Nonton Bareng Pertandingan BRI Liga 1 jadi Jurus Kopi Ortu Naikkan Pengunjung

Nonton Bareng Pertandingan BRI Liga 1 jadi Jurus Kopi Ortu Naikkan Pengunjung
Suasana nonton bareng pertandingan BRI Liga 1 antara Persija Jakarta vs Persebaya Surabaya di Kopi Ortu Malang (c) Asad Arifin

Bola.net - BRI Liga 1 membawa dampak ekonomi pada banyak pihak. Bukan hanya mereka yang terlibat langsung dalam kompetisi seperti pemain dan karyawan klub peserta, akan tetapi juga UMKM seperti penjual jersey atau cafe.

Salah satu pihak turut merasakan dampak ekonomi dari digulirkannya BRI Liga 1 adalah Kopi Ortu. Mengusung tema sebagai sports bar, Kopi Ortu menjadikan nonton bareng laga BRI Liga 1 untuk meningkatkan pengunjung.

Pada hari Sabtu (12/4) malam WIB, Kopi Ortu yang terletak di di Jalan Terusan Kawi No.5, Bareng, Kota Malang, mengadakan acara nonton bareng laga pekan ke-28 BRI Liga 1 antara Persija Jakarta lawan Persebaya Surabaya.

"Animo penonton untuk melihat laga BRI Liga 1 cukup besar, tidak kalah dengan pertandingan liga-liga Eropa. Apalagi kita juga menggandeng komunitas ketika ada acara nonton bareng," kata pengelola Kopi Ortu, Hafid Rozaqi.

Suasana nonton bareng pertandingan BRI Liga 1 antara Persija Jakarta vs Persebaya Surabaya di Kopi Ortu Malang (c) Dok. Kopi OrtuSuasana nonton bareng pertandingan BRI Liga 1 antara Persija Jakarta vs Persebaya Surabaya di Kopi Ortu Malang (c) Dok. Kopi Ortu

Saat ini, menurut Hafid Rozaqi, ada tiga kelompok suporter yang menjadikan Kopi Ortu sebagai 'markas' untuk nonton bareng. Tiga kelompok suporter itu adalah dari tim PSM Makassar, Madura United, dan Persija Jakarta.

Meskipun begitu, Kopi Ortu tidak hanya menggelar nonton bareng pertandingan tiga tim tersebut saja. Pertandingan tim lain juga ditayangkan, terutama tim-tim besar.

"Kalau Arema FC bermain juga ada nonton bareng. Begitu juga tim-tim besar lain karena kita punya penonton organik. Jadi, dia memang datang untuk nonton dan pesan makan atau minum," kata Hafid Rozaqi.

1 dari 1 halaman

BRI Liga 1 Ikut Gerakkan Ekonomi dan UMKM

Hafid Rozaqi, pengelola Kopi Ortu (c) Asad Arifin

Hafid Rozaqi, pengelola Kopi Ortu (c) Asad Arifin

Kopi Ortu jadi salah satu pihak yang turut merasakan dampak ekonomi dari gelaran BRI Liga 1 2024/2025. Sebab, dengan menggelar nonton bareng, mereka bisa mendapatkan tambahan pengunjung dan otomatis berdampak pada penjualan produk mereka.

Selain Kopi Ortu, masih ada banyak pihak yang merasakan dampak ekonomi dari gelaran BRI Liga 1. Berdasarkan penelitian dari BRI Research Institute pada Juli 2024, BRI Liga 1 berpotensi menciptakan perputaran uang (output ekonomi) sekitar Rp10,42 Triliun.

Nah, dari perputaran uang tersebut, dapat tercipta nilai tambah ekonomi (PDB) sebesar Rp5,93 triliun. Lalu, ada potensi penciptaan kesempatan kerja sekitar 45 ribu orang.

"Kompetisi BRI Liga 1 musim 2024-2025 kami proyeksikan juga akan memberikan dampak positif secara ekonomi bagi stakeholder utamanya untuk menghidupkan mata rantai ekonomi kerakyatan dan meningkatkan pendapatan pelaku UMKM," ucap Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto.

Suasana nonton bareng laga BRI Liga 1 antara Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya di Kopi Ortu (c) Dok. Kopi OrtuSuasana nonton bareng laga BRI Liga 1 antara Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya di Kopi Ortu (c) Dok. Kopi Ortu

Nonton bareng pertandingan sepak bola di Kopi Ortu tidak dipungut biaya atau harga tiket masuk. Menurut Hafid Rozaqi, hal tersebut dilakukan agar semua elemen masyarakat bisa merasakan nonton bareng. Apalagi untuk pertandingan Timnas Indonesia.

Kopi Ortu sendiri punya lisensi untuk menggelar beberapa kompetisi sepak bola. Mereka juga menggelar nonton bareng pertandingan Liga Inggris, Liga Italia, Liga Champions, hingga balapan jet darat atau Formula 1.

Febrian Widyacrisma, salah seorang pengunjung, merasa nyaman nonton bareng di Kopi Ortu. Selain tempat yang dinilai nyaman dan representatif, faktor harga makanan yang ramah di kantor juga jadi pertimbangan untuk sering datang ke sana.

"Yang pasti nonton bareng adalah untuk ajang silaturahmi antarsesama penggemar fans klub. Kita bisa teriak-teriak bareng, kalau sendirian kan tidak seru, malah dikira orang gila teriak-teriak sendiri," kata Febrian.

*Artikel ini ditujukan untuk mengikuti program BRI Fellowship Journalism 2025.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL