
Bola.net - Timnas Jerman tidak sedang baik-baik saja setelah tersingkir dari Piala Dunia 2022. Kegagalan Hansi Flick sebagai pelatih Jerman untuk memanajemen skuad berujung pada munculnya dua kubu, salah satunya adalah kubu Bayern Munchen.
Sebelum menukangi timnas Jerman, Flick memang merupakan manajer klub raksasa tersebut. Ia menangani Munchen dari tahun 2019 sampai 2021, setelah sebelumnya diangkat dari posisi asisten manajer.
Kepiawaian Flick di Munchen memang layak diacungi jempol. Tujuh gelar berhasil diberikan Flick untuk Munchen.
Caranya yang jenius meracik strategi di Munchen itu ternyata gagal berlanjut ke tim nasional. Bersama Jerman, Flick justru mengulang pencapaian buruk Der Panzer pada Piala Dunia 2018 dengan tidak lolos fase grup.
Keputusan yang Bias
Salah satu faktor yang dianggap jadi biang kegagalan Flick di Jerman adalah keputusannya bias. Banyak keputusannya dianggap lebih condong mendukung anak asuhannya dulu di Munchen.
Hubungan antara pemain-pemain Munchen di Jerman memang sudah terbentuk lebih lama dengan pemain timnas Jerman lainnya. Oleh karena itu, pemain lain merasa tidak nyaman.
BILD bahkan melaporkan bahwa kubu timnas Jerman kini terbagi jadi dua. Ada kubu Bayern Munchen dan kubu satunya yang tidak pernah atau bukan pemain Munchen.
Masalah Agenda Politik
Masalah pertama muncul saat Jerman protes tidak boleh mengenakan ban kapten One Love. Seluruh skuad Jerman pun berfoto dengan gestur menutup mulut sebagai tanda dibungkam.
Padahal, tidak semua pemain setuju dengan membawa agenda politik ke dalam lapangan. Namun, Manuel Neuer dan Leon Goretzka memaksa.
Kebetulan, kedua pemain itu merupakan pemain Munchen. Neuer bahkan merupakan kapten tim.
Pergantian Goretzka dengan Gundogan
Flick juga menunjukkan keputusan yang bias pada laga pertama melawan Jepang yang berakhir dengan kekalahan 1-2. Saat itu, Ilkay Gundogan yang tampil apik justru diganti oleh Goretzka.
Pergantian itu pun membawa bencana. Jerman jadi kehilangan kontrol di lapangan tengah dan berhasil di-comeback oleh Jepang.
Keputusan Flick tersebut disinyalir untuk menjaga Goretzka tetap senang. Di sisi lain, Gundogan marah dengan keputusan yang dilakukan sang pelatih.
Ter Stegen Tidak Main, Sule Main Terus
Flick juga bersikeras memainkan Oliver Kahn sebagai penjaga gawang utama Jerman. Ia tidak memberi kesempatan sama sekali untuk Marc-Andre Ter Stegen.
Padahal, Ter Stegen tampil apik di Barcelona di musim ini. Ia tidak senang karena tidak diberikan kesempatan tampil.
Sementara itu, Flick justru tetap memainkan Niklas Sule. Penampilan bek tengah itu sangat buruk, tetapi selalu jadi pilihan utama di tiga laga berturut-turut.
Menurut laporan yang sama, Flick yang pernah bekerja sama dengan Sule di Munchen jadi penyebabnya. Sehingga sang pemain terus mendapatkan menit bermain.
Masalah semacam ini disebut akan jadi bom waktu di kubu Jerman. Flick yang harusnya menyatukan tim nasional, justru memecahnya jadi dua kubu.
Jangan lupa saksikan Piala Dunia 2022 di SCTV, Indosiar, MOJI, Mentari TV, Nex Parabola dan live streaming di Vidio. Dan ikuti terus berita terbaru Piala Dunia 2022 hanya di Bola.net.
Sumber: BILD
Baca Juga:
- Sindiran Keras Joao Felix untuk Diego Simeone: Saya Lebih Suka Main di Timnas Portugal
- Timnas Maroko dan 3 Wakil Afrika yang Pernah Melaju ke Perempat Final Piala Dunia
- Jerman, Kosta Rika, Jepang, Spanyol Pulang, Grup E Tanpa Wakil di Perempat Final Piala Dunia 2022
- Local Pride! 8 Pelatih Lokal yang Membawa Negaranya Lolos Perempat Final Piala Dunia 2022
- Jamal Musiala Enggan Nonton Babak Gugur Piala Dunia 2022 Setelah Tersingkir, Lantas Apa Saja Kegiata
- Waduh, Kylian Mbappe Absen Latihan Jelang Laga Lawan Inggris
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Jerman Gagal Total di Piala Dunia 2022, Hansi Flick Bakal Dipecat?
Piala Dunia 7 Desember 2022, 22:25
-
5 Negara Unggulan yang Gagal Total di Piala Dunia 2022: Jerman Paling Mengejutkan
Editorial 7 Desember 2022, 17:11
-
Kacau! Timnas Jerman Terpecah Jadi Dua Kubu, Salah Satunya Kubu Bayern Munchen
Piala Dunia 7 Desember 2022, 16:39
LATEST UPDATE
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
























KOMENTAR