Autopsi Lengkap Kekalahan Man United: 8 Masalah Serius Ini Bikin Setan Merah jadi Lelucon di Depan Man City

Bola.net - Kekalahan Manchester United di Derby Manchester, Minggu (14/9/2025) malam WIB terasa lebih dari sekadar kehilangan tiga poin. Skor telak 0-3 dari Manchester City menjadi cermin yang memantulkan semua borok Setan Merah musim ini.
Kemenangan City dibuka oleh sundulan Phil Foden yang memanfaatkan umpan matang Jeremy Doku. Dominasi mereka dipertegas oleh dua gol tanpa ampun dari sang mesin gol, Erling Haaland.
Prahara ini berakar dari lini tengah yang keropos dan pertahanan yang rapuh secara struktur. Setiap serangan balik yang coba dibangun pun selalu berakhir sia-sia tanpa penyelesaian akhir yang mematikan.
Parahnya lagi, masalah tidak hanya datang dari kolektivitas tim yang buruk. Sejumlah individu tampil di bawah standar, sementara keputusan taktis sang manajer, Ruben Amorim, turut menjadi sorotan tajam.
Artikel ini akan mengupas tuntas delapan dosa besar Manchester United. Dosa-dosa yang membuat mereka tak berdaya dan terlihat seperti tim amatir di hadapan sang rival abadi.
Lini Tengah, Titik Awal Bencana
Keputusan Amorim memasang duet Bruno Fernandes dan Manuel Ugarte di jantung permainan terbukti fatal. Sejak awal, pilihan ini sudah menjadi pertaruhan yang terlalu berisiko.
Lini tengah City dengan mudahnya mengeksploitasi celah di antara keduanya. Phil Foden, Tijjani Reijnders, dan Jeremy Doku seolah menari-nari mengelilingi pivot United yang tak berdaya.
Secara taktik, Bruno Fernandes kembali menunjukkan dilema klasiknya bagi Amorim. Dimainkan terlalu dalam, ia mudah dilewati lawan dan lemah dalam bertahan.
Gol pertama City adalah bukti nyata dari rapuhnya area ini. Fernandes gagal total melacak pergerakan Foden, yang dengan bebas menanduk bola ke gawang United.
Sesko, Debut Starter yang Jauh dari Harapan
Absennya Matheus Cunha dan Mason Mount membuka jalan bagi Benjamin Sesko. Ini adalah panggung perdananya sebagai starter di Premier League, tepat di laga sebesar Derby Manchester.
Sayangnya, kesempatan emas itu terbuang percuma begitu saja. Striker asal Slovenia ini gagal memberikan dampak signifikan sepanjang laga.
Memang, ia sempat menunjukkan sedikit harapan di awal laga sebelum benar-benar menghilang. Namun, permainannya secara keseluruhan masih terlihat sangat mentah dan tidak konsisten.
Dengan harga mahal yang dibayarkan United, ekspektasi tentu jauh lebih tinggi. Tekanan media Manchester kini menjadi ancaman nyata bagi kariernya yang baru seumur jagung.
Bayindir, Sinyal Bahaya di Bawah Mistar
Kepercayaan yang terus diberikan Ruben Amorim kepada Altay Bayindir lagi-lagi tidak terbayar tuntas. Penampilannya dalam derby kembali mengundang keraguan besar.
Kiper asal Turki itu tampak sangat gugup dan tidak meyakinkan. Ia bahkan dua kali nyaris memberikan "hadiah" kepada pemain City di sepuluh menit pertama.
Publik Etihad pun seolah tahu kelemahannya. Setiap kali Bayindir memegang bola, sorakan cemoohan dari fans tuan rumah langsung menggema keras.
Selain itu, kelemahannya dalam mengantisipasi umpan silang juga masih menjadi masalah kronis. Ia gagal menunjukkan otoritas yang dibutuhkan seorang kiper nomor satu Manchester United.
Loyalitas Buta Amorim pada Sang Kiper?
Penampilan Bayindir menjadi kontras yang menyakitkan jika dibandingkan dengan debutan City. Gianluigi Donnarumma tampil begitu tenang dan berwibawa di bawah mistarnya.
Kiper Italia itu berkali-kali dengan sigap keluar untuk memotong umpan silang United. Sesuatu yang jarang sekali diperlihatkan oleh Bayindir di sepanjang pertandingan.
Di bangku cadangan, kiper baru Senne Lammens tentu hanya bisa menunggu kesempatan. Cepat atau lambat, Amorim harus dipaksa untuk membuat keputusan tegas.
Sebab, Amorim dikenal sebagai manajer yang sangat loyal pada pemain pilihannya. Namun, jika terus dipertahankan, loyalitas buta ini bisa menjadi awal dari kehancurannya sendiri.
Foden Menari, Pertanda Kebangkitan Sang Pangeran
Di tengah suramnya penampilan United, Phil Foden justru menemukan kembali sinarnya. Laga derby ini menjadi panggung kebangkitan sang pahlawan lokal Manchester City.
Musim lalu, performa Foden sempat menurun drastis dan golnya di Premier League seret. Banyak yang bertanya apakah sihirnya sudah mulai memudar.
Namun, satu sundulan presisi ke gawang Bayindir membungkam semua keraguan itu. Ia terus bergerak cerdik di antara lini untuk menghindari kawalan gelandang United.
Bahkan, Foden juga menjadi inisiator dari gol pertama Haaland di babak kedua. Meski Haaland jadi Player of the Match, performa Foden adalah kabar terbaik bagi Pep Guardiola.
Serangan Ada, Penyelesaian Entah di Mana
Ironisnya, di tengah dominasi total City, Man United bukannya tanpa peluang sama sekali. Mereka beberapa kali berhasil masuk ke area pertahanan lawan yang berbahaya.
Baik lewat skema serangan balik cepat atau saat lini belakang City lengah. Namun, semua momen krusial itu selalu berakhir dengan antiklimaks.
Pengambilan keputusan yang buruk menjadi penyakit utama mereka. Sentuhan yang terlalu berat atau umpan yang salah alamat membuat peluang emas menguap begitu saja.
Melawan tim sekelas City, setiap kesempatan yang terbuang akan dihukum mahal. Itulah yang terjadi di Etihad, di mana pemborosan berujung pada pembantaian.
Mentalitas Juara vs Mentalitas Pecundang
Perbedaan paling mencolok antara kedua tim bukanlah soal teknik, melainkan mentalitas. Manchester City tampil tajam, kejam, dan tanpa ampun di depan gawang.
Setiap setengah peluang mampu mereka ubah menjadi ancaman nyata. Mereka tidak ragu-ragu dan selalu mengeksekusi dengan keyakinan penuh.
Sebaliknya, para pemain United terlihat ragu-ragu di momen kunci. Mereka sering memainkan satu umpan terlalu banyak atau gagal mengeksekusi dengan presisi.
Sikap tidak punya "naluri pembunuh" ini sudah menghantui United sepanjang musim. Tanpa mentalitas ini, mustahil bagi mereka untuk bersaing di level tertinggi.
Mainoo dan Amad, Harapan di Tengah Puing-puing
Di tengah segala kekacauan, secercah harapan justru datang dari bangku cadangan. Masuknya Kobbie Mainoo seketika mengubah dinamika lini tengah United.
Penampilan singkatnya yang penuh energi dan visi membuat banyak fans bertanya-tanya. Mengapa pemain sepertinya tidak dimainkan sejak awal oleh Amorim?
Selain Mainoo, pergerakan Amad di lini serang juga patut diapresiasi. Ia berani menusuk, mencari ruang, dan menjadi satu-satunya outlet serangan yang merepotkan.
Sayangnya, sinar kedua pemain muda ini terlalu redup untuk menerangi kegelapan tim. Mereka butuh dukungan lebih, bukan sekadar menjadi pemadam kebakaran di tengah bencana.
Jangan Sampai Ketinggalan ini Bolaneters!
- Pahlawan dan Pesakitan Derby Manchester: Haaland Menggila, Donnarumma Sempurna, 3 Penggawa MU Jadi Bencana
- Ruben Amorim Beri Tantangan Terbuka ke MU: Percaya Filosofi Saya atau Ganti Pelatih!
- Belajar dari Man United, Begini 3 Cara Napoli Bisa Curi Kemenangan di Markas Man City
- Kata Bruno Fernandes usai MU Kalah Memalukan di Derby Manchester
- Kepergian Ricky Hatton Jadi Penyulut Man City Tampil Habis-Habisan Saat Bungkam MU 3-0
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Derby Manchester: Derby Rasa Laga Persahabatan!
Liga Inggris 15 September 2025, 22:56 -
Manchester United Bertahan dengan Ruben Amorim di Tengah Awal Musim Buruk
Liga Inggris 15 September 2025, 22:18 -
Wayne Rooney: Manchester United Semakin Memburuk Bersama Ruben Amorim
Liga Inggris 15 September 2025, 21:48 -
Pep Guardiola Lebih Baik dari Ferguson hingga Ancelotti, Ini Buktinya
Liga Inggris 15 September 2025, 20:55 -
Amorim Diminta Rombak Total Lini Tengah MU: Mainoo Harus Starter, Ngapain Mainkan Sesko?
Liga Inggris 15 September 2025, 16:30
LATEST UPDATE
-
Prediksi Chelsea vs Liverpool 4 Oktober 2025
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 11:08 -
Oliver Glasner Tidak akan Pikir Dua Kali untuk Gabung MU!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:52 -
Inilah Deretan Laga yang Harus Dijalani Liverpool Tanpa Alisson
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:51 -
Prediksi Inter Milan vs Cremonese 4 Oktober 2025
Liga Italia 3 Oktober 2025, 10:48 -
Didesak Boikot Israel dari Piala Dunia 2026, Begini Respon FIFA
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 10:40 -
Hasil FP1 MotoGP Mandalika 2025: Luca Marini dan Honda Catat Waktu Tercepat
Otomotif 3 Oktober 2025, 10:40 -
Misteri Senne Lammens di MU: Sebenarnya Kiper Utama atau Pelapis Sih?
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:36 -
Mengapa Transfer Robert Lewandowski ke AC Milan Tak Semudah yang Dibayangkan?
Liga Italia 3 Oktober 2025, 10:35
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR