Menurutnya Komdis PSSI telah membunuh klub, dan bukan melakukan pembinaan. Seharusnya, Komdis PSSI bisa memberikan pengertian kepada klub. Namun dengan mendiskualifikasi, sama saja membunuh klub yang sudah berjuang mulai awal dan mengeluarkan biaya besar.
"Keputusan Komdis aneh. Bila memberikan sanksi kepala klub, seharusnya didahului dengan investigasi oleh seluruh elemen PSSI. Ingat, kasus ini tidak hanya menyangkut hukum yang menjadi wewenang Komdis saja. Tetapi ada indikasi-indikasi yang memengaruhi," ujarnya.
Keputusan tersebut, dinilai Nusi tidak memikirkan faktor-faktor lain. Seperti, manajemen yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pendanaan. Padahal, uang itu dicari sendiri, tidak pemberian dari PSSI atau bahkan uang pemerintah daerah setempat.
Sedangkan klub, terdiri dari banyak elemen, mulai dari manajemen, pelatih, pemain, ofisial, bahkan suporter. Dengan memberi sanksi klub, masih dikatakannya, sama saja mematikan seluruh elemen tersebut.
Karenanya, sanksi didiskualifikasi dinilainya sangat berat. Apalagi Ketua Komdis PSSI, Hinca IP Panjaitan, sudah menegaskan tidak ada banding.
"Sudah seperti Mahkamah Agung saja, setiap keputusan tidak boleh banding," tukasnya.
Dipaparkan Nusi lagi, sejak awal PSSI juga kurang terbuka tentang aturan FIFA. Selama ini, fokus rules of the game hanya kepada wasit dan perangkat pertandingan. Padahal dalam sepak bola dan kompetisi, masih ada klub-klub, pemain, manajemen, pelatih.
"Kalau sudah terjadi kejadian seperti ini, siapa yang disalahkan? Jangan selalu memberi kesalahan dan sanksi kepada klub. Bila terus begitu, sepak bola Indonesia tidak akan maju. Harusnya, ada hubungan yang baik antara manajemen persepakbolaan dalam hal ini PSSI dengan pelaku sepak bola (klub)," tutupnya. (esa/dzi)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Asprov PSSI Kaltim Anggap Komdis PSSI Membunuh Klub
Bola Indonesia 2 November 2014, 14:07
-
'Sanksi Komdis Jangan Terbatas Pada Pemain'
Bola Indonesia 1 November 2014, 20:52
-
Diskualifikasi PSS-PSIS, Andi Darussalam Sesalkan Putusan Komdis PSSI
Bola Indonesia 1 November 2014, 08:42
-
Peran Komdis PSSI Dinilai Melebihi MK
Bola Indonesia 1 November 2014, 08:35
-
Diskualifikasi PSS-PSIS, Komdis PSSI Dinilai Tak Bijaksana
Bola Indonesia 1 November 2014, 08:15
LATEST UPDATE
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55


























KOMENTAR