
Bola.net - Impian Manchester United untuk mengangkat trofi Liga Europa musim 2024/2025 harus pupus. Setan Merah menelan kekalahan tipis 0-1 dari Tottenham dalam laga final di San Mames, Kamis (22/5) dini hari WIB.
Meskipun mendominasi jalannya laga dengan 73 persen penguasaan bola, serangan yang dibangun oleh Bruno Fernandes dan rekan-rekannya tidak mampu menembus pertahanan lawan. MU gagal mencetak gol dan justru harus kebobolan dari aksi Brennan Johnson.
Final Liga Europa ini sekali lagi membuktikan bahwa penguasaan bola tidak selalu menjadi penentu hasil akhir. Strategi bertahan yang diterapkan manajer Tottenham, Ange Postecoglou, terbukti sangat ampuh.
Kecerdikan Ange Postecoglou dalam meramu taktik patut diacungi jempol. Sebaliknya, di kubu Manchester United, terdapat beberapa keputusan kurang tepat, termasuk dari manajer Ruben Amorim.
Apa saja kesalahan tersebut? Mari kita ulas lebih lanjut di bawah ini ya Bolaneters.
Duet Gelandang Pilihan Ruben Amorim
Banyak yang punya ekspektasi bahwa Ruben Amorim akan memainkan duet Casemiro dan Manuel Ugarte di lini tengah. Sebab, duet ini menunjukkan kinerja yang bagus pada beberapa laga terakhir.
Namun, Ruben Amorim memilih memainkan duet Casemiro dan Bruno Fernandes sebagai gelandang pada formasi 3-4-2-1. Duet ini tidak berjalan buruk, akan tetapi tidak efektif dengan gaya bermain Tottenham.
Tottenham memilih pendekatan fisik di lini tengah. Ada banyak pelanggaran (22 kali) dan duel yang dilakukan pemain Tottenham. Jika Ugarte yang berada di sana, MU mungkin bisa berbicara lebih banyak di lini tengah.
Pergantian Pemain Terlambat
Pelatih Ruben Amorim melakukan pergantian pemain seperti memasukkan Garnacho dan Zirkzee. Meskipun pergantian ini menambah daya gedor, United tetap gagal menemukan solusi.
Amorim harusnya menyadari bahwa starting XI pilihannya tidak berjalan pada babak pertama. Hojlund gagal meladeni duel fisik yang ditawarkan Romero dan Van de Ven. Mount juga kurang efektif dan jarang dapat peluang.
Namun, dia baru melakukan perubahan pemain pada menit ke-71. Pergantian itu bisa dibilang terlambat karena Tottenham sudah dapat momentum. Mereka dalam kepercayaan diri yang bagus dan pemain bertahan mereka bekerja dengan baik.
Peran Bruno Fernandes tak Optimal
Bruno Fernandes diharapkan memainkan peran sentral. Dimainkan untuk peran lebih dalam, dia diminta untuk lebih terlibat dalam permainan. Namun, pemain 30 tahun itu gagal jadi faktor penentu.
Bruno Fernandes tidak tampil buruk, akan tetapi perannya tidak optimal. Dia lebih baik daripada pemain depan MU lain. Hanya saja, dengan ekspektasi tinggi, Bruno Fernandes gagal menjawabnya.
Dia mengkreasi tiga peluang dan bikin empat shots (satu tepat sasaran). Namun, tak ada gol yang dihasilkan. Bruno Fernandes mungkin akan lebih efektif jika lebih dekat dengan kotak penalti lawan.
Serangan tak Efektif
Meskipun memiliki beberapa peluang emas, Manchester United gagal mengkonversinya menjadi gol. Amad Diallo sempat mengancam beberapa kali, namun tembakannya menyamping atau berhasil digagalkan kiper.
Rasmus Hojlund juga memiliki peluang di babak kedua, namun sundulannya melebar. Kegagalan memaksimalkan peluang ini sangat krusial, apalagi di pertandingan final yang ketat.
MU memang lebih banyak melepas shots (16) jika dibanding Tottenham (3). Namun, MU tak efektif. Mereka hanya mencatat Expected goals (xG) sebesar 0,97. Sedangkan, dengan sedikit peluang, kubu Tottenham punya xG sebesar 1.01.
Sedikit Lengah, Dampaknya Parah!
Gol tunggal Tottenham yang dicetak oleh Brennan Johnson pada menit ke-41 babak pertama menunjukkan adanya kelengahan di lini pertahanan Manchester United.
Gol ini bermula dari Bruno Fernandes yang kehilangan bola. Tottenham mengolah momen itu untuk jadi peluang. Pape Sarr melepas umpan yang dikonversi Johnson jadi gol.
Sebenarnya, ada Luke Shaw yang menjaga Johnson. Namun, dia tidak berada pada posisi ideal. Shaw berada di belakang Johnson sehingga tidak bisa menghalau bola yang masuk kotak penalti.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Bye MU? Liam Delap Melipir ke Chelsea!
Liga Inggris 22 Mei 2025, 19:03 -
Ruben Amorim Balas Nyinyiran Alejandro Garnacho: Salahmu Sendiri!
Liga Eropa UEFA 22 Mei 2025, 18:46
LATEST UPDATE
-
Prediksi Chelsea vs Liverpool 4 Oktober 2025
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 11:08 -
Oliver Glasner Tidak akan Pikir Dua Kali untuk Gabung MU!
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:52 -
Inilah Deretan Laga yang Harus Dijalani Liverpool Tanpa Alisson
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:51 -
Prediksi Inter Milan vs Cremonese 4 Oktober 2025
Liga Italia 3 Oktober 2025, 10:48 -
Didesak Boikot Israel dari Piala Dunia 2026, Begini Respon FIFA
Piala Dunia 3 Oktober 2025, 10:40 -
Hasil FP1 MotoGP Mandalika 2025: Luca Marini dan Honda Catat Waktu Tercepat
Otomotif 3 Oktober 2025, 10:40 -
Misteri Senne Lammens di MU: Sebenarnya Kiper Utama atau Pelapis Sih?
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 10:36 -
Mengapa Transfer Robert Lewandowski ke AC Milan Tak Semudah yang Dibayangkan?
Liga Italia 3 Oktober 2025, 10:35
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29 -
5 Top Skor Sepanjang Masa Liga Champions, Mbappe Mulai Mendekat
Editorial 2 Oktober 2025, 13:55
KOMENTAR