Bukannya mendukung dan mendoakan agar final berjalan lancar dan aman, La Nyalla justru tidak hadir karena memiliki alasan kuat.
"Memang sorak-sorak ceria kedua suporter akan begitu meriah di final nanti, tapi jangan kita lupakan, itu hanya segelintir pemain saja yang merasakan euforianya. Masih banyak ribuan pemain yang belum bisa menikmati hidupnya di sepak bola, ini membuat saya tidak bisa berbahagia di atas penderitaan pelaku sepakbola yang lain. Sepakbola kita masih menyedihkan, masih berkabung," ujar La Nyalla.
Menurutnya lagi, Piala Presiden hanya diikuti belasan klub ISL, sedangkan strata yang lain, dengan isi pemainnya, para perangkatnya, pengurusnya, dengan masyarakat kecil yang terlibat, dari tukang parkir sampai tukang cuci sepatu, hanya menjadi saksi kegembiraan Piala Presiden di rumah dengan minusnya pendapatan finansial dan sulitnya menjalani hidup.
"Jangan kita lupakan kesengsaraan mereka, kesusahan hidup mereka, karena kompetisi tidak berputar, yang semua kita tahu, intervensi pemerintah dalam hal ini Menpora Imam Nahrawi membuat semua ini terhenti. Ini justru lebih menyedihkan, Piala Presiden hanya kegembiraan sesaat yang akan sirna dengan cepat," ujarnya.
Sosok yang terpilih dalam Kongres Luar Biasa PSSI di Surabaya, Sabtu (18/4) tersebut mengatakan, lebih utama lagi adalah bagaimana caranya sepak bola Indonesia kembali aktif dan berjalan dengan baik.
"Semua hanya dengan satu cara, yakni tarik intervensi pemerintah dari sepak bola dengan cara cabut pembekuaan PSSI. Secara otomatis, sanksi FIFA akan juga dicabut," pungkasnya. (esa/yp)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
La Nyalla Sebut Sepakbola Indonesia Menyedihkan
Bola Indonesia 17 Oktober 2015, 13:38
-
Ketua SC Piala Presiden: Terima Kasih Bang La Nyalla
Bola Indonesia 16 Oktober 2015, 21:39
-
PSSI Sebut Kemenpora Telah Mengancam Badan Peradilan
Bola Indonesia 15 Oktober 2015, 20:42
-
Lupakan Perselisihan, La Nyalla Ajak Sukseskan Final Piala Presiden
Bola Indonesia 13 Oktober 2015, 22:50
-
KLB PSSI Versi Tim Transisi Tak Menyelesaikan Masalah
Bola Indonesia 9 Oktober 2015, 17:58
LATEST UPDATE
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
-
Tempat Menonton Timnas Indonesia U-23 vs Mali U-23 di Indosiar - Friendly Match
Tim Nasional 18 November 2025, 18:01
-
Link Live Streaming La Liga 2025/26: Barcelona vs Athletic Bilbao, Tayang di Vidio
Liga Spanyol 18 November 2025, 17:51
-
Simak Jadwal La Liga 2025/26 Pekan ke-13, Tayang Eksklusif di Vidio
Liga Spanyol 18 November 2025, 17:41
-
Man United vs Arsenal: Duo EPL Berebut Wonderkid 18 Tahun Olympiakos yang Lagi Naik Daun
Liga Inggris 18 November 2025, 17:01
-
Nonton Live Streaming Timnas Indonesia U-23 vs Mali di Indosiar Malam Ini
Tim Nasional 18 November 2025, 17:01
-
Rekam Jejak Timur Kapadze di Timnas Uzbekistan: Berapa Kemenangan yang Mampu Diraih?
Tim Nasional 18 November 2025, 16:54
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR