
Bola.net - Ruben Amorim memasuki Manchester United dengan membawa konsep sepak bola yang berani dan progresif. Dia mengandalkan formasi 3-4-3 yang mengutamakan superioritas numerik di zona-zona krusial lapangan.
Prinsip dasarnya cukup sederhana namun efektif: ciptakan keunggulan jumlah pemain, alirkan bola kepada pemain yang bebas, kemudian biarkan dia merobohkan pertahanan lawan. Filosofi ini telah diterapkan selama 10 bulan terakhir, meskipun belum mencapai kesempurnaan.
Aktivitas bursa transfer musim panas lalu menjadi katalis baru bagi visi Amorim. Lebih dari £200 juta diinvestasikan untuk menghadirkan tiga rekrutan utama, dibarengi dengan pelepasan sejumlah pemain baik secara permanen maupun pinjaman.
Kini, Manchester United versi 2025/26 memiliki fondasi yang lebih selaras dengan sepak bola ala Amorim. Namun, di balik belanja besar-besaran tersebut, masalah struktural masih menimbulkan kekhawatiran.
Kiper: Senne Lammens Jadi Jawaban Baru?
Posisi penjaga gawang menjadi perhatian utama di era kepemimpinan Amorim. Andre Onana menampilkan performa yang kurang meyakinkan dalam dua musim terakhir, mendorong manajemen untuk mendatangkan Senne Lammens.
Kiper berusia 23 tahun asal Belgia ini tidak diboyong untuk langsung menggantikan Onana. Kedatangannya lebih ditujukan untuk menciptakan persaingan sehat yang tidak bisa diberikan oleh Altay Bayindir.
Faktor tambahan, Onana akan absen dalam periode cukup panjang karena kewajiban membela Kamerun di Piala Afrika. Lammens dikenal memiliki refleks yang mengesankan, mirip dengan gaya David De Gea muda yang sering "mengulurkan kaki seperti gurita" untuk menangkis bola.
Meskipun demikian, kemampuannya dalam menguasai bola-bola udara di Premier League masih menjadi tanda tanya besar. Amorim mungkin akan tergoda memberikan kesempatan kepada Lammens lebih cepat dari perkiraan, bahkan sebelum AFCON dimulai.
Lini Belakang: Yoro Jadi Pilar, De Ligt Tantang Maguire
Formasi tiga bek yang diterapkan Amorim menuntut bek tengah yang atletis sekaligus berani dalam penguasaan bola. Leny Yoro muncul sebagai sosok yang tidak tergantikan berkat kecepatan recovery dan kemampuan membaca arah permainan.
Di sisi lain, Luke Shaw dan Noussair Mazraoui memiliki fleksibilitas berkat pengalaman bermain sebagai full-back. Lisandro Martinez, meskipun masih dalam proses pemulihan dari cedera ligamen, diproyeksikan memberikan warna melalui distribusi yang progresif.
Posisi bek tengah tengah juga memiliki dinamika yang menarik. Amorim menyukai peran ini untuk naik ke lini tengah dalam fase build-up, sehingga membutuhkan bek yang tenang saat membawa bola.
Matthijs de Ligt sudah tampil di tiga pertandingan awal, berhasil menggeser Harry Maguire dari posisi utama. Kedalaman di posisi bek tengah membuat Amorim relatif nyaman, namun dia masih menginginkan lebih banyak profil seperti Yoro dibandingkan tipe tradisional seperti Maguire untuk jangka panjang.
Wing-Back: Andalkan Dorgu, Rotasi Jadi Kunci
Patrick Dorgu tampil sebagai pilihan terkuat di posisi wing-back. Pemain berusia 20 tahun ini memikul tanggung jawab besar untuk menjaga lebar permainan sekaligus menambah daya dobrak di sepertiga akhir lapangan.
Mazraoui dan Diogo Dalot juga dapat mengisi peran tersebut dengan karakteristik yang berbeda. Mazraoui lebih unggul dari segi teknis, sementara Dalot lebih solid dalam aspek defensif.
Luke Shaw memiliki kemampuan distribusi yang mumpuni, namun riwayat cedera membuatnya kurang dipercaya Amorim untuk ditempatkan di posisi wing-back. Diego Leon, nama baru, mungkin menjadi alternatif di akhir musim jika menunjukkan performa positif di tim U-23.
Kolaborasi Amad Diallo dengan Bryan Mbeumo di sisi kanan disebut-sebut akan menjadi pola menarik musim ini. Amorim memang gemar memainkan pemain berkaki kiri di sisi kanan, sesuatu yang bisa memengaruhi menit bermain Dorgu.
Lini Tengah: Masalah yang Belum Terpecahkan
Kegagalan Manchester United dalam mendatangkan gelandang tambahan di bursa transfer menjadi masalah terbesar saat ini. Amorim menginginkan gelandang yang kuat dalam tekel dan akurat dalam umpan panjang.
Namun, Casemiro yang telah berusia 33 tahun tidak lagi mampu menguasai area yang luas. Sementara Bruno Fernandes masih dalam proses adaptasi dengan peran box-to-box.
Kobbie Mainoo dan Manuel Ugarte menawarkan dribel tahan pressing dan tekel agresif, tetapi masih kurang dalam progresi passing dan duel udara. Amorim sempat mempertimbangkan Mason Mount untuk turun ke tengah.
Pemain Inggris tersebut memang cerdas saat bertahan tanpa bola, namun tetap belum menjawab kebutuhan aerial duel. Sekou Kone, gelandang U-23, bisa menjadi solusi jangka panjang setelah pulih dari cedera kepala karena skill passing-nya cukup menonjol.
Posisi No.10: Melimpah, Tapi Perlu Penyesuaian
Dua rekrutan termahal, Matheus Cunha dan Bryan Mbeumo, menjadi poros serangan Manchester United yang baru. Keduanya menghadirkan kemampuan membawa bola yang lebih baik dibandingkan opsi musim lalu.
Efek positif langsung terlihat dalam permainan tim. Dorgu di sisi kiri mendapat keuntungan dari visi Cunha, sementara Yoro semakin berbahaya memanfaatkan umpan silang Mbeumo dari situasi bola mati.
Mason Mount tetap menjadi favorit Amorim berkat kerja tanpa bolanya yang impresif. Sayangnya, dia sempat mengalami cedera otot yang membuatnya harus absen sementara waktu.
Amad Diallo juga dapat menjadi opsi di posisi No.10 kanan bila rotasi dibutuhkan. Bruno Fernandes pun bisa kembali ke posisi ini jika lini tengah kehabisan pilihan, mengingat kombinasi Cunha dan Mount yang belum stabil membuka celah bagi kapten MU untuk kembali mengambil peran kreatif.
Striker: Sesko dan Zirkzee Masih Cari Bentuk Terbaik
Benjamin Sesko belum menemukan ketajaman terbaiknya di awal musim ini. Meskipun memiliki kecepatan lurus dan kecerdikan di kotak penalti, kondisi kebugarannya membuat dia belum dipercaya sebagai starter reguler.
Joshua Zirkzee menawarkan gaya permainan yang berbeda. Dia kerap turun ke tengah untuk berkolaborasi dengan rekan setim, bukan hanya menunggu di lini terakhir pertahanan lawan.
Musim lalu, Amorim sempat mencobanya di posisi No.10 sebelum meminta Zirkzee lebih egois di depan gawang. Meskipun kontribusinya mungkin tidak mencapai 15 gol dalam satu musim, perannya sebagai fasilitator dapat memberikan ruang bagi rekan setim untuk lebih produktif.
Sementara itu, nama muda Chido Obi-Martin disiapkan hanya sebagai opsi darurat jika dibutuhkan.
Jangan sampai ketinggalan infonya
- Eksodus Pemain Italia ke Liga Inggris Karena Serie A Kurang Berkualitas, Benarkah?
- Galatasaray Berminat Boyong Altay Bayindir dan Andre Onana, MU Ikhlas?
- No Baleba No Problem! MU Sudah Punya 'Baleba' Mereka Sendiri!
- Kabar Baik MU! Angelo Stiller Berminat Main di Inggris
- Pep Guardiola, Alasan Gianluigi Donnarumma Mau Gabung Manchester City
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Eks Chelsea Ini Ternyata Sempat Diincar Oleh Manchester United
Liga Inggris 4 September 2025, 19:29 -
Sir Jim Ratcliffe Veto Kepindahan Kobbie Mainoo dari Manchester United
Liga Inggris 4 September 2025, 15:08
LATEST UPDATE
-
Prediksi Chelsea vs Liverpool 4 Oktober 2025
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 11:08 -
Oliver Glasner Tidak akan Pikir Dua Kali untuk Gabung MU!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:52 -
Inilah Deretan Laga yang Harus Dijalani Liverpool Tanpa Alisson
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:51 -
Prediksi Inter Milan vs Cremonese 4 Oktober 2025
Liga Italia 3 Oktober 2025, 10:48 -
Didesak Boikot Israel dari Piala Dunia 2026, Begini Respon FIFA
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 10:40 -
Hasil FP1 MotoGP Mandalika 2025: Luca Marini dan Honda Catat Waktu Tercepat
Otomotif 3 Oktober 2025, 10:40 -
Misteri Senne Lammens di MU: Sebenarnya Kiper Utama atau Pelapis Sih?
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:36 -
Mengapa Transfer Robert Lewandowski ke AC Milan Tak Semudah yang Dibayangkan?
Liga Italia 3 Oktober 2025, 10:35
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR