
Bola.net - Musim 2003/04 adalah musim perdana Kaka berseragam AC Milan. Namun, pemain legendaris Brasil itu bisa langsung menyatu dengan tim barunya.
Bersama Andriy Shevchenko, Kaka menjadi pilar serangan Milan. Scudetto Serie A pun langsung diraihnya di musim pertama.
Scudetto itu sendiri bisa dibilang sebagai pelipur lara bagi Milan. Pasalnya, sebelum mengunci gelar tersebut, mereka dipaksa menelan pil pahit di Liga Champions oleh tim super Deportivo La Coruna.
Musim itu, Kaka mencetak 14 gol untuk Milan di semua ajang. Dia cuma kalah dari Shevchenko (29 gol) dan Jon Dahl Tomasson (15 gol).
Tim Fantastis
AC Milan 2003/04 💪#FlashbackFriday #UCL pic.twitter.com/GAEZqczbv0
— UEFA Champions League (@ChampionsLeague) November 18, 2016
Milan 2003/04 adalah tim fantastis. Tim ini dilatih Carlo Ancelotti.
Di posisi penjaga gawang, ada Christian Abbiati dan Dida.
Di belakang, ada Serginho, Alessandro Costacurta, Alessandro Nesta, Cafu, hingga kapten Paolo Maldini.
Di tengah, Fernando Redondo, Clarence Seedord, Rui Costa, Gennaro Gattuso, Andrea Pirlo, dan Kaka yang baru direkrut dari Sao Paulo senilai €8,5 juta.
Sementara itu, di depan ada nama-nama seperti Filippo Inzaghi, Jon Dahl Tomasson, dan Shevchenko.
Tersingkir di Coppa Italia
Milan e Lazio si sono affrontate in semifinale di Coppa Italia anche nel 2003-04. Quella volta, a San Siro, si disputò il match di andata che vide i biancocelesti imporsi per 2-1 (reti di Fiore, Couto e Pippo Inzaghi). Al ritorno, comodo 4-0 per la Lazio e fu finale #MilanLazio pic.twitter.com/12LcIk3aox
— Il Cuoio (@IlCuoioedi) April 24, 2019
Milan meraih gelar ke-5 di Coppa Italia pada musim 2002/03. Di final, Milan menang agregat 6-3 atas AS Roma (4-1 tandang, 2-2 kandang).
Namun, Milan gagal mempertahankan gelarnya di musim 2003/04.
Milan menyingkirkan Sampdoria di babak 16 besar, kemudian mengeliminasi Roma di perempat final. Di semifinal, Februari 2004, Milan dikandaskan Lazio dengan agregat telak 1-6 (kandang 1-2, tandang 0-4).
Dijegal Super Depor di Liga Champions
#OnThisDay 2004 - Deportivo came back from a 4-1 first leg loss to beat Milan 4-0 and reach the #UCL semi-final pic.twitter.com/Ps8svTmYLH
— Classic Football Shirts (@classicshirts) April 7, 2016
Milan turun di Liga Champions 203/04 mengusung status juara bertahan. Di final edisi sebelumnya, Milan meraih titel mereka yang ke-6 usai mengalahkan Juventus lewat adu penalti.
Namun, di edisi ini, Milan tersingkir secara menyakitkan di babak perempat final. Kegagalan ini sendiri benar-benar mengejutkan.
Pasalnya, Milan menang dengan skor meyakinkan pada leg pertama di San Siro. Milan menekuk Deportivo 4-1 lewat gol-gol Kaka (2), Shevchenko, dan Pirlo.
Leg kedua di Riazor, 7 April 2004, menjadi mimpi buruk bagi Milan. Mereka di-comeback oleh sang wakil La Liga.
Super Depor melumat Milan 4-0 melalui gol-gol Walter Pandiani, Juan Carlos Valeron, Albert Luque, dan Fran Gonzalez. Rossoneri tersingkir dengan agregat 4-5.
Serie A Tak Boleh Lepas
On 2 May 2004, we became Champions of Italy winning our 17th Scudetto title! 🏆🇮🇹 Where were you #OnThisDay?
— AC Milan (@acmilan) May 2, 2018
Oggi è l'anniversario del nostro 17° Scudetto! 🥇🇮🇹 Come avete festeggiato quel giorno? pic.twitter.com/U6ApDwuN5M
Setelah gagal di Coppa Italia dan Liga Champions, Milan membulatkan tekad. Scudetto Serie A tak boleh lepas.
Milan menjamu Roma di San Siro pada pekan ke-32. Laga 2 Mei 2004 itu sangat krusial bagi mereka.
Jika menang, maka Milan akan memastikan diri juara dengan dua laga tersisa. Itulah yang mereka lakukan.
Bersusah payah melawan Roma-nya Fabio Capello, yang diperkuat pemain-pemain seperti Francesco Totti dan Antonio Cassano, Milan menang tipis 1-0. Namun, kemenangan tipis itu sudah cukup bagi Milan untuk mengunci Scudetto mereka yang ke-17.
Dari Kaka ke Shevchenko, dan Gol!
#OnThisDay in 2004@KAKA finds Sheva to get the Scudetto party started! 🏆🇮🇹
— AC Milan (@acmilan) May 2, 2020
Bastano pochi secondi e... a San Siro è festa Scudetto! 🏆🇮🇹
Sponsored by @skrill. Make your money move.#SempreMilan pic.twitter.com/hqWF2gwyH7
Kemenangan atas Roma, yang menentukan Scudetto Milan, diraih lewat gol tunggal Shevchenko. Gol itu tercipta dari assist Kaka.
Lewat sebuah serangan yang dibangun Cafu di sisi kanan, bola sampai ke kaki Kaka. Dia ditekan oleh Francisco Lima dan Olivier Dacourt di dekat garis tepi, tapi Kaka bisa melewati keduanya.
Kaka langsung mengirim umpan silang ke jantung pertahanan Roma. Shevchenko berdiri bebas tanpa pengawalan, dan sundulan tajamnya mampu mengoyak gawang Roma.
Dari Kaka ke Shevchenko, gol..., dan Milan pun meraih Scudetto.
Baca juga artikel-artikel lainnya:
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
13 Tahun Lalu, AC Milan Melumat Manchester United di San Siro
Liga Champions 2 Mei 2020, 23:47
-
Cerita Nyata Tentang Kutukan 100 Tahun Benfica
Bolatainment 2 Mei 2020, 23:10
-
AC Milan 2003/04: Kaka, Shevchenko, Scudetto
Liga Italia 2 Mei 2020, 21:49
LATEST UPDATE
-
BRI Super League: Persib Bandung Kehilangan Adam Alis karena Cedera Kaki
Bola Indonesia 18 November 2025, 04:37
-
Derby della Madonnina: Mentalitas dan Kualitas Modric, Faktor Pembeda bagi AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 00:02
-
Juventus cuma Punya 1 Gelandang Top: Analisis, Masalah Struktural, Agenda Transfer
Liga Italia 17 November 2025, 23:14
-
Juventus Butuh Regista: Tuntutan Spalletti yang Tak Bisa Ditawar
Liga Italia 17 November 2025, 23:03
-
Mesin Gol Belum Berkarat: Lewandowski Bukan Cadangan, Barcelona Masih Membutuhkannya!
Liga Spanyol 17 November 2025, 22:46
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55




















KOMENTAR