
Bola.net - Rider Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi, menolak menuduh Jorge Lorenzo sebagai satu-satunya alasan mengapa program uji coba Yamaha di MotoGP 2020 tak berjalan baik. Menurutnya, justru pabrikan Garpu Tala yang tidak serius menjalankan program yang telah mereka bentuk sendiri. Hal ini ia nyatakan via GPOne, Minggu (15/11/2020).
Sejak Lorenzo pensiun pada akhir 2019, Rossi mendorong Yamaha untuk menggaet eks tandemnya itu menjadi test rider, mengingat ia lihai menjinakkan YZR-M1, terbukti dari tiga gelar dunianya di MotoGP. Lorenzo sempat diturunkan di uji coba pramusim Malaysia pada awal Februari, namun tak lagi pernah turun lintasan akibat Covid-19.
Saat pabrikan lain mulai uji coba lagi di Misano pada Juni, Yamaha tetap tak menurunkan Lorenzo, malah berkata bahwa ia takkan diturunkan lagi sampai akhir tahun. Keputusan ini membuat Rossi, Fabio Quartararo, dan Maverick Vinales jengkel, karena mereka butuh data dari Lorenzo, apalagi musim ini performa M1 sangat jeblok.
Uniknya, Yamaha secara mendadak meminta Lorenzo mempersiapkan diri karena akan diturunkan di uji coba Portimao, Portugal, pada awal Oktober. Lorenzo yang sudah mengurangi rutinitas latihan fisiknya selama 8 bulan, jadi kelabakan. Sialnya lagi, Yamaha tak memenuhi janjinya untuk menyediakan M1 versi 2020.
Masalah Mendasar, Tak Berkaca pada Pabrikan Lain

Situasi ini memengaruhi performa Lorenzo dalam uji coba itu, di mana ia tertinggal 3 detik dari test rider tercepat. Banyak pihak menilai Lorenzo tak cukup berkomitmen, dan Yamaha pun menggantinya dengan Cal Crutchlow musim depan. Rossi pun menyatakan performa buruk Lorenzo justru dikarenakan kurangnya komitmen Yamaha sendiri.
"Masalah kami sebenarnya merupakan masalah mendasar. Semua pabrikan yang ada di MotoGP punya tim uji coba yang sangat aktif bekerja, dan mereka semua menjalani uji coba di Eropa, sementara Yamaha tidak. Kami hanya punya satu tim uji coba dan mereka hanya uji coba di Jepang," ungkap sembilan kali juara dunia ini.
Rossi bahkan mengaku sudah melihat sendiri cara kerja tim uji coba Yamaha di Jepang, dan ia hanya bisa geleng-geleng kepala. "Saya sudah pernah hadir dalam uji coba mereka, dan apa yang mereka lakukan tak ada kaitannya dengan apa pun yang kami pakai balapan. Padahal, test rider kami harus turun lintasan pakai ban kami," ujarnya.
The Doctor juga mengaku heran mengapa Yamaha tak memanfaatkan kesempatan emas untuk menjalani uji coba sebanyak-banyaknya ketika memiliki test rider sekaliber Lorenzo. Padahal, jumlah uji coba yang intensif bakal sangat membantu pengembangan M1.
Yamaha Harus Buktikan Keseriusan
"Jorge memang jadi test rider kami, tapi ia hanya sekali uji coba di Sepang, lalu ada Covid-19. Ia pun tidak uji coba lagi selama delapan bulan sampai Portimao. Praktisnya, Jorge jadi tidak bisa bekerja. Yamaha harus benar-benar serius menjalankan program tim uji coba di Eropa tahun depan," tutur Rossi.
Rider Italia ini juga menanggapi bergabungnya Crutchlow. Meski Crutchlow kawan baiknya, Rossi mengaku lebih memilih Andrea Dovizioso sebagai test rider. Namun, ia menyatakan, siapa pun yang diminta jadi test rider, Yamaha harus lebih dulu membuktikan bahwa mereka memang berkomitmen dalam menjalani program uji coba.
"Saya ingin Dovi jadi test rider kami karena ia sangat cepat, sensitif, dan sangat berpengalaman. Tapi Cal juga rider yang bisa ngotot membawa motor mencapai limit performa jika punya motivasi yang tepat. Tapi, tak peduli siapa pun test rider-nya, Yamaha harus punya program yang serius," tutup Rossi.
Sumber: GPOne
Video: Juarai MotoGP 2020, Joan Mir Akhiri Puasa Gelar 20 Tahun Suzuki
Baca Juga:
- Sempat Diremehkan Ayah Jorge Lorenzo, Joan Mir: Saya Ini Pekerja Keras!
- Jadwal Siaran Langsung: MotoGP Portimao, Portugal 2020
- Joan Mir Sebut 6 Rider Berjasa bagi Suzuki, Termasuk Maverick Vinales
- Davide Brivio: Valentino Rossi dan Joan Mir Susah Dibandingkan
- Juarai MotoGP Bareng Valentino Rossi-Joan Mir, Davide Brivio Emosional
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Valentino Rossi: Jorge Lorenzo Tak Bisa Kerja Gara-Gara Yamaha Sendiri
Otomotif 17 November 2020, 16:00
-
Davide Brivio: Valentino Rossi dan Joan Mir Susah Dibandingkan
Otomotif 17 November 2020, 11:20
-
Juarai MotoGP Bareng Valentino Rossi-Joan Mir, Davide Brivio Emosional
Otomotif 17 November 2020, 10:00
-
Kompak Susah, Quartararo-Vinales-Rossi Beda Opini Soal Penyebab Jebloknya Yamaha
Otomotif 16 November 2020, 15:15
-
Valentino Rossi: Juarai MotoGP 2020, Joan Mir Masuk Golongan Rider Spesial
Otomotif 16 November 2020, 09:08
LATEST UPDATE
-
Evaluasi Timnas Indonesia U-22 jelang SEA Games 2025: Progres Terlihat, PR Masih Ada
Tim Nasional 19 November 2025, 04:25
-
Imbang 2-2 Lawan Mali, Ini 3 Pemain Timnas Indonesia U-22 yang Layak Dapat Apresiasi
Tim Nasional 19 November 2025, 04:00
-
Kabar Buruk untuk Arsenal, Pemulihan Kai Havertz Alami Kemunduran
Liga Inggris 19 November 2025, 02:20
-
Arsenal Buka Peluang Lepas 4 Pemain di Bursa Transfer Januari, Siapa Saja?
Liga Inggris 19 November 2025, 00:56
-
Manchester United Bisa Jual Marcus Rashford dan Kobbie Mainoo untuk Patuhi PSR
Liga Inggris 19 November 2025, 00:30
-
3 Opsi Pengganti Mohamed Salah di Liverpool, Termasuk Pemain dari Klub Rival
Liga Inggris 19 November 2025, 00:00
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
LATEST EDITORIAL
-
4 Pemain yang Bisa Didatangkan Liverpool di Januari untuk Selamatkan Musim
Editorial 19 November 2025, 01:56
-
3 Bintang Manchester United yang Bisa Ditukar dengan Antoine Semenyo
Editorial 19 November 2025, 01:37
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55


















KOMENTAR