5 Momen Kelam Ruben Amorim Bersama Manchester United: Dari Pecahkan TV hingga Siap Mundur Tanpa Kompensasi

5 Momen Kelam Ruben Amorim Bersama Manchester United: Dari Pecahkan TV hingga Siap Mundur Tanpa Kompensasi
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim dan para pemain MU usai laga melawan Arsenal di Old Trafford, 17 Agustus 2025 lalu. (c) AP Photo/Dave Thompson

Bola.net - Ruben Amorim baru sembilan bulan menangani Manchester United, namun masa singkatnya di Old Trafford sudah dipenuhi berbagai masalah. Alih-alih mengangkat performa Setan Merah, pelatih asal Portugal itu justru berulang kali menghadapi situasi sulit.

Saat ini, Manchester United masih berada dalam tekanan besar. Pukulan terbaru hadir di ajang Carabao Cup, ketika mereka disingkirkan tim League Two, Grimsby Town, lewat adu penalti pada babak kedua.

Kekalahan itu tercatat sebagai salah satu hasil terburuk MU dalam kompetisi tersebut selama lebih dari 10 tahun. Sebelum laga, sulit membayangkan United dipaksa berjuang mati-matian sebelum akhirnya tumbang dari tim sekelas Grimsby Town.

Sejak mengambil alih kursi pelatih dari Erik ten Hag, Amorim harus menghadapi kenyataan pahit: performa yang tidak stabil, konflik di ruang ganti, hingga komentar pedas. Berikut lima momen buruk yang mewarnai perjalanannya di Manchester United.

1 dari 6 halaman

Ruben Amorim Pecahkan Layar TV

Di depan media, Amorim kerap tampil kalem. Namun di balik itu, ia dikenal punya sisi emosional. Hal ini tampak usai United kalah 1-3 dari Brighton di Old Trafford musim lalu. Kekalahan tersebut menjadi kekalahan kandang keempatnya hanya dalam waktu dua bulan bekerja.

Menurut laporan Mirror, frustrasi Amorim memuncak di ruang ganti. Ia meluapkan amarahnya hingga memecahkan layar TV yang biasanya dipakai untuk menjelaskan taktik.

Para pemain disebut hanya bisa terdiam menyaksikan ledakan emosinya, pertanda betapa ruang ganti sudah dalam tekanan berat.

2 dari 6 halaman

Tim Terburuk dalam Sejarah

Kekalahan dari Brighton tidak berhenti pada insiden pecahnya TV. Lebih jauh, Amorim melabeli skuad asuhannya sebagai "tim terburuk dalam sejarah Manchester United." Ucapan tersebut muncul setelah United hanya mampu meraih 11 poin dari 11 laga liga.

Dalam konferensi pers, ia dengan tegas mengatakan: "Bayangkan bagaimana ini bagi seorang penggemar Manchester United. Bayangkan bagaimana ini bagi saya. Kami mungkin adalah tim terburuk dalam sejarah Manchester United."

3 dari 6 halaman

Finis di Posisi ke-15 Premier League

Amorim didatangkan untuk membenahi performa United yang kala itu tercecer di peringkat ke-13. Harapannya, pelatih 40 tahun ini bisa membawa energi baru ke ruang ganti. Namun kenyataan berkata lain.

Dari 27 pertandingan liga, United hanya meraih tujuh kemenangan. Musim pun ditutup dengan finis di peringkat ke-15 dengan 42 poin. Itu menjadi capaian terburuk klub sejak musim 1989/90, sekaligus jumlah poin terendah sejak degradasi terakhir pada 1973/74.

4 dari 6 halaman

Siap Mundur Tanpa Kompensasi

Meski musim perdananya berjalan suram, Amorim masih sempat membawa United ke final Liga Europa. Sayangnya, mereka kalah tipis 0-1 dari Tottenham Hotspur di Bilbao. Hasil itu menutup musim dengan rasa pahit, terlebih performa di liga domestik juga mengecewakan.

Usai final, Amorim membuat pernyataan mengejutkan. "Jika dewan direksi dan para penggemar merasa saya bukan orang yang tepat, saya akan pergi keesokan harinya tanpa membahas kompensasi. Tapi saya tidak akan mundur lagi. Saya yakin dengan pekerjaan saya," tegasnya.

5 dari 6 halaman

Dipermalukan Grimsby

Puncak penderitaan Amorim terjadi di Carabao Cup. Manchester United harus angkat koper lebih cepat setelah disingkirkan Grimsby Town di babak kedua lewat adu penalti. Padahal, sebelumnya mereka sempat tertinggal 0-2 sebelum memaksakan laga ke babak tos-tosan.

Amorim tak segan mengkritik anak asuhnya. Kepada ITV Sport, ia menegaskan:
"Saya pikir para pemain telah berbicara sangat lantang tentang apa yang mereka inginkan hari ini. Sesuatu harus berubah dan Anda tidak akan mengganti 22 pemain lagi."


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL