Bola.net - - CEO Aprilia Racing, Massimo Rivola, masih mengeluhkan inkonsistensi regulasi teknis MotoGP, terutama soal perangkat aerodinamika. Hal ini dinyatakan Rivola kepada MCN, setelah Ducati Corse memenangkan kasus legalitas winglet swingarm dalam sidang Federasi Balap Motor Internasional (FIM) pada Maret lalu.
Winglet swingarm ini dipakai Ducati pada tiga Desmosedici GP19 di Qatar, yang berujung protes dari Aprilia, Honda, KTM, dan Suzuki. Keempat pabrikan ini yakin winglet itu berfungsi sebagai perangkat aerodinamika dan penghasil downforce tambahan, meski Ducati bersikeras fungsinya hanyalah mendinginkan ban belakang.
Kasus ini pun sampai diseret ke sidang FIM, dan winglet Ducati pun dinyatakan legal. Menyusul hasil sidang, Honda pun segera memakai perangkat serupa terhitung sejak MotoGP Austin. "Aksi saya bertujuan menunjukkan situasi sekarang tidaklah sesuai regulasi, dan apa yang selanjutnya dilakukan Honda menunjukkan bahwa kami memang benar," ungkap Rivola.
Honda Buktikan Direktur Teknis Tak Tegas
Rivola menyatakan, sebelum memakai perangkat serupa, Honda sempat melakukan presentasi kepada Direktur Teknis MotoGP Danny Aldridge, dan menyebut perangkat itu berfungsi menghasilkan downforce. Aldridge pun melarangnya, namun saat Honda berdalih perangkat itu juga berfungsi untuk mendinginkan ban belakang, Aldridge memberikan izinnya.
"Sudah jelas aturan yang ada tak berfungsi dengan baik, dan ini bukan cara yang tepat untuk membuat aturan. Saya tak mau bilang bahwa pengalaman dan opini saya paling benar, tapi saya bakal senang jika bisa membantu mereka memperbaiki situasi. Saya lebih memilih kami fokus pada aturan ketimbang pedoman, karena pedoman bisa diinterpretasikan dengan cara berbeda," ujar Rivola.
Harus Belajar dari Formula 1
Rivola, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Sporting Director Scuderia Ferrari di Formula 1, mengaku dirinya tak ingin sok tahu soal aturan aerodinamika F1 yang dikenal lebih detail dan tegas. Meski begitu, ia yakin MotoGP harus belajar dari F1 dalam menuliskan aturan teknis yang jelas.
"Ada banyak hal kecil yang bisa diimplementasikan, tapi sama sekali bukan tugas saya untuk copy-paste aturan F1 yang membuat 'dunia' jauh lebih membosankan dari ini! Saya hanya ingin situasi MotoGP lebih jelas soal mana yang hitam dan mana yang putih, jadi aturan yang ada bakal berlaku sama untuk semua orang," tuturnya.
"Tim F1 menghabiskan banyak uang demi menemukan keuntungan aerodinamika. Jika aturan yang ditulis tahun lalu berkata bahwa Anda hanya boleh menghomologasi dua paket aerodinamika, tujuannya adalah sebagai faktor pengendali, dan interpretasi ketentuan pada area lain juga harus sesuai dengan aturan yang ada," pungkas Rivola.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Puji Perkembangan Rins, Crutchlow: Dia Seperti Roket
Otomotif 28 April 2019, 20:00 -
Aprilia Masih Keluhkan Inkonsistensi Aturan Teknis MotoGP
Otomotif 28 April 2019, 19:00 -
Rins Akui Tertekan Saat Duel Kontra Rossi di Austin
Otomotif 28 April 2019, 18:10 -
Rossi Akui Kualifikasinya Bermasalah Sejak Awal Karier
Otomotif 26 April 2019, 15:15 -
Valentino Rossi, Alasan Joan Mir Tak Mau Gagal di MotoGP
Otomotif 26 April 2019, 14:30
LATEST UPDATE
-
Gabriel Magalhaes Diragukan Tampil, Arsenal Pincang Lawan West Ham
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 10:30 -
Meski Baru Kalah Beruntun, Enzo Maresca Tak Anggap Liverpool Lawan Mudah
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 09:54
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR