
Bola.net - Alvaro Morata sempat ingin memalsukan cedera demi menghindari Euro 2024. Ia mengaku merasa "hancur secara mental" dan bahkan ketakutan untuk tidur.
Kisah itu terungkap dalam dokumenter baru berjudul Morata: They Don’t Know Who I Am. Film ini menggambarkan sisi kelam kehidupan sang striker di tengah kariernya yang terlihat gemerlap.
Lewat dokumenter tersebut, Morata membuka luka lama. Ia memperlihatkan bahwa tekanan bermain di level tertinggi bisa sangat menghancurkan.
Tekanan Puncak Setelah Duel Kontra Dortmund
Morata menjelaskan bahwa titik terendahnya terjadi setelah Atletico Madrid disingkirkan Borussia Dortmund pada perempat final Liga Champions 2024. Ia gagal memanfaatkan peluang emas di awal laga. Ia tidak mampu menghapus momen itu dari pikirannya.
"Saya tidak bisa mengikuti sepak bola," ungkap Morata dalam dokumenter itu. "Kami belum kalah, belum tersingkir, tapi di kepala saya kesempatan itu sudah hilang." Usai pertandingan, Morata berdiam lama di ruang ganti sendirian. Di sanalah semuanya mulai memburuk.
Itu dimulai dari rasa sesak di dada, ketakutan tidur, hingga pikiran untuk pura-pura cedera. Ini bertujuan agar tidak dipanggil timnas Spanyol. Ia kemudian menghubungi dokter timnas Spanyol, Oscar Celada, dan menyatakan tidak siap untuk bermain di Euro 2024.
Bantuan dari Iniesta dan Peran Keluarga
Sebagai langkah awal pemulihan, Celada mempertemukan Morata dengan Andres Iniesta. Sang legenda juga pernah bergulat dengan depresi usai kematian Dani Jarque pada tahun 2009.
Obrolan itu menjadi titik balik bagi Morata. Iniesta meyakinkan Morata bahwa kontribusi positif di timnas bisa menjadi bentuk terapi.
Luis de la Fuente, pelatih timnas Spanyol, juga berperan penting. Ia mengatakan bahwa tim membutuhkannya. Kalimat sederhana itu memberi Morata tujuan baru.
Di sisi lain, dukungan keluarga dan sahabat sangat terasa sepanjang dokumenter. Istri Morata, Alice Campello, serta orang tua dan pelatih mentalnya, Adria Carmona, turut memberikan kesaksian.
Luka Lama dan Keputusan Tinggalkan Atletico
Dalam dokumenter tersebut, Morata mengungkap trauma yang menumpuk. Ini terjadi sejak masa-masa sulit di Chelsea. Tekanan terus berlanjut setelah ia kembali ke Spanyol.
"Pernah terpikir oleh saya untuk cedera pura-pura, agar tak ikut Euro," ujarnya.
Beban mental itu akhirnya membuat Morata memutuskan meninggalkan Atletico dan pindah ke AC Milan pada musim panas 2024.
"Saya tidak bisa ambil risiko mengalami depresi lagi," katanya. Ia juga menambahkan, "Saya ingin menjuarai sesuatu dengan Atletico, tapi tidak sebanding dengan risiko yang harus saya hadapi."
Morata bahkan sempat berpisah dari Campello setelah Euro, meskipun akhirnya rujuk beberapa bulan kemudian. Ia tetap membela Spanyol, meskipun posisinya tidak lagi sebagai starter utama.
Jangan sampai ketinggalan infonya
- Sudah Waktunya Pensiun dari Timnas Spanyol, Morata?
- Cristiano Ronaldo Beri Dukungan Moril untuk Lamine Yamal Usai Final UEFA Nations League
- Momen Cristiano Ronaldo Tak Berani Lihat Adu Penalti di Final UEFA Nations League: Deg-degan yang Berakhir Manis
- Jurus Portugal Juara UNL: Dari Cristiano Ronaldo hingga Strategi Roberto Martinez
- Spanyol vs Portugal: Ini Kata-kata Nuno Mendes Setelah Berhasil Bungkam Lamine Yamal
TAG TERKAIT
LATEST UPDATE
-
Frank Lampard Angkat Coventry City, Dari Tim Terlupakan Jadi Penantang Promosi
Liga Inggris 2 Oktober 2025, 23:38 -
Link Live Streaming AS Roma vs Lille - Nonton Liga Europa di Vidio
Liga Eropa UEFA 2 Oktober 2025, 22:46 -
Mungkinkah Cesc Fabregas Kembali ke Inggris dan Jadi Manajer Manchester United?
Liga Inggris 2 Oktober 2025, 21:26
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR