Terbukti Main Lebih Solid, Sudah Waktunya Portugal Berpisah dengan Cristiano Ronaldo?

Terbukti Main Lebih Solid, Sudah Waktunya Portugal Berpisah dengan Cristiano Ronaldo?
Ekspresi Cristiano Ronaldo saat menerima kartu merah di laga Timnas Portugal melawan Irlandia pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa (c) AP Photo/Peter Morrison

Bola.net - Portugal memasuki tahun Piala Dunia dengan pertanyaan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. 

Cristiano Ronaldo, ikon terbesar dalam sejarah sepak bola negara itu, kini berada di persimpangan antara status legenda dan urgensi taktik modern. Kondisi fisik, usia, dan situasi suspensi membuat perdebatan kian intens.

Roberto Martinez yang mengambil alih tim pada 2023, menghadapi tekanan besar dalam menentukan arah baru tim nasional. Keputusan yang diambilnya akan membawa konsekuensi bukan hanya pada performa Portugal, tetapi juga pada dinamika emosional publik. 

Ronaldo bukan sekadar pemain, ia simbol generasi, penggerak ekonomi, dan wajah global sepak bola Portugal. Meski Ronaldo terus mencetak gol, tanda-tanda perubahan tampak semakin jelas. 

Ketidakhadiran Ronaldo di lapangan memberi ruang bagi pemain lain, dan Portugal menunjukkan mereka bisa tampil dominan tanpa sang bintang veteran. Situasi ini membuat pertanyaan tentang masa depan Ronaldo semakin relevan.

1 dari 3 halaman

Skorsing Ronaldo dan Dampaknya pada Portugal

Pemain Portugal merayakan gol keempat mereka ke gawang Armenia dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup F di Porto, 16 November 2025 (c) AP Photo/Luis Vieira

Pemain Portugal merayakan gol keempat mereka ke gawang Armenia dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup F di Porto, 16 November 2025 (c) AP Photo/Luis Vieira

Keputusan apakah Ronaldo tetap berada dalam skuad semakin mendesak setelah sang pemain menerima kartu merah akibat insiden dengan Dara O’Shea. 

Pelanggaran itu dapat berujung pada hukuman hingga kemungkinan tiga pertandingan. Ronaldo sudah absen sekali dan Portugal tetap tampil perkasa, memperlihatkan kemampuan kolektif tanpa bergantung pada satu nama besar.

Jika dibawa ke Piala Dunia, Ronaldo kemungkinan absen pada pertandingan pembuka grup, mungkin juga laga kedua. Absensi ini menciptakan ruang bagi kombinasi baru, sekaligus memberi tekanan pada Martinez untuk menilai efektivitas tim tanpa kapten legendaris tersebut.

Situasi ini mengingatkan pada kasus Wayne Rooney pada 2006, yang mendapatkan pengurangan hukuman meski melakukan tindakan kekerasan. 

Meski begitu, Ronaldo kini berada pada fase karier yang berbeda. Ia memiliki pengaruh besar di dalam dan luar lapangan, membuat keputusan terkait dirinya jauh lebih kompleks.

2 dari 3 halaman

Daya Tarik Komersial dan Pengaruh Ronaldo dalam Keputusan FIFA

Aksi Cristiano Ronaldo pada laga Timnas Portugal melawan Irlandia di lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa (c) AP Photo/Peter Morrison

Aksi Cristiano Ronaldo pada laga Timnas Portugal melawan Irlandia di lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa (c) AP Photo/Peter Morrison

Ronaldo bukan sekadar pemain bagi Portugal; ia aset global. Dengan lebih dari satu miliar pengikut di media sosial, kehadirannya di Piala Dunia bernilai besar bagi pemasaran turnamen. Organisasi seperti FIFA tentu memahami daya tarik ini dan berkepentingan menjaga minat audiens global.

Ronaldo menjadi wajah bagi drama panjang persaingannya dengan Lionel Messi. Televisi, sponsor, dan para pemegang hak siar menginginkan kelanjutan episode terakhir narasi tersebut. 

Kehadirannya menambah nilai jual turnamen yang digelar di Amerika Utara, wilayah yang sedang digarap FIFA untuk ekspansi.

Namun, pada level permainan, pengaruh Ronaldo tidak lagi seperti dulu. Mobilitasnya menurun dan perannya kini lebih fokus pada penyelesaian di kotak penalti. 

Meski tetap berbahaya di area itu, bek-bek terbaik dunia lebih mudah mengantisipasi pergerakannya. Faktor inilah yang membuat debat mengenai keberlanjutannya semakin wajar.

3 dari 3 halaman

Kualitas Skuad Portugal dan Dilema Besar Martinez

Portugal memiliki kedalaman talenta yang luar biasa. Absennya Ronaldo saat menghadapi Armenia menjadi contoh bagaimana tim bisa tampil lebih bebas secara psikologis. 

Dalam kemenangan 9-1 itu, Bruno Fernandes dan Joao Neves mencetak hattrick, sementara kontribusi lain datang dari Goncalo Ramos, Renato Veiga, dan Francisco Conceicao.

Namun paradoksnya, mengakhiri era Ronaldo bukan keputusan sederhana. Ia berdiri di atas figur legendaris seperti Eusebio dan telah berperan besar membawa Portugal ke panggung tertinggi. 

Mengucapkan selamat tinggal pada sosok yang begitu berpengaruh membawa risiko politis dan emosional.

Keputusan terbaik seharusnya berlandas pada kebutuhan tim. Portugal memiliki lini tengah yang dipenuhi pemain bertalenta, Bernardo Silva, Joao Neves, Ruben Neves, Vitinha, Matheus Nunes, Bruno Fernandes, Rafael Leao, dan mereka terbukti mampu mengatasi tekanan tanpa Ronaldo. 


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL