
Bola.net - Hugo Lloris, kapten Timnas Prancis ikut buka suara soal kasus nyanyian rasis dari pemain-pemain Argentina. Dia tahu bahwa euforia membuat pemain jadi lepas kontrol, tapi seharusnya tidak sampai melakukan pelecehan.
Kasus pelecehan rasial ini dimulai dari perayaan juara Copa America 2024. Senin 15 Juli 2024, Argentina berhasil meraih trofi usai mengalahkan Kolombia di final dalam duel sengit 120 menit.
Masalahnya, Euforia perayaan juara sepertinya membuat para pemain lepas kontrol. Di bus pemain, skandal nyanyian rasis dimulai, yaitu ketika video dari Instagram Live Enzo Fernandez beredar luas.
Kebetulan, wajah Enzo berada di posisi terdepan ketika pelecehan rasial itu dinyanyikan. Skuad Argentina bermaksud merayakan gelar juara, tapi sepertinya mereka sedikit lepas kontrol.
Nyanyian Rasis di Bus, Enzo Sudah Minta Maaf
Le football en 2024 : racisme décomplexé 🤦🏽♂️🤦🏽♂️🤦🏽♂️ pic.twitter.com/MGkH5wPmNU
— Wesley Fofana (@Wesley_Fofana3) July 16, 2024
Di Instagram Live milik Enzo Fernandez, terdengar nyanyian yang cenderung menyerang Prancis dan Kylian Mbappe. Nyanyian tersebut jelas bernada rasial dan nahasnya, hampir semua pemain Argentina ikut menyanyi.
Kira-kira begini potongan lirik yang ditangkap dari cuplikan video Instagram Live akun Enzo Fernandez:
"They play for France, but their parents are from Angola. Their mother is from Cameroon, while their father is from Nigeria. But their passport says French."
Kasus ini sudah melebar di luar kontrol, dampaknya jelas jadi sangat besar. Alhasil, Enzo Fernandez pun secara terbuka menyampaikan permintaan maaf lewat akun Instagram resminya.
"Saya berdiri melawan segala bentuk diskriminasi dan saya meminta maaf karena terlarut dalam euforia selebrasi juara Copa America," begitu bunyi potongan pernyataan resmi Enzo.
Harusnya Bukan Alasan
Enzo boleh minta maaf, bahwa dia mengaku lepas kontrol. Masalahnya, kasus ini sudah telanjur meluas, bahkan sampai ke ranah politik.
Hugo Lloris, sebagai pemain yang cukup lama membela tim Prancis, pun mengatakan bahwa seharusnya masalah ini tidak terjadi. Tim juara harusnya bersikap lebih dewasa.
"Tidak penting Anda berada di tengah momen euforia setelah meraih trofi penting. Justru Anda dituntut lebih bertanggung jawab sebagai juara," kata Lloris.
"Anda tidak mau mendengar atau melihat hal semacam itu di sepak bola. Kita semua berdiri melawan diskriminasi dan rasisme."
"Saya hanya berharap bahwa itu adalah sebuah kesalahan. Terkadang kita membuat kesalahan dan semoga mereka akan belajar," tutupnya.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Kejam! Buntut Suruh Messi Minta Maaf, Wakil Menpora Argentina Dipecat
Amerika Latin 19 Juli 2024, 07:45
LATEST UPDATE
-
Prediksi Timnas Indonesia U-22 vs Mali 18 November 2025
Tim Nasional 17 November 2025, 17:54
-
Pertahanan Solid Persib Bandung Jadi Kunci Sukses di BRI Super League dan Pentas Asia
Bola Indonesia 17 November 2025, 17:48
-
Timnas Spanyol Menggila! Belum Terkalahkan di 30 Laga Sejak Awal 2023
Piala Dunia 17 November 2025, 17:05
-
Berubah Pikiran, Manchester United Bakal Lepas Joshua Zirkzee di Januari 2026?
Liga Inggris 17 November 2025, 16:40
-
Eks Chelsea Ini Bakal Gabung Manchester United di Januari 2026?
Liga Inggris 17 November 2025, 16:22
-
Nasib Tragis 2 Raksasa Afrika: Ketika Nigeria dan Kamerun Gagal ke Lolos Piala Dunia 2026
Piala Dunia 17 November 2025, 16:20
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR