
Bola.net - Juventus tidak menemui kesulitan waktu bertandang ke markas tim promosi, Spezia, dalam laga lanjutan Serie A hari Minggu (1/11/2020). Tanpa ampun, sang juara bertahan keluar sebagai pemenang dengan skor telak 4-1.
Klub berjuluk Bianconeri tersebut sempat unggul lebih dulu lewat aksi Alvaro Morata. Sayangnya, babak pertama harus berakhir dengan skor imbang 1-1 setelah Tommaso Pobega mencetak gol untuk Spezia.
Untungnya Juventus sanggup mencetak tiga gol tambahan di babak ketiga tanpa membiarkan Spezia membalas. Cristiano Ronaldo mengantongi dua gol, sementaran sisanya dicetak Adrien Rabiot dan pertandingan usai dengan skor 4-1 untuk Bianconeri.
Sedikitnya ada lima pelajaran penting yang bisa dipetik dari pertandingan kali ini. Informasi selengkapnya bisa Bolaneters simak dengan melakukan scroll ke bawah.
Strategi Andrea Pirlo Bermata Dua
Saat menghadapi klub raksasa, tim dengan status yang lebih rendah kerap bermain bertahan. Tidak tanggung-tanggung, mereka siap menaruh sembilan pemain sekaligus di kotak penalti agar bisa menuai hasil imbang, syukur-syukur tiga poin.
Pirlo menunjukkan kecerdikannya. Juventus lebih sering bermain di wilayah pertahanannya sendiri, bahkan sampai nyaris ke dekat garis gawang, agar para pemain Spezia terpancing melakukan tekanan dan membuat jarak antar lini menjadi renggang.
Pemain seperti Weston McKennie, Arthur Melo, dan Paulo Dybala bertugas menyisir ruang antar lini yang kosong untuk memulai serangan. Skema ini nyaris menghasilkan gol kedua bagi Juventus di menit ke-18.
Namun perlu diketahui bahwa skema ini memiliki resiko yang sangat besar. Lini pertahanan dituntut memiliki kemampuan untuk keluar dari tekanan lawan dan harus punya tingkat fokus yang sangat tinggi. Jika tidak, gawang Bianconeri bisa kebobolan gol konyol.
Masalah Offside Alvaro Morata
Andai tiga gol Alvaro Morata tidak dianulir wasit karena berada di posisi offside, mungkin Juventus bisa meraih kemenangan saat bertemu Barcelona. Nyatanya tidak, mereka tumbang dengan skor 0-2 di pertandingan itu.
Masalah yang sama juga terjadi di laga ini. Morata sempat mencatatkan gol keduanya di menit ke-23, namun wasit menganulir lantaran pemain berkebangsaan Spanyol itu sudah terjebak dalam posisi offside.
Gol pertamanya pun tidak jauh dari masalah offside. Namun kala itu Morata cukup beruntung, karena hasil tinjauan VAR menyatakan kalau dirinya berada di posisi onside sebelum gol tercipta.
Bermain di garis offside seharusnya menjadi keahlian striker oportunis macam dirinya. Namun sepertinya, ia tidak begitu piawai dalam hal memposisikan diri. Jika kelemahan itu bisa diatasi, besar kemungkinan Morata akan menghasilkan banyak gol di musim ini.
Pemain Juventus Mulai Kompak
Pergantian pelatih membuat proses kerja sama antar pemain di skuad Juventus harus dimulai dari angka nol lagi. Sebab terlihat adanya perbedaan yang cukup mencolok antara strategi Maurizio Sarri dan Pirlo.
Selain itu, Juventus mendatangkan sejumlah pemain baru seperti Weston McKennie, Federico Chiesa, Arthur Melo hingga Alvaro Morata. Perlahan, nama-nama anyar ini mulai terlihat nyaman bermain dalam skema Juventus.
McKennie aktif berpartisipasi dalam sesi menyerang dan bertahan, pun demikian dengan Chiesa. Morata mulai fasih dalam mencari celah meskipun positioning-nya belum mencapai taraf yang memuaskan lantaran kerap terjebak offside.
Pada pertandingan ini juga, terlihat bagaimana Arthur mulai nyaman dalam memainkan peran sebagai pengedar bola di sektor tengah. Penampilannya membuat sosok Miralem Pjanic yang pindah ke Barcelona jadi terlupakan.
Comeback Gemilang Cristiano Ronaldo
Kabar buruk mengiringi kepulangan Cristiano Ronaldo dari Timnas Portugal pada bulan Oktober lalu. Ia didiagnosa mengidap Covid-19 meski tidak menunjukkan gejala dan harus melakukan swakarantina.
Karena Covid-19, ia jadi tidak bisa bermain dalam sejumlah pertandingan termasuk kontra Barcelona di ajang Liga Champions. Setelah menunggu lama, Ronaldo akhirnya dinyatakan negatif Covid-19.
Pirlo enggan terburu-buru, dan menaruhnya di bangku cadangan terlebih dahulu mengingat kondisinya yang belum 100 persen fit. Peraih lima trofi Ballon d'Or tersebut tampil di babak kedua menggantikan Paulo Dybala.
Selang tiga menit, Ronaldo sukses mengantongi golnya dengan memanfaatkan assist dari Alvaro Morata. Ia juga mencetak gol lewat titik putih. Sungguh comeback yang luar biasa dari pria berusia 35 tahun tersebut.
Trio Ronaldo-Morata-Dybala, Mungkinkah?
Jawabannya mungkin. Kemampuan Dybala dalam menggiring bola dan hadirnya Ronaldo dan Morata bisa membuat lini belakang lawan jadi kelabakan untuk membendung serangan Juventus.
Kemampuan Dybala dalam menggiring bola bisa mengawali serangan Juventus. Ia rela berkorban untuk turun hingga ke wilayah sendiri demi menjemput bola. Jika mampu bermain seperti itu selama 90 menit, Dybala bisa menjadi aset besar dalam skema permainan Pirlo.
Sementara itu, kehadiran Morata membuat pemain Juventus terutama Ronaldo jadi memiliki ruang besar. Fokus lini belakang lawan jadi terpecah sehingga bukan tak mungkin kalau salah satu dari Ronaldo dan Morata lepas dari kawalan.
Untuk memasang trio ini, Pirlo harus merombak skemanya. Chiesa tidak mungkin ditinggalkan demi menjaga bentuk permainan Juventus tetap melebar. Jadi, serangan Juventus tidak hanya terpusat di sektor tengah saja seperti yang kerap terlihat pada era kepemimpinan Maurizio Sarri.
Formasi 3-4-3 bisa dicoba untuk mengakomodasi trio ini, di mana Chiesa bertindak sebagai wingback. Tapi, Pirlo harus mencari cara agar dua gelandangnya bisa melakukan tusukan tanpa harus mengorbankan keseimbangan antara pertahanan dan penyerangan.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
15 Gelandang Terbaik Juventus Sepanjang Sejarah (Bagian 2)
Liga Italia 2 November 2020, 22:05
-
15 Gelandang Terbaik Juventus Sepanjang Sejarah (Bagian 1)
Liga Italia 2 November 2020, 21:58
-
Juventus Kebut Pemutusan Kontrak Sami Khedira
Liga Italia 2 November 2020, 18:20
-
Diincar Juventus dan AC Milan, Inter Milan Buka Harga untuk Christian Eriksen
Liga Italia 2 November 2020, 16:40
-
5 Pemain Tertua di Skuad Juventus 2020/2021, Ronaldo Masih Gacor!
Editorial 2 November 2020, 16:38
LATEST UPDATE
-
Evaluasi Timnas Indonesia U-22 jelang SEA Games 2025: Progres Terlihat, PR Masih Ada
Tim Nasional 19 November 2025, 04:25
-
Imbang 2-2 Lawan Mali, Ini 3 Pemain Timnas Indonesia U-22 yang Layak Dapat Apresiasi
Tim Nasional 19 November 2025, 04:00
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55























KOMENTAR