
Bola.net - Pembalap Monster Energy Yamaha MotoGP, Valentino Rossi, sudah bertarung di ajang Grand Prix selama 25 tahun, dan ia pun sangat menyadari adanya perbedaan antara tiga generasi yang sudah ia lewati selama ini. Kepada Motorsport Total, Selasa (6/10/2020), ia yakin generasi terbaru jauh lebih kuat dari generasi-generasi sebelumnya.
Generasi pertama yang dihadapi Rossi adalah generasi yang lebih tua darinya, seperti Max Biaggi, Loris Capirossi, dan Sete Gibernau, yang kebanyakan terlambat memulai karier. Generasi kedua yang dihadapi Rossi adalah Jorge Lorenzo, Casey Stoner, dan Dani Pedrosa, yakni para rider yang memulai karier sangat belia seperti dirinya.
Generasi ketiga juga memulai karier dari usia yang masih sangat muda seperti Rossi, namun rider Italia ini yakin Moto2 adalah poin pembeda antara dirinya dan para pembalap muda ini. Kini, setiap rider yang 'lulus' dari Moto2 menuju MotoGP, langsung kompetitif pada dua tahun pertama.
Moto2 Kelas yang Baik untuk Belajar

"Sebenarnya tak ada cara yang tepat untuk menjelaskan situasi ini. Tapi saya rasa generasi baru para pembalap muda memang langsung siap bertarung di papan atas. Mereka banyak belajar saat di Moto2. Seiring berjalannya waktu, kita mendapati bahwa Moto2 memang kelas yang baik untuk belajar sebelum ke MotoGP," ujar Rossi.
Hal ini terbukti dari Marc Marquez, yang langsung juara MotoGP usai lulus dari Moto2. Belum lagi Johann Zarco, Fabio Quartararo, Miguel Oliveira, Joan Mir, Alex Rins, dan tentunya anak didik Rossi sendiri, Franco Morbidelli dan Pecco Bagnaia. Yang paling bikin heran adalah Brad Binder, yang langsung meraih kemenangan di Ceko sebagai debutan.
"Para rider seperti Brad juga sangat cepat sebagai pembalap debutan. Pecco dan Miguel juga kini punya pengalaman satu tahun di MotoGP. Generasi baru para pembalap sangatlah kompetitif. Fabio juga langsung kuat pada tahun pertamanya," ungkap Rossi, yang tahun depan tukar tim dengan Quartararo di Petronas Yamaha SRT.
Tak Cuma Rider Papan Atas Moto2

Namun, hal-hal ini juga membuat Rossi makin sadar, bahwa tak hanya rider-rider papan atas Moto2 saja yang bisa tampil menggebrak di MotoGP, melainkan juga para rider papan tengah. Ia pun yakin masa depan MotoGP cerah di tangan para rider-rider ini.
"Pada satu sisi, mereka memang belajar banyak di Moto2. Tapi di sisi lainnya, kami harus mulai bicara soal 'nama', tak hanya soal penyebab spesifik. Kini kami punya tiga atau empat pembalap yang bisa jadi masa depan MotoGP," pungkas rider berusia 41 tahun ini.
Musim depan, MotoGP pun diketahui akan kedatangan dua rider muda menjanjikan lagi, yakni Jorge Martin di Pramac Racing dan Enea Bastianini di Esponsorama Racing. Adik Rossi sendiri, Luca Marini, juga diperkirakan akan menyusul.
Sumber: Motorsport Total
Video: Kembali Bergulir, MotoGP 2020 Ketat Terapkan Protokol Kesehatan
Baca Juga:
- Gabung Pramac, Johann Zarco Yakin Bakal Makin Diperhatikan Ducati
- Leopard Racing Tegaskan Tekad Bentuk Tim di MotoGP 2022
- Suzuki Menolak Takut Kejar Gelar Perdana MotoGP Sejak 2000
- Fabio Quartararo Tekad Bayar Kepercayaan Yamaha Lewat Gelar Dunia
- Balik ke Gresini, Fabio di Giannantonio Bisa ke MotoGP 2022 Bareng Aprilia
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Valentino Rossi: Moto2 Lahirkan Generasi Rider Lebih Kuat di MotoGP
Otomotif 6 Oktober 2020, 15:38
-
'Valentino Rossi Memang Tak Sesuai Program Junior Petronas, Tapi...'
Otomotif 5 Oktober 2020, 16:11
-
Portimao Gelar Uji Coba MotoGP, Valentino Rossi Akhirnya Putuskan Ikut
Otomotif 5 Oktober 2020, 14:56
-
Ayah Jorge Lorenzo Sebut Valentino Rossi Kerap Bikin Onar Lewat 'Psy War'
Otomotif 5 Oktober 2020, 12:07
-
Franco Morbidelli Tekad Balas Jasa Valentino Rossi Lewat Duel di Trek
Otomotif 4 Oktober 2020, 18:30
LATEST UPDATE
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55

























KOMENTAR