Akhir Polemik Eksekutor Penalti Madrid, Alonso Pilih Mbappe Geser Vinicius

Akhir Polemik Eksekutor Penalti Madrid, Alonso Pilih Mbappe Geser Vinicius
Eksekusi penalti Kylian Mbappe ke gawang Osasuna membawa Real Madrid menang 1-0 di pekan pertama La Liga 2025-2026. (c) AP Photo/Manu Fernandez

Bola.net - Dilema eksekutor penalti Real Madrid akhirnya menemukan titik terang di musim 2025/2026. Kylian Mbappe resmi ditunjuk sebagai penendang utama setelah Xabi Alonso mengumumkan keputusan tersebut pascapelantikannya sebagai pelatih.

Posisi kedua kini ditempati Vinicius Junior, mengakhiri perdebatan panjang yang mengemuka sepanjang musim lalu. Di era Carlo Ancelotti, kedua pemain kerap bergantian tanpa ada kejelasan urutan prioritas.

Efektivitas kebijakan baru ini langsung terbukti pada laga perdana La Liga melawan Osasuna. Satu-satunya gol kemenangan Los Blancos lahir dari eksekusi penalti Mbappe yang dingin dan presisi.

1 dari 3 halaman

Keputusan Tegas Alonso

Jurnalis Marcos Benito dari El Chiringuito TV mengungkap motivasi di balik langkah Alonso. Pelatih berusia 42 tahun itu ingin segera mengakhiri ketidakpastian yang mengganggu fokus tim.

Musim sebelumnya, situasi ambigu ini kerap mencuri perhatian publik dan media. Real Madrid sering terlihat bingung ketika mendapat kesempatan dari titik penalti karena tidak ada hierarki yang jelas.

Penetapan Mbappe sebagai eksekutor primer sekaligus memperkuat posisinya sebagai leader lini depan. Kepercayaan tambahan ini tampak mendongkrak performa dan mental pemain asal Prancis tersebut.

2 dari 3 halaman

Analisis Statistik yang Mendasari Keputusan

Selebrasi penyerang Real Madrid, Vinicius Junior usai membobol gawang Salzburg di Piala Dunia Antarklub 2025, 27 Juni 2025 lalu. (c) AP Photo/Matt Slocum

Selebrasi penyerang Real Madrid, Vinicius Junior usai membobol gawang Salzburg di Piala Dunia Antarklub 2025, 27 Juni 2025 lalu. (c) AP Photo/Matt Slocum

Data musim 2024/2025 memberikan justifikasi rasional atas pilihan Alonso. Mbappe memang pernah gagal tiga kali dari titik putih, namun berhasil mengonversi delapan penalti lainnya dengan konsistensi tinggi.

Catatan Vinicius justru menunjukkan fluktuasi yang lebih besar. Dari enam kesempatan penalti, pemain Brasil itu hanya berhasil empat kali sementara dua kegagalannya memberikan dampak negatif signifikan bagi tim.

Momen terburuk terjadi saat berhadapan dengan Valencia di La Liga ketika tendangannya dengan mudah diantisipasi Giorgi Mamardashvili. Kegagalan serupa juga terjadi di babak 16 besar Liga Champions kontra Atletico Madrid meski di laga berbeda ia sempat sukses mencetak gol.

3 dari 3 halaman

Pergeseran Dinamika Internal

Keputusan Alonso mencerminkan perubahan hierarki di dalam skuad Los Blancos. Mbappe tidak hanya ditempatkan sebagai bintang utama, tetapi juga diberi tanggung jawab penuh dalam situasi-situasi menentukan.

Di sisi lain, Vinicius menghadapi tekanan kritik yang semakin menguat belakangan ini. Inkonsistensi performa dan intensitas yang dianggap menurun membuatnya kehilangan status sebagai opsi terpercaya dari titik penalti.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL