Agen BRILink Dilly AA Print, Permudah Warga di Kabupaten Malang Cairkan Bantuan Program Keluarga Harapan

Agen BRILink Dilly AA Print, Permudah Warga di Kabupaten Malang Cairkan Bantuan Program Keluarga Harapan
Agen BRILink Dilly AA Print, Lilik Dewi, berada di toko yang terdapat di rumahnya (c) Asad Arifin

Bola.net - Aplikasi pengukur suhu di ponsel pada hari itu, Jumat (11/4), menunjukkan angka 23 derajat celcius. Padahal, hari sudah siang, sekitar pukul 10.15 WIB. Cuaca sejuk karena sedang berada di dataran tinggi Kabupaten Malang.

Suasana terasa makin sejuk karena banyak kebun jeruk di sisi kanan dan kiri jalanan Dusun Jengglong, Desa Sukodadi, Kec. Wagir, Kabupaten Malang.

Di tengah sejuknya cuaca hari itu, dua orang perempuan paruh baya datang ke toko Dilly AA Print. Seorang bermaksud untuk menarik uang tunai. Satu lagi bertujuan untuk mentransfer uangnya. Namun, di sana tidak ada fasilitas ATM.

Mereka bisa melakukan transaksi lewat jasa Agen BRILink Dilly AA Print. Agen BRILink adalah model perluasan layanan BRI lewat kerja sama dengan nasabah. Agen BRILink bisa melayani transaksi perbankan seperti seperti transfer, pembayaran, dan setor tunai.

"Saya sudah jadi Agen BRILink sejak akhir November 2022 lalu," kata Lilik Dewi saat ditemui di rumah sekaligus tempat usahanya.

Suasana di Agen BRILink Dilly AA Print (c) Asad ArifinSuasana di Agen BRILink Dilly AA Print (c) Asad Arifin

Menurut Lilik, awalnya dia adalah nasabah BRI dan mengambil KUR (Kredit Usaha Rakyat) untuk mengembangkan usahanya. Dia lantas dapat tawaran untuk menjadi Agen BRILink untuk menambah pemasukan sehari-hari.

"Waktu itu syaratnya hanya diminta foto, identitas, dan surat keterangan usaha. Setelah itu dibantu diajukan oleh petugas dari BRI. Kurang dari dua pekan, saya dapat mesin EDC dan spanduk. Itu sangat membantu saya," kata Lilik.

Awalnya, kata Lilik, banyak warga yang memakai jasanya sebagai Agen BRILink untuk mencairkan gaji. Kebetulan, banyak warga di Dusun Jengglong yang bekerja di pabrik dan melakukan tarik tunai di tempatnya usai menerima gaji.

1 dari 1 halaman

Banyak Bantu Warga untuk Cairkan PKH dan Bantuan Sosial Lain

Papan penunjuk nama Agen BRILink Dilly AA Print (c) Asad Arifin

Papan penunjuk nama Agen BRILink Dilly AA Print (c) Asad Arifin

Bukan hanya pekerja pabrik, kehadiran Agen BRILink Dilly AA Print juga sangat bermanfaat bagi warga yang menerima bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH). Banyak warga penerima manfaat yang mencairkan bantuan lewat Agen BRILink.

"Kalau bantuan PKH ini mayoritas penerima orang sudah berumur. Awalnya mereka harus ke ATM dan itu jauh. Sejak tahu kalau di sini bisa cairkan, mereka pilih ke sini," kata ibu yang sudah punya satu anak tersebut.

Sebagai gambaran, Dusun Jengglong berjarak sekitar 10 kilometer dari Bank BRI Unit Wagir yang dilengkapi fasilitas ATM. Bagi warga penerima PKH, kata Lilik, jarak itu dinilai cukup jauh dari tempat tinggalnya.

Bahkan, warga yang sudah berumur harus minta bantuan ojek sepeda motor untuk bisa sampai ke ATM atau BRI Unit Wagir untuk mengambil PKH.

"Bukan hanya harus bayar ojek, mereka kan juga harus bayar 'pajak' karena biasanya ambil bareng anak atau cucunya. Sudah keluar masak tidak jajan. Jadi, lebih baik lewat Agen BRILink saja," kata Lilik.

Papan nama Agen BRILink Dilly AA Print (c) Asad ArifinPapan nama Agen BRILink Dilly AA Print (c) Asad Arifin

Selain penerima PKH, Lilik juga menerima banyak transaksi dari warga yang mencairkan bantuan sosial lain seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Kartu Indonesia Pintar.

"Saya merasa jadi Agen BRIlink bukan hanya memberi manfaat bagi saya, akan tetapi juga membantu warga. Mereka tidak perlu lagi repot-repot mencairkan bantuan, apalagi di sini sekadar cek sudah cair atau belum juga bisa," katanya.

Selain itu, Lilik juga punya pengalaman membantu warga dari upaya penipuan berbasis online. Dia bertutur, pernah ada warga yang datang dan meminta dibantu untuk transfer sambil terus berbicara lewat ponsel.

Warga tersebut, kenang Lilik, diminta untuk mentransfer uang senilai Rp500 ribu oleh seseorang yang meneleponnya. Setelah mentransfer, penelepon menjanjikan hadiah senilai Rp5 juta.

"Saya ambil ponselnya, saya minta bicara dengan yang menelepon, tapi langsung ditutup. Setelah itu saya jelaskan kalau itu modus penipuan. Akhirnya tidak jadi transfer Rp500 ribu," katanya.

*Artikel ini ditujukan untuk mengikuti program BRI Fellowship Journalism 2025.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL