
Bola.net - General Manager Ducati Corse, Gigi Dall'Igna, mengaku senang keputusan pihaknya menggaet Pecco Bagnaia dan Jack Miller sebagai pengganti Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci di MotoGP untuk tim pabrikan memberikan hasil yang positif. Hal ini ia sampaikan kepada Speedweek pada Kamis (9/12/2021).
Musim 2021 memang dijuarai Fabio Quartararo dan Yamaha, namun Bagnaia dan Miller mengakhiri musim di peringkat 2 dan 4. Ini peringkat tertinggi yang diraih duet tim pabrikan Ducati sejak 2003. Tak hanya itu, Ducati Lenovo Team meraih gelar dunia tim dan Ducati mengunci gelar dunia konstruktor.
Rasa bahagia Dall'Igna bertambah usai Pramac Racing jadi tim independen terbaik, Johann Zarco jadi rider independen terbaik, dan Jorge Martin jadi debutan terbaik. Tak hanya itu, Enea Bastianini sukses merebut dua podium, dan Luca Marini, meski tak menyabet satu pun trofi, menunjukkan kemajuan besar jelang akhir musim.
Dulu Dikritik, Nyatanya Berjalan Baik

Dall'Igna pun sangat puas atas prestasi skuadnya musim ini, meski keputusannya menggaet Bagnaia dan Miller di tim pabrikan sempat banjir kritik. "Sulit menyebutkan satu hal yang membuat saya sangat senang. Namun, kami telah menciptakan situasi yang benar-benar berbeda," ungkap mantan Direktur Teknis Aprilia Racing ini.
"Jelang akhir 2020, kami dikritik karena pisah dengan dua rider sebelumya dan mengubah struktur tim. Padahal kami punya kekhawatiran lain. Nyatanya, semua berjalan baik. Semua orang di Ducati bekerja dengan solid dan kami merebut gelar dunia konstruktor untuk kedua kali secara beruntun. Jadi, saya senang," lanjutnya.
Di lain sisi, Dall'Igna bisa memaklumi kritik yang datang. Ia yakin, yang terpenting adalah cara skuadnya menepis keraguan. "Wajar saja ragu saat memulai hal baru. Namun, Anda juga harus mengendalikan keraguan-keraguan ini, karena Anda harus memimpin kelompok dan mencegah timbulnya kekhawatiran," ujarnya.
Tak Mau Untungkan Satu Pembalap Saja

Dall'Igna juga senang Bagnaia membuktikan dirinya sebagai suksesor andal bagi Dovizioso. Musim ini, ia jadi pesaing terkuat Quartararo dan mengakhiri musim sebagai runner up. Pria Italia ini menyatakan, kendala Bagnaia gagal merebut gelar adalah fakta skuadnya juga masih buta potensinya sendiri pada awal musim.
"Pada fase kritis musim ini, kami jelas melihat bahwa kami harusnya bisa merebut gelar (pembalap). Pecco sangat kuat. Satu-satunya masalah adalah pada awal musim, ketika kami belum paham betul soal potensi yang kami punya," ungkap Dall'Igna, yang juga senang bisa menang bareng Miller dan Martin musim ini.
"Target saya adalah menciptakan motor yang tak bikin unggul satu rider saja. Kami menang dengan banyak rider. Semua punya gaya balap berbeda-beda. Sudah jadi filosofi saya agar tak mengikuti satu saran rider saja. Ketika mengatasi masalah, Anda harus menyelesaikannya dengan semua rider, tak hanya satu," pungkas Dall'Igna.
Sumber: Speedweek
Baca Juga:
- Strategi Jitu Mercedes demi Juarai Formula 1: Lewis Hamilton Wajib Menangi Abu Dhabi
- Menang saat Masih Rookie, Jorge Martin Merasa Bagai 'Rockstar' MotoGP
- Jack Miller: 2021 Tahun Besar Ducati, Pecco Bagnaia Favorit Juara MotoGP 2022
- Yamaha WorldSBK Akui Toprak Razgatlioglu Bisa ke MotoGP 2023
- Lewis Hamilton-Brad Pitt Bakal Kerja Bareng Bikin Film Formula 1
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Pecco Bagnaia: Jack Miller Bikin Ducati Rileks, Bantu Saya Tampil Lebih Oke
Otomotif 9 Desember 2021, 15:45
-
Puas Kiprah Bagnaia-Miller, Ducati Lega Jawab Kritik usai Lepas Dovizioso-Petrucci
Otomotif 9 Desember 2021, 14:25
-
Jack Miller: 2021 Tahun Besar Ducati, Pecco Bagnaia Favorit Juara MotoGP 2022
Otomotif 9 Desember 2021, 10:50
-
Jack Miller Sabet Podium di ASBK 'The Bend' 2021, Tekad Comeback pada 2022
Otomotif 6 Desember 2021, 00:05
-
Rumah Paling Jauh, Jack Miller Cemaskan Padatnya Jadwal MotoGP 2022
Otomotif 30 November 2021, 16:10
LATEST UPDATE
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
























KOMENTAR