
Bola.net - Juara dunia MotoGP 2007 dan 2011, Casey Stoner, mengaku baru-baru ini dirinya didiagnosa mengalami gangguan kecemasan (anxiety disorder), yang ia akui menjadi jawaban mengapa ia tak pernah menyukai popularitasnya. Hal ini ia sampaikan dalam podcast Gypsy Tales bersama Jase Macalpine pada Senin (31/1/2022).
Stoner mencapai puncak popularitasnya sejak mendominasi MotoGP pada 2007 dan merebut gelar dunia, disertai rivalitas sengitnya dengan Valentino Rossi. Sejak itu, Stoner malah kerap blak-blakan mengaku tak menyukai aktivitasnya di luar balapan, salah satunya menjalani jumpa pers dan wawancara dengan awak media.
Pada 2009, Stoner juga didiagnosa mengalami intoleransi laktosa, dan sejak itu kondisinya naik turun. Pada akhir 2012, ia memutuskan pensiun, mengaku ada begitu banyak hal yang membuatnya tak lagi nyaman di MotoGP. Kala itu ia menyatakan bahwa MotoGP tak lagi bertahan pada 'acara' intinya, yakni kompetisi.
Keputusannya pensiun hingga kini memunculkan banyak tanda tanya, karena Stoner gantung helm saat masih berusia 27 tahun dan berpotensi meraih lebih banyak prestasi mentereng. Banyak pihak juga sulit mengerti mengapa Stoner tak bisa menerima konsekuensinya sebagai juara, yakni ketenaran dan ekspektasi tinggi.
Tadinya Tak Percaya Soal Gangguan Kecemasan
"Dulu saya sulit memahami mengapa saya lebih sulit menerima popularitas ketimbang orang lain. Orang lain tak cemas menjadi terkenal dan tak khawatir soal hal-hal di luar balapan, seperti tekanan dan lainnya. Saya pun baru-baru ini didiagnosa mengalami anxiety, hal yang tadinya tak saya ketahui ada," tutur bapak dua anak ini.
"Tadinya saya pikir hal macam ini hanya dibuat-buat oleh orang-orang, hanya cara mereka untuk merasa stres. Tadinya saya pikir semua orang memang bisa saja stres. Tapi punggung saya bahkan bisa terkunci jika kecemasan saya kambuh. Saya kini menyadarinya dan ini jadi bikin tak nyaman," lanjut rider asal Australia tersebut.
Stoner mengakui, mungkin ia akan lebih mudah menjalani kariernya andai dulu sudah menyadari betapa pentingnya kesehatan mental, hingga bisa mengendalikan situasi lebih baik. "Tapi sejak dulu saya memang sudah dicap buruk karena jauh dari banyak orang dan media. Padahal saya memang tak pernah nyaman melakukannya. Saya tak pernah nyaman di tengah keramaian," kisahnya.
Stoner juga menyatakan, pada masa-masanya membela Ducati pada 2007-2010, ia justru merasa makin terbebani ketika menjalani pekan balap yang gemilang dan berpotensi meraih kemenangan. Semakin oke performanya, semakin ogah-ogahan pula ia berkompetisi. Uniknya, ia sendiri tak memahami mengapa hal ini bisa terjadi.
Kini Punya 'Mantra' Sendiri dalam Jalani Hidup
"Bertahun-tahun, sebelum dua tahun terakhir saya di MotoGP, makin bagus akhir pekan yang saya jalani, makin saya ingin mati. Saya berbaring di lantai motorhome, sangat mual, dan tak mau balapan. Saya tak bisa merasa lebih buruk dari itu, dan saya tak bisa memahaminya," tutur Stoner, yang juga mengaku dapat tekanan besar dari Ducati.
"Ada tekanan dari tim dan orang-orang yang selama ini telah membantu saya, mungkin ada 70-100 orang di sana. Apalagi jika Anda merupakan rider nomor satu, di mana semua orang berharap Anda menang di tiap akhir pekan. Saya pun baru memahaminya setelah saya mengakhiri karier, mengapa saya kesulitan atas semua ini," lanjutnya.
Stoner mengakui kini punya mantra sendiri demi menghindari kecemasan dalam hidup sehari-hari, yakni 'Anda hanya bisa melakukan apa yang Anda bisa lakukan, dan Anda tak bisa melakukan lebih dari itu'. "Bagi saya, itu berarti selama saya mempersiapkan diri dengan baik, saya akan mengerahkan yang terbaik tapi saya takkan bisa memberikan lebih," pungkasnya.
Pada akhir 2019, Stoner juga didiagnosa mengalami sindrom kelelahan kronis yang membuatnya tak bisa beraktivitas normal dalam kehidupan sehari-hari. Namun, proses pemulihannya berjalan baik dalam dua tahun terakhir, dan ia bahkan sempat hadir dalam MotoGP Algarve dan Valencia pada 2021 lalu sebagai tamu kehormatan Ducati.
Sumber: Gypsy Tales Podcast
Baca Juga:
- Galeri: Kerennya Corak Anyar Pramac Racing, Tim Satelit Kandidat Juara MotoGP 2022
- Hasil Hari Ketiga Uji Coba Shakedown MotoGP Sepang: Maverick Vinales Kembali Tercepat
- Hasil Hari Kedua Uji Coba Shakedown MotoGP Sepang: Maverick Vinales Terdepan
- Ana Carrasco Resmi ke Moto3, Kawasaki: Bukti Perempuan Layak Dapat Kans Setara dengan Laki-Laki
- Cal Crutchlow Resmi Tetap Jadi Test Rider Yamaha sampai MotoGP 2023
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Stoner: Rossi Bikin Saya dan Marquez Jadi Musuhnya? Senjata Makan Tuan!
Otomotif 3 Februari 2022, 16:55 -
Casey Stoner Didiagnosa Alami Gangguan Kecemasan, Jawaban Mengapa Pensiun Dini
Otomotif 3 Februari 2022, 10:15 -
Kagumi Jack Miller-Remy Gardner, Casey Stoner: Masa Kelam Mereka Sudah Lewat
Otomotif 24 Januari 2022, 15:30 -
Ramon Forcada Salut Maverick Vinales Berani Tinggalkan Yamaha
Otomotif 13 Januari 2022, 15:35 -
Pedro Acosta Serasa 'Dewa' Dipuji Casey Stoner Usai Menolak ke MotoGP
Otomotif 13 Januari 2022, 11:45
LATEST UPDATE
-
Lamine Yamal Cedera Lagi, Hansi Flick Tak Yakin Bisa Tampil di El Clasico
Liga Spanyol 5 Oktober 2025, 01:25 -
Debut Sempurna Senne Lammens: Clean Sheet dan Pujian-Pujian!
Liga Inggris 5 Oktober 2025, 01:10 -
Link Live Streaming Real Madrid vs Villarreal - Nonton La Liga di Vidio
Liga Spanyol 5 Oktober 2025, 01:00 -
Lukai Sang Mantan, Declan Rice Jadi Man of the Match Arsenal vs West Ham
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 23:45 -
Prediksi Lille vs PSG 6 Oktober 2025
Liga Eropa Lain 4 Oktober 2025, 23:39 -
Prediksi Juventus vs AC Milan 6 Oktober 2025
Liga Italia 4 Oktober 2025, 23:36 -
Cetak Gol Lagi, Benjamin Sesko Jadi Man of The Match Laga MU vs Sunderland
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 23:23
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR