
Bola.net - Bayern Munchen menutup laga penting Liga Champions di Paris dengan kemenangan 2-1 atas PSG, kemenangan ke-16 beruntun di semua kompetisi musim ini. Hasil itu menegaskan start paling impresif di Eropa saat ini.
Rentetan ini berdiri di atas performa konsisten sejak pekan-pekan awal Bundesliga, fase grup Liga Champions, hingga Piala Jerman. Rekor start musim mereka bahkan tercatat sebagai yang terbaik di lima liga top Eropa.
Di Parc des Princes, Luis Diaz mencetak dua gol sebelum terkena kartu merah, meringkas sisi eksplosif sekaligus intens dari tim Kompany.
Laju 16 Kemenangan: Pola dan Lawan

Rangkaian kemenangan Bayern tersebar merata, mulai dari Bundesliga, Liga Champions, dan Piala Jerman, dengan beberapa big match di dalamnya termasuk tandang ke markas PSG. Momentum tidak pernah benar-benar turun dari laga ke laga.
Secara historis, Bayern juga memelihara tren tak terkalahkan domestik yang panjang, menjadi pijakan psikologis saat meladeni malam-malam Eropa. Detail ini menambah konteks betapa stabilnya performa mereka.
Media Jerman dan Eropa menyebutnya sebagai start bersejarah, ukuran yang biasanya menandai kandidat juara lintas kompetisi.
Serangan: Efisiensi di Ujung Tombak
Musim ini, Bayern punya finishing klinis jadi pembeda. Harry Kane menjaga ritme gol tinggi sejak pekan-pekan pertama, memaksa bek lawan menutup ruang lebih dalam dan membuka koridor untuk second line.
Variasi eksekusi juga terlihat, mulai dari crossing cepat, kombinasi di half-space, sampai transisi yang tajam, membuat Bayern tidak mudah ditebak. Indikasinya tampak dari distribusi gol di banyak laga.
Di Paris, Luis Diaz memperlihatkan kualitas penyelesaian dan agresivitas yang menjadi cermin identitas menyerang Bayern musim ini.
Pertahanan dan Kontrol Ritme

Di balik permainan agresif, Bayern tetap menjaga struktur saat kehilangan bola. Garis pertahanan rapi, jarak antarlini terjaga, dan mereka menerapkan pressing counter segera mengunci sirkulasi lawan. Hal ini mengurangi kesempatan lawan menciptakan peluang berbahaya.
Kontrol ritme terlihat dari kemampuan Bayern mengubah tempo. Mereka bisa menekan tinggi saat momentum datang, lalu menahan sirkulasi bola untuk meredam reaksi lawan. Pola ini berulang sepanjang rangkaian kemenangan.
Bayern juga tahu saatnya menderita untuk menang. Mereka bisa menerapkan garis pertahanan rendah yang kompak, bermain disiplin, seperti yang terjadi di Paris saat mereka membatasi kualitas peluang yang diciptakan PSG.
Sentuhan Kompany dan Kedalaman Skuad
Vincent Kompany memadukan pendekatan progresif dengan manajemen beban yang cermat. Rotasi tetap menjaga identitas permainan, sehingga intensitas tidak anjlok meski frekuensi laga padat.
Secara taktik, penekanan pada build-up terstruktur dan aktivasi sayap membuat pemain kreatif seperti Michael Olise punya platform menghasilkan. Dampaknya terasa pada konsistensi output gol.
Kemenangan di berbagai konteks, kandang, tandang, big match, menunjukkan kematangan eksekusi rencana permainan Kompany. Tidak banyak tim yang bisa mempertahankan standar seperti ini selama 16 laga.
Dengan modal 16 kemenangan, Bayern mengincar sapu bersih fase grup dan menjaga jarak di Bundesliga. Tantangannya adalah menjaga kesehatan skuad sekaligus adaptasi cepat jika ada absensi kunci.
Laju 16 Kemenangan Beruntun Bayern Munchen

2-1 vs. PSG (UCL)
3-0 vs. Leverkusen
4-1 vs. Koln (DFB-Pokal)
3-0 vs. Monchengladbach
4-0 vs. Club Brugge (UCL)
2-1 vs. Dortmund
3-0 vs. Eintracht Frankfurt
5-1 vs. Pafos (UCL)
4-0 vs. Werder Bremen
4-1 vs. Hoffenheim
3-1 vs. Chelsea (UCL)
5-0 vs. Hamburg
3-2 vs. Augsburg
3-2 vs. Wehen Wiesbaden (DFB-Pokal)
6-0 vs. RB Leipzig
2-1 vs. Stuttgart (DFL-Supercup)
Jangan sampai ketinggalan infonya
- Pertahanan Baja! Kemiripan Arsenal dan Persib Bandung, Selalu Menang dan Tidak Kebobolan
- Teheran-Heran: Kenapa Vinicius Biarkan Conor Bradley Lepas?
- Barcelona Jadi Raja Gol Liga Champions Sejak Era Hansi Flick
- Kunci Kebangkitan Liverpool Itu Sederhana: Cukup Geser Posisi Florian Wirtz!
- Delapan Laga Tanpa Kebobolan: Mengintip Rahasia Kekuatan Defensif Arsenal
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Teheran-Heran: Kenapa Vinicius Biarkan Conor Bradley Lepas?
Liga Champions 5 November 2025, 18:28
-
Barcelona Jadi Raja Gol Liga Champions Sejak Era Hansi Flick
Liga Champions 5 November 2025, 18:07
LATEST UPDATE
-
Persik Kediri: Macan Putih Butuh Energi Tambahan agar Bisa Kembali Menggigit
Bola Indonesia 5 November 2025, 19:17
-
Teheran-Heran: Kenapa Vinicius Biarkan Conor Bradley Lepas?
Liga Champions 5 November 2025, 18:28
-
Barcelona Jadi Raja Gol Liga Champions Sejak Era Hansi Flick
Liga Champions 5 November 2025, 18:07
-
Prediksi Selangor FC vs Persib Bandung 6 November 2025
Bola Indonesia 5 November 2025, 17:37
-
Prediksi Red Star Belgrade vs Lille 7 November 2025
Liga Eropa UEFA 5 November 2025, 17:28
-
Bukan Balik ke Inggris, Harry Kane Bakal Lanjutkan Karir di Barcelona?
Liga Spanyol 5 November 2025, 16:57
-
Kunci Kebangkitan Liverpool Itu Sederhana: Cukup Geser Posisi Florian Wirtz!
Liga Champions 5 November 2025, 16:53
-
Prediksi Salzburg vs Go Ahead Eagles 7 November 2025
Liga Eropa UEFA 5 November 2025, 16:47
-
Manchester United CLBK dengan Bintang Everton Ini?
Liga Inggris 5 November 2025, 16:45
LATEST EDITORIAL
-
7 Pemain yang Berharap Bisa Curi Perhatian di Laga Liverpool vs Real Madrid
Editorial 4 November 2025, 13:20
-
10 Pemain dengan Total Transfer Paling Gila di Dunia, Neymar Tembus Rp7,68 Triliun!
Editorial 31 Oktober 2025, 15:01
-
4 Klub yang Bisa Jadi Pelabuhan Baru Vinicius Junior Jika Hengkang dari Real Madrid
Editorial 29 Oktober 2025, 14:17




















KOMENTAR