Telur Harapan Keluarga, Kisah Peternak Ayam Petelur yang Kembangkan Usaha dengan KUR BRI

Telur Harapan Keluarga, Kisah Peternak Ayam Petelur yang Kembangkan Usaha dengan KUR BRI
Cipto Mulyo, pengusaha peternak ayam petelur yang maju berkat KUR BRI (c) Asad Arifin

Bola.net - Setelah melewati jalan menanjak yang diapit kebun tebu, Cipto Mulyo memarkir motor merah miliknya. Setelah itu, dia membuka gerbang berwarna hijau dan dua ekor anjing segera menyambut kedatangannya.

Sore itu, Rabu (16/4), Cipto Mulyo tengah melakukan rutinitas sebagai peternak ayam petelur. Dia memberi makan, minum, dan menyalakan lampu. Kandang ayam petelur milik Cipto berada di Dusun Jamuran, Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.

"Saya memulai usaha ini pada 2020 lalu. Saat itu, saya masih kerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan asuransi," buka Cipto Mulyo.

Pada 2021, Cipto dapat 'surat cinta' dari perusahaan tempatnya bekerja. Namanya masuk dalam daftar pekerja yang diberhentikan. Setelah itu, dia mulai fokus menekuni bisnis ternak ayam petelur.

Pria kelahiran 1972 itu lantas mengambil keputusan penting. Dia menambah modal usaha dengan mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI. Dia mendapat informasi soal KUR BRI dari salah satu koleganya.

"Awalnya saya ditawari Rp100 juta, akan tetapi saya belum berani karena kondisi Covid-19 dan usaha baru mulai. Jadi, kami ambil Rp35 juta untuk menambah modal," kata Cipto.

1 dari 2 halaman

Pengajuan dan Pencairan KUR BRI yang Mudah

Cipto mengaku sangat terbantu dengan adanya program KUR BRI. Sebab, proses pengajuan dan syarat yang dibutuhkan tidak rumit. Selain itu, proses pencairan dana yang dipakai untuk modal usaha juga sangat cepat.

"Waktu, pagi saya diminta data-data lewat WhatsApp oleh Lestari (Mantri BRI). Lalu, ada dia lihat-lihat kandang. Besoknya dipanggil ke BRI Unit Wagir, sore sudah langsung cair," kata bapak dengan dua anak tersebut.

Pengajuan KUR BRI memang mudah dan proses pencairan juga cepat. Pemohon hanya perlu identitas seperti KTP, Kartu Keluarga, memiliki usaha produktif, dan jaminan. Setelah itu, ada proses administrasi dan pengajuan segera dicairkan.

Susana di peternakan ayam petelur milik Cipto Mulyo yang maju berkat bantuan dari KUR BRI (c) Asad ArifinSusana di peternakan ayam petelur milik Cipto Mulyo yang maju berkat bantuan dari KUR BRI (c) Asad Arifin

Cipto memakai dana KUR BRI untuk menambah jumlah ayam dan memperbaiki kandang. Dengan begitu, dia bisa meningkatkan volume penjualan telur. Secara otomatis, kondisi ekonomi keluarganya menjadi lebih stabil.

Pada Maret 2025 lalu, Cipto telah melunasi KUR yang diambilnya tiga tahun lalu. Usaha ayam petelurnya telah berkembang. Namun, dia ingin usahanya lebih berkembang dan mengambil KUR untuk kedua kalinya.

"Jumlahnya lebih besar, syarat-syarat juga dipermudah karena datanya sudah masuk kan. Sekarang, di kandang ada kurang lebih 2.100 ekor ayam. Sudah jauh berkembang dari awalnya dan itu berkat KUR BRI," kata Cipto.

2 dari 2 halaman

Telur Harapan Keluarga

Kandang ternak ayam petelur milik Cipto Mulyo yang maju berkat KUR BRI (c) Asad Arifin

Kandang ternak ayam petelur milik Cipto Mulyo yang maju berkat KUR BRI (c) Asad Arifin

Cipto Mulyo memasarkan telur hasil ternak di desa-desa di sekitar Kecamatan Wagir. Dibantu satu orang karyawan, dan istrinya, Cipto Mulyo harus membagi waktu antara mengurus kandang dan melakukan distribusi telur ke konsumen.

"Saya langsung antar ke toko-toko sekitar sini saja. Terkadang, ada juga yang pesan lewat WhatsApp. Memang pemasaran langsung ke toko, tidak lewat pembeli dalam jumlah besar," ucap suami dari Suciati tersebut.

Cipto Mulyo punya dua anak yang duduk di bangku kuliah. Keduanya di Universitas Brawijaya. Anak keduanya masuk pada tahun 2020, saat Covid-19 melanda, tak lama sebelum Cipto di-PHK dari tempatnya bekerja.

Telur hasil produksi peternakan ayam milik Cipto Mulyo yang maju berkat bantuan dari KUR BRI (c) Asad ArifinTelur hasil produksi peternakan ayam milik Cipto Mulyo yang maju berkat bantuan dari KUR BRI (c) Asad Arifin

Usaha ayam petelur yang dirintis punya andil membiayai kuliah mereka. Setiap butir telur yang dihasilkan menjadi harapan bagi keluarga mereka. Bukan hanya membuat dapur tetep mengepul, akan tetapi memastikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) anaknya bisa terbayar.

Anak kedua Cipto memilih kuliah di Jurusan Peternakan. Dia banyak membantu Cipto dengan pengetahuan yang dimiliki. Cipto mengaku dapat banyak masukan dari anaknya tentang cara merawat dan membuatnya untuk tetap produktif.

"Kemarin saya sempat salah pilih pakan ayam. Lalu, pakan itu di bawa ke laboratorium oleh anak saya. Katanya ada kandungan yang tidak cocok. Jadi, kita ganti pakan dan syukurlah sekarang sudah normal," tutup Cipto.

*Artikel ini diperuntukkan untuk mengikuti program BRI Fellowship Journalism 2025


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL