
Bola.net - Chief Sporting Officer Dorna Sports, Carlos Ezpeleta, menyatakan bahwa pihaknya bertekad membantu Honda dan Yamaha bangkit dari keterpurukan dalam waktu dekat. Dorna akan berusaha melakukan perubahan pada aturan atau regulasi soal pabrikan konsesi di MotoGP.
Musim ini, Honda dan Yamaha masing-masing sudah meraih satu podium dalam main race, tapi keterpurukan mereka cukup meresahkan dan membuat kompetisi menjadi timpang. Kini, KTM jadi satu-satunya pabrikan yang konsisten memberikan perlawanan sengit kepada Ducati.
Ducati sendiri pernah jadi pabrikan konsesi pada 2014 dan 2015, sementara KTM jadi pabrikan konsesi pada 2017-2020. Di lain sisi, Aprilia jadi pabrikan konsesi pada 2015-2022. Honda dan Yamaha adalah dua pabrikan yang tak pernah jadi pabrikan konsesi dan kini malah giliran terpuruk.
Atas alasan itu, Dorna dan FIM menggodok rencana bersama MSMA (Asosiasi Pabrikan), untuk merombak aturan konsesi. Namun, ini tentu harus disetujui anggota MSMA lainnya, yakni Ducati, KTM, dan Aprilia. Meski begitu, Ezpeleta tak menyatakan kapan perombakan ini mulai diberlakukan.
Honda dan Yamaha Dulu Murah Hati Soal Konsesi

"Kami sedang berusaha untuk bisa membantu, tak hanya Honda, melainkan juga Yamaha, agar mereka bisa kembali kompetitif dalam waktu yang lebih cepat," ungkap Ezpeleta dalam wawancaranya dengan Catalunya Radio pada Rabu (28/6/2023).
"Honda dan Yamaha sangat murah hati dengan aturan konsesi pada masa lalu, dan itu vital bagi Ducati dan Suzuki untuk tampil kompetitif dengan cepat, serta bagi KTM dan Aprilia untuk masuk ke MotoGP dan tampil kompetitif juga. Posisi Dorna adalah mendukung sistem konsesi diubah," lanjutnya.
Sebagai catatan, 2023 adalah musim pertama MotoGP tanpa pabrikan konsesi sejak regulasi konsesi diberlakukan pada 2014. Nah, apa sih perbedaan pabrikan konsesi dan non-konsesi di MotoGP selama ini? Kapan sebuah pabrikan bisa kehilangan hak-hak konsesinya? Berikut ulasannya.
Perbedaan Pabrikan Konsesi dan Non-konsesi

- pabrikan konsesi boleh menggunakan 9 mesin per musim, sementara pabrikan non-konsesi hanya boleh menggunakan 7 mesin per musim.
- pabrikan konsesi berhak tidak menyegel spesifikasi mesin sebelum musim dimulai, sementara pabrikan non-konsesi wajib menyegel spesifikasi mesin sebelum musim dimulai, alias berada dalam aturan 'engine freeze'.
- pabrikan konsesi mendapatkan jatah 6 wildcard per musim dan boleh diambil secara beruntun, sementara pabrikan non-konsesi hanya mendapatkan dapat jatah 3 wildcard per musim dan tak boleh diambil secara beruntun.
- pabrikan konsesi boleh menjalani tes tanpa batasan alokasi hari, sementara pabrikan non-konsesi hanya mendapatkan alokasi lima hari tes saat musim berjalan.
- para pembalap reguler pabrikan konsesi boleh turun dalam semua tes, sementara para pembalap reguler pabrikan non-konsesi hanya boleh turun dalam lima hari tes yang sudah ditentukan.
Lalu, apa yang harus dilakukan para pabrikan MotoGP demi kehilangan hak-hak konsesi?
Poin Konsesi

Demi kehilangan hak-hak konsesi, sebuah pabrikan MotoGP harus meraup total 6 poin konsesi dalam kurun dua musim. Poin-poin ini pun diakumulasikan dari podium yang mereka raih dalam main race baik dalam cuaca kering maupun hujan. Berikut rinciannya:
- Menang = 3 poin
- Finis kedua = 2 poin
- Finis ketiga = 1 poin
Jika sebuah pabrikan sudah mencapai 6 poin konsesi dalam kurun dua musim, maka mereka akan:
- kehilangan hak menjalani tes tanpa batasan alokasi hari (diterapkan secara efektif)
- kehilangan semua hak konsesi pada musim berikutnya
Namun, jika sebuah pabrikan non-konsesi gagal meraih podium dalam semusim penuh, maka mereka akan berubah menjadi pabrikan konsesi pada musim berikutnya. Aturan inilah yang ingin diubah oleh Dorna Sports, karena Honda dan Yamaha masing-masing sudah meraih satu podium dalam delapan seri pertama 2023.
Sumber: Catalunya Radio
Baca juga:
- MotoGP Ingin Kurangi Peserta, Marc Marquez Makin Sulit Pindah ke KTM
- Marco Bezzecchi Ngotot Tetap di VR46, Minta Motor Pabrikan dari Ducati
- Marc Marquez: Dari Lorenzo sampai Mir, Honda Harus Tahu Kenapa Mereka Terpuruk
- Gigi Dall'Igna: Sedih Rasanya Lihat Marc Marquez Menderita
- KTM Beri Kode 2025 Lebih Masuk Akal Gaet Marc Marquez di MotoGP
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Daftar WAGs Manchester City 2023/2024
Bolatainment 30 Juni 2023, 22:33
-
Daftar Lengkap Skuad Juventus Musim 2023/2024
Liga Italia 30 Juni 2023, 21:55
-
Daftar Lengkap Skuad Barcelona Musim 2023/2024
Liga Spanyol 30 Juni 2023, 16:16
LATEST UPDATE
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR