Dari Anti-Dribel ke Pemburu Bakat: Mengapa Guardiola Ubah Filosofi City Secara Radikal?

Dari Anti-Dribel ke Pemburu Bakat: Mengapa Guardiola Ubah Filosofi City Secara Radikal?
Manajer Manchester City, Pep Guardiola, merayakan gol kedua timnya dalam laga Premier League melawan Aston Villa, Rabu (23/4/2025) dini hari WIB. (c) Martin Rickett/PA via AP

Bola.net - Transformasi besar-besaran sedang terjadi di Manchester City. Josep Guardiola, yang kerap dianggap sebagai pelatih yang menghambat ekspresi individual, justru diam-diam merekrut para maestro dribel terbaik benua Eropa.

Kedatangan Jeremy Doku, Rayan Cherki, dan Savinho menjadi indikator nyata pergeseran strategi The Citizens. Trio pemain ini dihadirkan untuk mengembalikan pesona seni melewati lawan yang sempat pudar di Etihad Stadium.

Posisi Jack Grealish kini terancam akibat revolusi internal ini. Bintang berharga 100 juta pounds tersebut dipaksa berkompetisi sengit dengan para spesialis dribel yang lebih cocok dengan konsep terkini sang pelatih.

Pertanyaannya, apa gerangan yang tengah disusun oleh strateg brilian asal Spanyol ini? Mengapa City mendadak memburu para ahli duel satu lawan satu?

1 dari 5 halaman

Guardiola dan Obsesinya dengan Pemain

Rayan Cherki di sesi perkenalan Manchester City (c) Official Man City

Rayan Cherki di sesi perkenalan Manchester City (c) Official Man City

Saat pertama kali menjejakkan kaki di Manchester City tahun 2016, Guardiola memberikan mandat tegas kepada divisi scouting: "Carilah pemain yang mahir dribel. Urusan selanjutnya adalah tanggung jawab saya." Instruksi ini memiliki dasar yang kuat.

Sepanjang perjalanan kariernya, Guardiola konsisten memerlukan pemain dengan keahlian dribel superior. Era Barcelona diwarnai kehadiran Lionel Messi, masa Bayern Munich diperkuat Arjen Robben dan Franck Ribery, kini Jeremy Doku menjadi amunisi terdepannya di City.

"Tanggung jawab saya mengantarkan bola hingga sepertiga akhir lapangan. Tugas pemain adalah mengeksekusinya," demikian filosofi Guardiola yang pernah dibeberkan Thierry Henry. Prinsip inilah yang mendorongnya terus berburu talenta yang mampu mengejutkan melalui kemahiran dribel.

Dari era Raheem Sterling dan Leroy Sane hingga generasi mutakhir seperti Doku dan Savinho, Guardiola konsisten membuktikan bahwa dribel tetap menjadi elemen vital dalam skema taktiknya.

2 dari 5 halaman

Mitos Guardiola Anti-Dribel dan Kasus Jack Grealish

Jack Grealish kerap dijadikan rujukan utama untuk memperkuat argumen bahwa Guardiola mengekang kreativitas individual pemain. Realitanya, situasi tersebut jauh lebih rumit dari sekadar narasi sederhana.

Grealish memang mengalami metamorfosis peran sejak hijrah dari Aston Villa. Pendekatan bermainnya yang spontan dan atraktif mengalami adaptasi untuk menyesuaikan sistem City, namun hal ini bukan berarti Guardiola menentang aksi dribel.

"Apabila Anda mampu dribel, lakukanlah. Namun saya yang menentukan timing yang tepat," tegas Guardiola pada suatu kesempatan. Musim 2022/23 menjadi bukti konkret pernyataan ini ketika Grealish berperan krusial dalam kesuksesan treble City dengan fungsi barunya sebagai regulator permainan di lini sayap.

Kini, dengan masuknya Doku dan Savinho, posisi Grealish memang mulai tergoyahkan. Bukan karena kebencian Guardiola terhadap dribel, melainkan karena kebutuhannya akan tipe dribbler yang lebih eksplisif dan frontal untuk menembus barisan pertahanan ketat.

3 dari 5 halaman

Era Baru Manchester City: Kembali ke Gaya Dribel Agresif

Jack Grealish mencetak gol di laga Manchester City vs Leicester City di Etihad Stadium, Kamis (03/04/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Dave Thompson

Jack Grealish mencetak gol di laga Manchester City vs Leicester City di Etihad Stadium, Kamis (03/04/2025) dini hari WIB. (c) AP Photo/Dave Thompson

Musim yang lalu memberikan pembelajaran berharga bagi Guardiola. City acapkali mengalami kesulitan saat berhadapan dengan tim-tim yang menerapkan formasi defensif kompak, dan solusinya adalah mendatangkan pemain-pemain yang bisa membongkar pertahanan melalui aksi dribel.

Jeremy Doku merupakan representasi ideal dari konsep ini. Winger asal Belgia tersebut rata-rata melakukan lebih dari 10 aksi dribel setiap pertandingan, sementara Savinho dan Rayan Cherki juga didatangkan berkat kemampuan mereka menembus lawan dan mengkreasi peluang.

"Tanpa kehadiran pemain yang mahir dribel, tidak mungkin menghadapi tim yang menerapkan pertahanan rapat," ungkap Guardiola pada 2023. Pernyataan ini menandai titik balik filosofi permainan City.

Dengan penambahan Pep Lijnders sebagai asisten yang terkenal dengan gaya pressing dan serangan kilat ala Liverpool, City diproyeksikan akan lebih sering menyerang melalui aksi dribel langsung pada musim mendatang.

4 dari 5 halaman

Masa Depan City: Lebih Banyak Aksi Individu, Tapi Tetap Terkontrol

Guardiola bukanlah sosok pelatih yang anti terhadap aksi dribel. Dia hanya menginginkan dribel dilakukan pada momentum yang presisi, dan Phil Foden menjadi contoh sempurna bagaimana pemain kreatif dapat berkembang maksimal di bawah bimbingannya.

Keberadaan Erling Haaland turut mempengaruhi strategi ini. Striker asal Norwegia tersebut memerlukan supply umpan-umpan tajam dari pemain sayap yang mampu melewati bek lawan - sesuatu yang menjadi spesialisasi Doku dan Savinho.

"Ketika bola ada di kaki Anda, Anda bebas berkreasi," pesan Guardiola kepada Cherki pasca bergabungnya sang pemain. Namun kebebasan tersebut tetap berada dalam kerangka sistem yang telah dibangun selama bertahun-tahun.

Musim depan, para penggemar dapat menyaksikan City yang lebih dinamis. Tetap menguasai penguasaan bola namun dengan lebih banyak aksi individual yang mematikan - sebuah evolusi menarik dari tim yang sudah sangat sukses dengan gaya bermain eksistingnya.

5 dari 5 halaman

Bukti Fleksibilitas Guardiola

Rayan Ait-Nouri saat membela Wolverhampton melawan Liverpool di Molineux, Sabtu (28/09/2024). (c) AP Photo/Rui Vieira

Rayan Ait-Nouri saat membela Wolverhampton melawan Liverpool di Molineux, Sabtu (28/09/2024). (c) AP Photo/Rui Vieira

Dari mitos "anti-dribel" hingga transformasi terkini, Guardiola membuktikan bahwa dirinya bukan pelatih yang rigid dalam pendekatan.

Manchester City tengah beradaptasi dengan merekrut para spesialis dribel handal, bersiap menghadirkan gaya bermain yang lebih eksplosif dan variatif.

Dengan perpaduan antara penguasaan bola khas Guardiola dan kemampuan dribel para pemain baru, City musim depan berpotensi menjadi ancaman yang lebih mengerikan.

Satu hal yang dapat dipastikan: Selama sepakbola masih dimainkan dengan bola bundar, Guardiola akan terus mengeksplorasi metode-metode baru untuk mendominasi kompetisi di Inggris.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL