
Bola.net - Petenis nomor satu dunia, Jannik Sinner, berhasil menjuarai Wimbledon untuk pertama kalinya. Ia sukses menumbangkan sang juara bertahan, Carlos Alcaraz, di partai final dengan skor 4-6, 6-4, 6-4, 6-4.
Kemenangan ini terasa begitu manis dan menjadi sebuah pembalasan dendam yang sempurna. Sebulan yang lalu, Sinner kalah secara menyakitkan dari Alcaraz di final French Open.
Gelar ini juga merupakan titel Grand Slam keempat sepanjang karier Sinner. Ia pun mengukir sejarah sebagai orang Italia pertama yang mampu menjuarai Wimbledon.
Pertarungan di Centre Court berlangsung sangat dramatis. Sinner menunjukkan kekuatan mental yang luar biasa untuk bangkit dari ketertinggalan dan mengunci kemenangan.
Bangkit dari Mimpi Buruk di Paris
Sebulan yang lalu, Jannik Sinner hanya bisa menatap nanar dari kursinya di Paris. Ia kalah di final French Open setelah sempat memegang tiga championship point.
Ia juga datang ke final Wimbledon ini dengan rekor pertemuan yang buruk. Sinner selalu kalah dalam lima pertandingan terakhirnya melawan Alcaraz.
Namun, semua catatan minor tersebut seakan tak ada artinya di atas lapangan. Sinner datang dengan mentalitas baru dan menunjukkan ketangguhan yang luar biasa.
Kekalahan di Paris justru menjadi bahan bakar kemenangannya di London. Ia membuktikan bahwa dirinya telah belajar dari kegagalan dan kembali dengan jauh lebih kuat.
Drama dan Titik Balik di Lapangan
Awal pertandingan sebenarnya tidak berjalan dengan baik untuk Sinner. Ia sempat unggul 4-2 di set pertama, sebelum Alcaraz bangkit dan merebut empat gim beruntun.
Namun, Alcaraz yang giliran kehilangan fokus pada awal set kedua. Momen krusial ini berhasil dimanfaatkan dengan sempurna oleh Sinner untuk menyamakan kedudukan.
Set ketiga menjadi kunci penentu kemenangan bagi petenis asal Italia tersebut. Ia tampil sangat solid dan tenang, terutama saat servisnya berada di bawah tekanan hebat.
Sebaliknya, Alcaraz justru beberapa kali goyah di momen-momen krusial. Sinner berhasil merebut break penting untuk akhirnya memenangkan set ketiga dan membalikkan momentum.
Menolak Mengulang Kesalahan yang Sama
Situasi di set keempat sebenarnya hampir mirip dengan apa yang terjadi di Paris. Sinner kembali berhasil unggul lebih dulu, namun mulai merasakan tekanan yang sangat besar.
Saat sedang unggul 4-3, ia sempat menghadapi dua break point dari Alcaraz. Momen ini sangat kritis dan berpotensi mengubah kembali alur pertandingan.
Akan tetapi, kali ini Sinner menolak untuk kembali runtuh seperti sebelumnya. Ia tidak membiarkan Alcaraz mendapatkan kesempatan untuk bangkit dan membalikkan keadaan.
Dengan pukulan-pukulan keras yang berani dan penuh perhitungan, ia berhasil keluar dari tekanan. Sinner akhirnya mampu mengunci kemenangan dan mengukir namanya dalam buku sejarah.
Sejarah Baru dan Persaingan Abadi
Kemenangan ini terasa begitu bersejarah bagi Jannik Sinner dan negaranya. Ia menjadi orang Italia pertama yang berhasil menjuarai nomor tunggal putra Wimbledon.
Ini juga merupakan gelar Grand Slam keempat dalam kariernya yang masih panjang. Ia kini telah melewati catatan legenda seperti Andy Murray dan Stan Wawrinka.
Lebih penting lagi, kemenangan ini memutus rekor buruknya melawan Alcaraz. Persaingan antara dua talenta terbaik di generasi ini kini telah memasuki sebuah dimensi baru.
Dalam perburuan total gelar Grand Slam, Alcaraz memang masih unggul 5-4. Namun, kemenangan Sinner ini memastikan bahwa rivalitas keduanya akan terus panas di tahun-tahun mendatang.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Menang Mudah atas Belinda Bencic, Iga Swiatek Melaju ke Final Wimbledon 2025
Tenis 11 Juli 2025, 10:10
LATEST UPDATE
-
Frank Lampard Angkat Coventry City, Dari Tim Terlupakan Jadi Penantang Promosi
Liga Inggris 2 Oktober 2025, 23:38 -
Link Live Streaming AS Roma vs Lille - Nonton Liga Europa di Vidio
Liga Eropa UEFA 2 Oktober 2025, 22:46 -
Mungkinkah Cesc Fabregas Kembali ke Inggris dan Jadi Manajer Manchester United?
Liga Inggris 2 Oktober 2025, 21:26
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR