Cerita Toko Madura Izza Berkah yang 3 Tahun tak Pernah Tutup, Mudahkan Transaksi Pakai QRIS

Cerita Toko Madura Izza Berkah yang 3 Tahun tak Pernah Tutup, Mudahkan Transaksi Pakai QRIS
Suasana Toko Madura Izza Berkah pada malam hari (c) Asad Arifin

Bola.net - Malam itu, suara tadarus atau orang yang sedang membaca Alquran bersahutan di Jalan Kyai Pasreh Jaya, Bumiayu, Kabupaten Malang. Pada salah satu pertigaan di jalan itu, lampu berwarna hijau, ungu, dan merah menyala secara bergantian bergantian di sebuah toko.

Seorang lelaki datang dan memarkir motor di toko yang bagian depannya dihiasi lampu berwarna-warni tersebut. Lelaki itu adalah Abdul Rosi. Dia baru saja pulang kulakan, rutinitas yang dilakukan dua hari sekali.

Abdul Rosi berasal dari Madura, lebih tepatnya Kabupaten Pamekasan. Dia, bersama sang istri mengaku sudah bekerja sebagai pengelola toko yang bernama Izza Berkah itu sejak 2022 lalu.

"Beginilah suasana di toko Madura. Kalau di Malang, yang jadi ciri khas itu bagian depan ada banyak jajanan anak-anak yang digantung memanjang. Lalu, ada etalase untuk rokok," kata Abdul Rosi sembari mempersilahkan masuk.

Di dalam toko, tidak banyak ruang kosong yang tersedia. Di bagian kanan, ada tumpukan beragam kebutuhan pokok seperti beras, gula, dan telur. Sedangkan, di sebelah kiri, ada rak yang berisi sabun mandi dan lainnya.

"Kalau di belakang untuk mi instan dan tepung. Begini penataan Toko Madura di Malang. Bedanya di Malang dengan di Surabaya dan Jakarta, biasanya di sana bagian paling depan jualannya berupa beras atau telur," kata Abdul Rosi.

1 dari 1 halaman

Bukan Hanya 24 Jam, tapi Belum Pernah Tutup!

Salah satu hal yang menarik dari konsep toko Madura adalah buka 24 jam. Hal yang sama juga berlaku di toko yang dikelola oleh Abdul Rosi. Bahkan, dia menyebut tokonya belum pernah ditutup sama sekali.

"Sejak saya mengelola, sekitar tiga tahun, belum pernah tutup sama sekali. Bahkan saat lebaran tahun lalu karena kebetulan isrti saya sedang tidak salat. Jadi, orang sambil berangkat atau pulang tetap bisa beli," ucap Abdul Rosi.

Abdul Rosi menjaga toko miliknya bersama istrinya yang bernama Eka Martaliani. Agar toko tetap buka, biasanya mereka mengatur jam kerja. Abdul Rosi lebih sering berjaga malam hari. Sementara, pada siang hari, sang istri yang akan menjaga toko.

"Jadi, kalau capek kita tinggal istirahat saja. Di bagian belakang rak itu ada kamarnya. Ada kasur, kamar mandi, dan lainnya. Jadi, ya ini toko sekaligus rumah bagi kami. Makanya tidak pernah tutup," kata Abdul Rosi.

Sekitar 40 menit duduk dan berbincang dengan Abdul Rosi, puluhan pelanggan datang silih berganti. Mereka membeli beragam benda. Ada yang membeli pulsa, mi instan, tepung, keperluan mandi, hingga anak-anak yang membeli jajanan atau es krim.

Abdul Rosi punya beberapa agar pelanggan tetap datang tokonya. Selain memastikan persediaan barang selalu tersedia dan terus buka, dia juga menawarkan berbagai model pembayaran seperti QRIS dan Electronic Data Capture (EDC) dari BRI.

"Mungkin banyak yang mengira di toko Madura tidak ada pilihan itu, terutama QRIS. Sebab, banyak yang datang terus bilang 'oh, di sini bisa pakai QRIS'. Kita pakai karena ini memang memudahkan bagi pembeli," kata Abdul Rosi.

"Di sini pokoknya tidak kalah dengan toko ritel yang besar-besar itu. Bahkan lebih karena selalu buka. Jadi, kalau jam empat pagi mau beli beras atau gas elpiji juga bisa. Mau pembayaran cashless juga bisa," seloroh Abdul Rosi.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL