Gol Solo Ajaib Micky van de Ven: Ketika Bek Tengah Berlari Seperti Messi

Gol Solo Ajaib Micky van de Ven: Ketika Bek Tengah Berlari Seperti Messi
Selebrasi Micky van de Ven dalam laga Liga Champions antara Tottenham vs FC Copenhagen, Rabu (5/11/2025). (c) AP Photo/Ian Walton

Bola.net - Di tengah atmosfer Liga Champions yang kerap menghadirkan kejutan, pertandingan Tottenham melawan FC Copenhagen (4-0) meninggalkan satu momen yang benar-benar melekat di ingatan. Bukan dari seorang penyerang, bukan pula dari gelandang kreatif, tetapi dari seorang bek tengah bernama Micky van de Ven.

Aksinya pada laga tersebut memicu gelombang reaksi takjub, bukan hanya dari penonton, tetapi juga dari rekan setimnya sendiri. Momen ketika Destiny Udogie memegang kepala dengan kedua tangan bukan setelah bola masuk, melainkan saat Van de Ven masih berlari, menjadi simbol ketidakpercayaan itu.

Dalam hitungan detik, satu aksi solorun mengubah cara publik melihat peran seorang bek tengah. Apa yang terjadi di lapangan bukan sekadar gol, tetapi kejadian langka yang seolah menantang logika dan pakem sepak bola modern.

Agar kamu tidak ketinggalan informasi terbaru seputar Liga Champions, kamu bisa join di Channel WA Bola.net dengan KLIK DI SINI.

1 dari 3 halaman

Momen Gol yang Tak Biasa

Van de Ven menerima bola berawal dari perebutan yang dimenangkan Joao Palhinha, yang kemudian menjadi nama kecil dalam kisah besar ini sebagai pemberi assist. Dari posisi jauh di wilayah sendiri, ia mulai melaju dengan kombinasi kecepatan, kontrol, dan tenaga yang sulit dipercaya.

Aksi itu mengingatkan pada gol ikonik Son Heung-min ke gawang Burnley beberapa tahun lalu, juga di stadion yang sama. Namun kali ini, yang melakukannya adalah seorang bek tengah, sesuatu yang membuat peristiwa tersebut menjadi hampir tanpa preseden.

Dari menghindari tekanan lawan hingga menjaga keseimbangan sepanjang 80 yard lari penuh, Van de Ven tampak seperti bergerak tanpa hambatan.

Thomas Frank menggambarkannya sebagai “seperti Lionel Messi yang berubah menjadi bek tengah,” sebuah perbandingan yang menangkap esensi keindahan dan kejutan dalam aksi tersebut.

2 dari 3 halaman

Ketika Stadion Terdiam

Selebrasi Joao Palhinha dalam laga Liga Champions antara Tottenham vs FC Copenhagen, Rabu (5/11/2025). (c) AP Photo/Ian Walton

Selebrasi Joao Palhinha dalam laga Liga Champions antara Tottenham vs FC Copenhagen, Rabu (5/11/2025). (c) AP Photo/Ian Walton

Setiap langkah Van de Ven terasa seperti memicu gelombang reaksi di tribune. Sorak, seruan, dan ketidakpercayaan menyatu menjadi satu suara yang menggema saat ia semakin mendekati kotak penalti.

Saat akhirnya memutuskan menembak, ia tidak menghantam bola dengan kekuatan berlebih. Alih-alih, ia memilih penyelesaian terukur ke tiang dekat, sebuah keputusan yang menunjukkan kejernihan pikiran setelah berlari sejauh itu.

Begitu bola bersarang, suasana berubah menjadi keheningan sejenak yang hanya diikuti ledakan emosi. Sebanyak 50.000 orang di stadion seakan menyaksikan sesuatu yang lebih dari sekadar gol, momen yang akan dikenang untuk bertahun-tahun ke depan.

3 dari 3 halaman

Makna Setelah Selebrasi

Van de Ven sempat mendapat sorotan negatif usai reaksinya terhadap Thomas Frank pada laga melawan Chelsea sebelumnya. Namun, gol ini terasa seperti penebusan yang datang pada waktu yang tepat.

Dalam wawancaranya dengan TNT Sports, ia mengatakan, “Saya mulai menggiring bola dan berpikir apakah mereka bisa menyusul saya. Ketika saya melihat ruang terbuka, saya terus maju dan pada akhirnya saya tahu saya harus menembak.”

Kepercayaan diri itu, dipadu kemampuan fisik dan komposisi teknis, menghadirkan sebuah momen yang akan sulit diulang. Bukan hanya unik, tetapi juga monumental bagi perjalanan kariernya dan bagi para pendukung Tottenham.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL