
La Nyalla Mahmud Mattalitti menilai Djohar Arifin sebagai orang yang paling bertanggung jawab jika Indonesia nantinya dijatuhi sanksi FIFA. Menurut La Nyalla, Djohar adalah pangkal kemelut sepak bola Indonesia, ketika Ketum PSSI itu merusak tatanan kompetisi. Berikut petikan wawancara Muhammad Taufik dan Islahudin dari merdeka.com dengan La Nyala lewat surat elektronik, Kamis (6/12). (mdk/mac)
Ancaman Sanksi FIFA
Tanggapan Anda tentang sanksi FIFA?
Saya akan sekuat tenaga berupaya menghindarkan Indonesia dari sanksi FIFA. Karena itu, kemarin (Rabu, 05/12) saya bersedia hadir di kemenpora dan mengikuti arahan menpora. Dan menpora telah membuat keputusan agar kita segera menggelar kongres bersama dengan menjalankan isi MoU (nota kesepahaman) Kuala Lumpur.
Sebenarnya kisruh ini tidak akan ada kalau saudara Djohar sadar dia sudah dimosi oleh lebih dari dua pertiga anggota PSSI sejak 18 Desember tahun lalu untuk turun. Tapi sebaliknya, Djohar tidak mau turun. Malah memaksakan kebijakan melanggar statuta dan keputusan kongres Bali. Sampai puncaknya, anggota yang memilih Djohar di KLB Solo 2011, telah memilih saya di KLB Ancol 18 Maret 2012. Tapi lagi-lagi Djohar juga tidak sadar dirinya sudah tidak sah (memimpin PSSI).
Sekarang yang terbaru, rapat Joint Committee (JC) sudah dijalankan 5 Desember, tapi putusannya tidak diimplementasikan oleh PSSI Djohar. Bahkan, sekjen PSSI terang-terangan bilang kalau dia tidak mau menjalankan MoU dan keputusan JC. Semua butir di MoU tidak ditaati oleh pihak Djohar. Contohnya, MoU meminta kongres biasa digelar dengan voter Solo. Tapi Djohar memaksakan Kongres Luar Biasa (KLB) dengan voter Palangkaraya. Kalau mereka jelas-jelas tidak mau menjalankan keputusan MoU, berarti mereka memang ingin Indonesia disanksi FIFA.
Joint Committee
Apa hasil rapat komite bersama Rabu minggu lalu?
Ada beberapa keputusan sudah sesuai MoU. Kecuali soal tempat dan tanggal kongres. Itu diserahkan kepada AFC. Tapi apa yang terjadi besoknya? PSSI tetap tidak menjalankan keputusan komite bersama. Mereka masih menetapkan KLB bukan kongres biasa. Padahal komite bersama menetapkan kongres biasa. PSSI juga tidak mau voter Solo. Padahal komite bersama sudah memutuskan voter Solo, sesuai MoU.
Penyatuan Kompetisi
Bagaimana soal kompetisi?
Tanyakan kepada pengelola kompetisi. Bukan ke federasi. Silakan langsung kontak ke CEO PT Liga Indonesia Pak Joko Driyono.
Apa untung rugi kalau kompetisi menjadi satu?
Ini bukan soal untung rugi. Tapi proses penyelesaian ini harus dijalani dengan benar. Kalau MoU dijalankan, kongres digelar sesuai MoU, pasti akan selesai kemelut ini.
Kisruh PSSI dan KPSI
Apakah anda merasa bertanggung jawab terhadap kisruh PSSI dan KPSI?
Djohar paling bertanggung jawab. Karena awal mula kisruh ini dari kebijakan Djohar ditolak oleh anggota PSSI. Salah satu contoh paling sederhana adalah dia memaksakan masuknya klub-klub tidak seharusnya berada di kasta tertinggi ke kasta tertinggi. Ini awal mula kebijakan Djohar merusak tata kompetisi di organisasi sepak bola kita.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Bola Indonesia 10 Desember 2012, 18:45
-
La Nyalla Anggap Djohar Biang Masalah Sepak Bola Indonesia
Bola Indonesia 10 Desember 2012, 13:19 -
Inilah Jawaban PSSI Terkait Voter Solo dan Proses Verifikasi Peserta KLB
Bola Indonesia 10 Desember 2012, 06:29 -
'Patuhi FIFA-AFC, Indonesia Takkan Disanksi'
Bola Indonesia 9 Desember 2012, 14:15 -
Rencana Maman Firmansyah Memajukan Sepak Bola di Jakarta Utara
Bola Indonesia 6 Desember 2012, 23:30
LATEST UPDATE
-
Cetak Gol Lagi, Benjamin Sesko Jadi Man of The Match Laga MU vs Sunderland
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 23:23 -
Link Live Streaming Chelsea vs Liverpool - Nonton Premier League di Vidio
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 22:30 -
Link Live Streaming Inter Milan vs Cremonese - Nonton Serie A di Vidio
Liga Italia 4 Oktober 2025, 22:00
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR