
Bola.net - - Delapan tahun sudah Kawasaki meninggalkan panggung gemerlap MotoGP. Banyak orang heran atas keputusan mereka tak ingin kembali ke kejuaraan balap motor terakbar tersebut. Pabrikan Jepang ini justru fokus menjalankan proyek WorldSBK, di mana mereka merebut gelar dunia lewat Scott Russell (1993), Tom Sykes (2013) dan Jonathan Rea (2015-2016).
Sejak MotoGP menggantikan GP500 pada 2002, Kawasaki hanya meraih lima podium tanpa kemenangan. Sejak akhir 2009, mereka pun berulang kali menegaskan tak punya niat kembali ke MotoGP, berdalih tak terlalu menguntungkan. Pimpinan Honda WorldSBK, Ronald Ten Kate pun mengaku heran, namun juga mendukung keputusan Kawasaki.
"Saat mereka di MotoGP, nasib mereka buruk. Mereka tak mau melanjutkan proyek itu dan memilih balapan di WorldSBK. Tapi saya bisa memakluminya, karena memang lebih masuk akal balapan di sini. Meski begitu, pabrikan besar biasanya ingin turun di kejuaraan bergengsi selama budget dan sumberdaya mereka terpenuhi," ucap Ten Kate kepada Motorsport Total.
Randy de Puniet, salah satu ikon Kawasaki Factory Racing di MotoGP. (c) Istimewa
Rider Aruba.it Ducati, Chaz Davies juga heran melihat Kawasaki yang dominan di WorldSBK dalam lima tahun terakhir justru tak mau turun di MotoGP meski punya sumberdaya mencukupi. "Saya agak heran, karena aneh melihat salah satu pabrikan terbesar di dunia tak turun di MotoGP, justru fokus di WorldSBK. Kenapa? Mungkin mereka pikir memang lebih baik turun di WorldSBK saja. Setiap pabrikan punya strategi sendiri," ungkapnya.
Juara dunia MotoGP 2006 yang kini membela Honda WorldSBK, Nicky Hayden juga punya pandangan serupa. Ia bahkan penasaran soal besarnya dana yang diterima Kawasaki. Menurutnya, bila memiliki biaya yang cukup banyak, maka Kawasaki bisa menjalankan riset untuk kembali merakit dan mengembangkan motor MotoGP, yang dikenal cukup mahal.
"Saya tak tahu situasi Kawasaki, tak tahu seberapa besar budget mereka. Tapi saya rasa mereka bakal tampil baik di MotoGP, Kawasaki tahu cara merakit motor yang baik. Jika mereka menjual banyak motor lewat WorldSBK, maka baguslah. MotoGP tak murah, butuh banyak biaya menjalankan proyek di sana. Mungkin sponsor bisa jadi solusi, tapi juga mungkin mereka pikir turun di MotoGP tak terlalu berpengaruh," pungkasnya.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Para Tokoh Balap Heran Kawasaki Ogah ke MotoGP
Otomotif 15 Mei 2017, 16:00
-
Bradl Jagokan Marquez, Hayden Penasaran Rossi-Vinales
Otomotif 8 Februari 2017, 15:00
-
Cedera, Hayden Lagi-Lagi Batal Lawan Marquez di Superprestigio
Otomotif 15 Desember 2016, 15:00
-
Pebalap Cadangan, Dapatkah Sistem Formula 1 Diterapkan di MotoGP?
Otomotif 15 Desember 2016, 11:45
-
Jatuh Disenggol Jack Miller, Nicky Hayden Kecewa Berat
Otomotif 24 Oktober 2016, 14:15
LATEST UPDATE
-
Evaluasi Timnas Indonesia U-22 jelang SEA Games 2025: Progres Terlihat, PR Masih Ada
Tim Nasional 19 November 2025, 04:25
-
Imbang 2-2 Lawan Mali, Ini 3 Pemain Timnas Indonesia U-22 yang Layak Dapat Apresiasi
Tim Nasional 19 November 2025, 04:00
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55



















KOMENTAR