkualam Agar Bermain di Ansan Greeners
- Ansan Greeners FC, Klub Pemkot Ansan yang Mengklaim Rekrut Asnawi Mangkualam
- Indonesia Tanpa Wakil di Final Thailand Open 2021
- Kiprah Mochamad Iriawan di PSSI dan 5 Keputusan Kontroversial yang Dibuat
- Sebatas Rumor, Respon PSM Makassar Soal Asnawi Mangkualam Gabung Klub Korea
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Di Balik Koneksi Ismed Sofyan dan Bambang Pamungkas: Saling Kenal Sejak 1997
Bola Indonesia 11 Januari 2021, 11:45
-
Fans AC Milan dan Inter Milan, Gading Marten Tantang Bambang Pamungkas Hal Ini
Bolatainment 2 Desember 2020, 14:10
-
Soto Celana Dalam, Kuliner Favorit Bambang Pamungkas di Kota Solo
Bolatainment 25 November 2020, 14:30
-
Tentang Diklat Salatiga dan Jebolannya yang Menjadi Pilar Timnas Indonesia
Bola Indonesia 10 Oktober 2020, 12:45
LATEST UPDATE
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55























KOMENTAR