
Bola.net - Penyebaran virus corona baik di Indonesia maupun di dunia memang semakin hari semakin meresahkan. Namun di sisi lain, umat manusia tengah mencoba untuk memberikan perlawanan untuk virus yang mematikan ini.
Di Indonesia, sudah ada 1.677 orang yang dinyatakan positif terinfeksi virus Corona Covid-19. Hal itu disampaikan juru bicara pemerintah penanganan Corona Covid-19 Achmad Yurianto.
Meski begitu, antivirus atau vaksin untuk mengatasi virus ini belum juga berhasil ditemukan. Seperti dilansir dari alodokter.com, para peneliti pun masih sibuk menelaah obat-obatan yang bisa menangani infeksi virus Corona atau cobid-19.
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan pneumonia berat hingga kematian. Hingga kini, belum ditemukan obat khusus yang bisa melawan infeksi virus ini.
Namun, para ahli tetap berusaha menemukan kandidat obat yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi covid-19. Beberapa di antaranya adalah obat-obatan yang dulu pernah digunakan pada wabah SARS dan MERS. Karena virus penyebabnya berasal dari keluarga virus yang sama, diharapkan obat-obatan ini juga bisa mengatasi covid-19.
Namun, perlu diingat bahwa virus yang menyebabkan covid-19 adalah virus jenis baru yang berbeda dari coronavirus penyebab SARS ataupun MERS. Oleh karena itu, keampuhan atau efek sampingnya dalam mengatasi covid-19 belum diketahui secara pasti.
Berikut ini adalah beberapa obat-obatan yang diduga bisa mengatasi infeksi virus Corona atau covid-19:
Favipiravir
Favipiravir adalah obat antivirus yang digunakan untuk mengatasi beberapa jenis virus influenza yang tergolong dalam jenis virus RNA. Salah satunya adalah virus influenza A yang menyebabkan flu burung dan flu babi.
Obat ini melawan virus dengan menghambat kerja enzim RNA polimerase yang berperan dalam memperbanyak jumlah virus. Bila enzim ini dihambat, virus jadi tidak bisa berkembang biak dan jumlahnya di dalam tubuh menjadi berkurang.
SARS-CoV-2 juga tergolong dalam jenis virus RNA. Itulah sebabnya, favipiravir disinyalir bisa mengontrol jumlah virus dalam tubuh penderita COVID-19 sehingga kondisi paru-paru penderita bisa membaik.
Sudah ada beberapa penelitian yang menunjukkan keampuhan obat ini dalam menurunkan jumlah virus dan mempercepat perbaikan paru-paru penderita COVID-19. Efek sampingnya pun minimal. Namun, obat jenis ini hanya boleh digunakan sesuai anjuran dokter dan tidak diperuntukkan bagi ibu hamil.
Selain itu, sebenarnya masih dibutuhkan uji klinis lebih lanjut untuk bisa menetapkan favipiravir sebagai obat resmi untuk mengatasi COVID-19.
Klorokuin
Klorokuin atau chloroquine adalah obat antimalaria yang digunakan untuk mencegah dan mengatasi penyakit malaria. Selain itu, obat ini juga bisa digunakan untuk mengatasi rheumatoid arthritis, lupus, dan amebiasis.
Beberapa uji coba mengenai klorokuin pada penderita COVID-19 telah dilakukan dan menunjukkan hasil yang cukup baik. Namun, sama seperti favipiravir, masih dibutuhkan uji klinis lebih lanjut yang diawasi oleh WHO (World Health Organization).
Jadi, hingga saat ini, keefektifan dan keamanan klorokuin untuk melawan virus SARS-CoV-2 masih belum jelas dan penggunaan obat ini pada kasus COVID-19 pun belum disahkan oleh WHO. Oleh karena itu, penggunaan klorokuin secara bebas atau tanpa anjuran dokter sangat tidak disarankan.
Efek samping yang bisa muncul saat mengonsumsi klorokuin meliputi sakit kepala, tidak nafsu makan, sakit perut, diare, rambut rontok, dan kulit menjadi sensitif terhadap sinar matahari.
Lopinavir-ritonavir
Lopinavir-ritonavir adalah obat antivirus yang biasanya digunakan untuk mengatasi penyakit HIV dan hepatitis C. Obat ini pernah menunjukkan efektivitas yang signifikan terhadap virus penyebab SARS, yang berasal dari kelompok virus yang sama dengan virus penyebab COVID-19, sehingga diharapkan bisa bermanfaat untuk menangani COVID-19.
Sayangnya, sejauh ini, lopinavir-ritonavir tidak terlihat memberikan manfaat untuk penderita COVID-19. Selain itu, kombinasi obat ini menimbulkan efek samping yang jauh lebih banyak daripada efek samping obat COVID-19 lainnya.
Selain obat-obat di atas, masih ada obat lain yang telah diuji coba untuk menangani pasien COVID-19. Beberapa di antaranya adalah interferon alfa, ribavirin, dan remdesivir. Namun, sama seperti obat di atas, obat-obat ini juga masih memerlukan uji klinis lebih lanjut.
Sejauh ini, terapi yang disarankan oleh WHO adalah pengobatan sesuai gejala yang timbul dan pengendalian peradangan yang terjadi di dalam tubuh penderita COVID-19. Selain itu, upaya meningkatkan daya tahan tubuh dengan pemberian nutrisi dan dukungan emosional juga penting untuk dilakukan.
Rutin Berolahraga
Agar tidak terinfeksi virus Corona, masyarakat dianjurkan untuk melakukan tindakan pencegahan. Dengan begitu, virus Corona tidak mudah masuk ke dalam tubuhmu dan penyebaran virus ini juga tidak makin meluas.
Cara pencegahannya adalah mencuci tangan selama minimal 20 detik dengan sabun dan air bersih yang mengalir, mengenakan masker bila sedang sakit atau berada di dekat orang sakit, menerapkan physical distancing, mengonsumsi makanan bergizi, membatasi bepergian ke luar rumah bila tidak ada kebutuhan mendesak, dan rutin berolahraga agar tubuh tetap bugar.
Jika dalam 14 hari terakhir kamu pernah berada di daerah endemis COVID-19 atau memiliki kontak dengan orang yang terinfeksi virus Corona, lalu mengalami demam yang disertai batuk atau sesak napas, lakukanlah isolasi mandiri dan hubungi hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan arahan lebih lanjut.
Sumber: Liputan6.com/Penulis: Achmad Yani Yustiawan, Editor: Windi Wicaksono, Published 1 April 2020.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Inilah Obat-Obatan yang Diduga Bisa Atasi Virus Corona COVID-19
Lain Lain 1 April 2020, 20:07 -
Bisakah Transfusi Darah Akibatkan Infeksi Virus Corona COVID-19?
Lain Lain 1 April 2020, 15:45 -
Pahami Panduan Merawat Pasien Positif Covid-19 yang Jalani Isolasi Mandiri
Lain Lain 1 April 2020, 09:00 -
5 Rahasia Kebangkitan Romelu Lukaku di Inter Milan
Editorial 31 Maret 2020, 20:52 -
Donor Darah di Tengah Pandemi Corona, Berikut Prosedur Amannya
Lain Lain 31 Maret 2020, 14:43
LATEST UPDATE
-
Dilema Kiper Inter Milan: Dua dari Tiga Penjaga Gawang Kontraknya Segera Berakhir
Liga Italia 3 Oktober 2025, 17:09 -
Jadwal Lengkap Premier League 2025/2026 Live di SCTV dan Vidio
Liga Inggris 3 Oktober 2025, 17:03 -
Jadwal Serie A Pekan Ini, 4-6 Oktober 2025
Liga Italia 3 Oktober 2025, 16:36 -
Incaran Harbolnas 10.10: Kenali Ciri Khas 6 Merek Batik Pria Premium Ini
News 3 Oktober 2025, 16:33 -
Jadwal La Liga Pekan Ini, 4-6 Oktober 2025
Liga Spanyol 3 Oktober 2025, 16:16 -
Cek Jadwal dan Live Streaming LaLiga 2025/26 Minggu Ini: di Vidio
Liga Spanyol 3 Oktober 2025, 16:10 -
Prediksi Napoli vs Genoa 5 Oktober 2025
Liga Italia 3 Oktober 2025, 16:06 -
Saksikan dan Nonton LaLiga 2025/26 Sevilla vs Barcelona, Eksklusif di Vidio
Liga Spanyol 3 Oktober 2025, 16:02
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR