Dikritik dan Dibanding-bandingkan, Musim Pertama di Real Madrid Memang Berat untuk Kylian Mbappe

Dikritik dan Dibanding-bandingkan, Musim Pertama di Real Madrid Memang Berat untuk Kylian Mbappe
Ekspresi Kylian Mbappe usai membobol gawang Osasua di laga perdana La Liga 2025/2026 (c) AP Photo/Manu Fernandez

Bola.net - Kylian Mbappe menghadapi gelombang kritik tajam di musim perdananya bersama Real Madrid. Didatangkan secara gratis dari Paris Saint-Germain, sang kapten Prancis langsung dibebani ekspektasi besar untuk mengangkat prestasi Los Blancos.

Namun, musim debutnya di Santiago Bernabeu berjalan jauh dari mulus. Real Madrid gagal mempertahankan gelar Liga Champions dan juga kehilangan peluang di kompetisi domestik, menjadikan Mbappe sasaran utama kritik.

Performa sang penyerang di paruh pertama musim dianggap mengecewakan. Dia gagal mencetak pengaruh besar, bahkan sempat membuang peluang emas lewat penalti melawan Liverpool di Liga Champions serta Athletic Bilbao di La Liga.

1 dari 4 halaman

Kritik dan Perbandingan dengan PSG

Selebrasi penyerang Real Madrid, Kylian Mbappe usai mencetak gol ke gawang Osasuna di jornada 1 La Liga 2025-2026. (c) AP Photo/Manu Fernandez

Selebrasi penyerang Real Madrid, Kylian Mbappe usai mencetak gol ke gawang Osasuna di jornada 1 La Liga 2025-2026. (c) AP Photo/Manu Fernandez

Statistik Mbappe di awal musim memperburuk pandangan publik. Dia hanya rata-rata mencetak satu gol tiap dua laga, angka yang jauh menurun dibanding produktivitasnya di PSG.

Situasi semakin memanas karena PSG justru sukses menjuarai Liga Champions tepat setelah kepergiannya. Emmanuel Petit menilai hal tersebut memunculkan narasi seakan Madrid tersandung karena kedatangan Mbappe.

"Musim lalu, semua orang di PSG bilang sejak dia pergi, tim akhirnya punya jiwa, semua bermain untuk satu sama lain," ujar Petit. "Kini, seolah terbukti mereka benar menutup pintu untuk Mbappe."

Menurut mantan gelandang Barcelona dan Arsenal itu, publik mengambil jalan mudah dengan menyimpulkan kegagalan Madrid semata-mata karena hadirnya Mbappe. Dia menilai pandangan tersebut terlalu menyederhanakan masalah.

2 dari 4 halaman

Tantangan di Madrid dan Peran Vinicius

Mbappe juga dikritik karena tidak dapat membangun kerja sama efektif dengan Vinicius Junior. Posisi Vinicius yang menempati sayap kiri membuat Mbappe dipaksa bermain sebagai penyerang tengah, peran yang masih menuai perdebatan.

Meski begitu, performanya meningkat seiring musim berjalan. Salah satu momen terbaiknya hadir ketika dia mencetak hat-trick ke gawang Manchester City di babak playoff Liga Champions sebelum 16 besar.

Petit menegaskan, kegagalan Madrid lebih disebabkan masalah skuat yang ditimpa cedera pemain kunci. Kehilangan Toni Kroos, penurunan performa Luka Modric, hingga absennya beberapa bek, membuat tim kesulitan bersaing.

Ego antar pemain seperti Rodrygo, Vinicius, Bellingham, dan Mbappe juga ikut memperkeruh suasana.

3 dari 4 halaman

Rekor Gol dan Rivalitas Kontra Barcelona

La Liga 2024/25: Kylian Mbappe terdiam melihat selebrasi lawan dalam laga Real Madrid vs Atletico Madrid di pekan 23 (c) AP Photo/Manu Fernandez

La Liga 2024/25: Kylian Mbappe terdiam melihat selebrasi lawan dalam laga Real Madrid vs Atletico Madrid di pekan 23 (c) AP Photo/Manu Fernandez

Meski gagal membawa trofi, Mbappe tetap menutup musim dengan catatan individu gemilang. Dia mencetak 44 gol dalam 59 pertandingan di semua kompetisi, termasuk 31 gol di La Liga yang memberinya Pichichi serta Sepatu Emas Eropa.

Salah satu performa yang menonjol adalah torehan lima gol dalam empat laga kontra Barcelona. Bahkan, dia sempat mencetak hat-trick di Camp Nou, meski Madrid harus kalah di semua pertandingan tersebut.

Petit menilai hal ini memperlihatkan bahwa musim debut Mbappe bukanlah kegagalan total. Hanya saja, semua sorotan publik tertuju padanya karena status bintang besar yang datang membawa ekspektasi tinggi.

4 dari 4 halaman

Tekanan Mbappe untuk ke Puncak

Petit menyebut musim lalu sebagai masa transisi untuk Real Madrid. Karena itulah, perhatian publik dengan mudah jatuh kepada Mbappe sebagai wajah baru tim.

"Orang-orang berkata: Madrid gagal karena Mbappe datang, dan PSG juara karena dia pergi," kata Petit. "Mungkin kebenarannya ada di tengah."

Kini, beban semakin berat di pundak Mbappe. Dia datang ke Madrid dengan tujuan meraih Liga Champions dan Ballon d'Or, namun justru PSG yang merebut trofi tersebut.


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL