- Sudah 21 balapan berlalu tanpa kemenangan bagi Movistar Yamaha MotoGP, dan baru-baru ini Valentino Rossi menuntut mereka untuk bereaksi cepat dan tegas untuk memperbaiki masalah akselerasi yang tengah mereka hadapi, seperti pada MotoGP 2004, yakni tahun pertamanya membela pabrikan Garpu Tala.
Rossi menilai motor YZR-M1 2004 yang dulu ia kendarai memiliki performa yang cukup buruk meski ia sukses merebut gelar dunia, dan berkat para teknisi dan engineer yang cekatan, YZR-M1 versi 2005 pun berubah menjadi jauh lebih baik dan sampai sekarang masih disebut Rossi sebagai YZR-M1 terbaik yang pernah ia kendarai.
Kini, Yamaha kembali masuk ke dalam keterpurukan. Paceklik kemenangan lebih dari setahun dialami Rossi dan Maverick Vinales. Keduanya pun kian frustrasi, meski saat ini Rossi berada di peringkat kedua pada klasemen pembalap dan merupakan rival terdekat rider Repsol Honda, Marc Marquez.
Opini Eks Manajer Tim

Eks manajer tim Yamaha Factory Racing, Davide Brivio pun menanggapi pernyataan Rossi terkait MotoGP 2004. Brivo merupakan orang paling berjasa bagi Yamaha, mengingat ia lah orang pertama yang memiliki gagasan merebut Rossi dari Repsol Honda pada akhir 2003 silam.
Brivio, yang kini menjabat sebagai manajer tim Suzuki Ecstar, justru ragu Yamaha bisa bergerak cepat mengatasi masalah dan menggebrak seperti 14 tahun lalu, di mana pengembangan YZR-M1 masih dipimpin oleh Masao Furusawa. Furusawa sendiri pensiun pada akhir 2010, berbarengan dengan kepindahan Rossi ke Ducati Corse.
"Yamaha berhasil mengatasi masalah mereka pada 2004, karena Vale setuju bergabung dengan proyek yang dipimpin Furusawa. Vale pun langsung memenangkan balapan pertama mereka. Tapi kini saya tak tahu bagaimana mereka akan bisa mengatasi masalah ini, karena Vale sudah ada di garasi mereka..." ujar Brivio kepada AS.
Tetap Kompetitif, Tapi Makin Bingung

Brivio juga menyebut situasi Yamaha saat ini jauh lebih aneh dibanding 2004, di mana pabrikan yang bermarkas di Iwata, Jepang tersebut sudah paceklik gelar sejak 1992. Kini, fakta bahwa Rossi masih duduk di peringkat kedua pada klasemen pembalap, justru membuat Yamaha bingung mencari akar masalah dari puasa kemenangan ini.
"Situasi Yamaha saat itu sangatlah berbeda, karena Yamaha tak meraih gelar dunia selama 12 tahun (sejak Wayne Rainey pada 1992), jadi tak ada jalan lain selain memperbaiki diri. Tapi kini Yamaha merupakan salah satu pabrikan paling dominan, jadi justru sulit untuk mengubah situasinya. Ini dua momen historis yang berbeda," pungkas Brivio. (as/dhy)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
'Yamaha Bakal Sulit Turuti Kemauan Rossi Seperti 2004'
Otomotif 15 Agustus 2018, 13:55
-
Yamaha Terpuruk, Mengapa Rossi Lebih Tenang Ketimbang Vinales?
Otomotif 15 Agustus 2018, 12:25
-
Luca Marini, Adik Valentino Rossi yang Makin Berprestasi
Otomotif 14 Agustus 2018, 15:25
-
Yamaha: Kami Pernah Juara dan Pasti Akan Juara Lagi
Otomotif 14 Agustus 2018, 11:52
-
Lempar Kritik Tajam, Rossi Minta Yamaha Belajar dari MotoGP 2004
Otomotif 14 Agustus 2018, 10:10
LATEST UPDATE
-
Lupakan Ronaldo, Bruno Fernandes Buktikan Jadi Pemain Paling Penting di Timnas Portugal
Piala Dunia 18 November 2025, 23:41
-
Analisis Calon Pengganti Robert Lewandowski: Menimbang 4 Kandidat Ideal untuk Barcelona
Liga Spanyol 18 November 2025, 23:22
-
Kiper Persis Solo Gianluca Pandeynuwu Ukir Sejarah di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 18 November 2025, 23:11
-
Benjamin Sesko Absen Kontra Everton, Kembalinya Diperkirakan Desember
Liga Inggris 18 November 2025, 22:46
-
Blunder Pemain Naturalisasi Malaysia Saat Sidang FIFA: Salah Sebut Asal Nenek
Tim Nasional 18 November 2025, 22:37
-
2 Laga Timnas Indonesia U-22 vs Mali: Kalah di Laga Pertama, Imbang di Laga Kedua
Tim Nasional 18 November 2025, 22:36
-
Bermain Api: Risiko Besar Perlakuan Tuchel pada Bellingham di Timnas Inggris
Piala Dunia 18 November 2025, 21:51
-
Calhanoglu dan Misi 'Anti-Modric': Kunci Taktik Chivu Menghadapi Panasnya Derby Milan
Liga Italia 18 November 2025, 21:02
-
Adrien Rabiot dan Dilema Derby: Analisis Kebugaran, Strategi, dan Alternatif AC Milan
Liga Italia 18 November 2025, 20:08
-
Langkah dan Strategi Luciano Spalletti untuk Mengembalikan Juventus ke Jalur Kejayaan
Liga Italia 18 November 2025, 19:35
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55


























KOMENTAR