Sebab kalau dibiarkan, kata La Nyalla, nanti setiap negara akan berbeda rules-nya. Karena itu, diterangkan La Nyaalla, nilai universalitas sepak bola harus dijaga. Karena itu, PBB dalam resolusinya nomor A/69/L.5, menuliskan bahwa lahraga adalah area kehidupan manusia yang telah mencapai suatu universalitas hukum.
Akan tetapi, untuk mencapai universalitas tersebut, olahraga harus mendapatkan suatu kemandirian yang bertanggung jawab. Sehingga, politik harus menghormati kemandirian olahraga.
"Jangan sampai hanya karena perubahan politik pemerintahan, sepak bola juga berubah haluan. Ini berbahaya. Mengapa saya ingatkan hal ini? Karena sangat jelas bahwa tujuan Kemenpora melakukan intervensi terhadap PSSI bukan untuk membantu PSSI ke arah yang lebih baik, tetapi faktanya merugikan dan mematikan sepak bola Indonesia," tutur La Nyalla.
"Buktinya, Menpora mengeluarkan keputusan melalui SK nomor 01307, tentang sanksi administratif, yang isinya tidak mengakui kegiatan keolahragaan PSSI. Di dalam SK tersebut disebutkan bahwa keberadaan PSSI tidak diakui pemerintah, bahkan semua keputusan organisasi PSSI dianggap batal demi hukum. Yang lebih parah, di dalam SK tersebut, Menpora meminta seluruh instansi pemerintahan di pusat dan daerah, termasuk kepolisian untuk tidak memberikan pelayanan dan fasilitasi kepada PSSI.
"Menpora melalui SK tersebut juga membentuk Tim Transisi, semacam caretaker untuk mengambil alih kewenangan PSSI dan menyiapkan pengurus baru PSSI. Dua bentuk intervensi itu, pertama BOPI dan kedua SK Menpora itulah yang disebut dengan jelas dan clear di dalam surat suspension FIFA terhadap Indonesia," ujarnya.
Lebih jauh diutarakan La Nyalla, FIFA menegaskan sanksi akan dicabut apabila dua hal itu sudah tidak ada lagi. Yakni, BOPI tidak lagi ikut serta dalam menentukan rules of the game sepak bola dan Menpora mencabut SK tersebut. [initial]
Baca juga
- La Nyalla Kembali Minta Menpora Cabut SK
- Pakar Hukum Tata Negara Sebut Korban Menpora Semakin Banyak
- Pakar Hukum Tata Negara Nilai Menpora Tak Patuh Hukum
- Komite Etika PSSI Sarankan Djohar Meminta Maaf Pada La Nyalla
- Disanksi Seumur Hidup, Djohar Arifin Sebut PSSI Konyol
- Anggap PSSI Tidak Sah, Djohar Sebut Keputusan Penuh Dendam
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Indonesia Masih Ada Di Ranking FIFA
Bola Indonesia 9 Juli 2015, 17:21 -
La Nyalla: Faktanya, Menpora Imam Mematikan Sepakbola Indonesia
Bola Indonesia 9 Juli 2015, 06:32 -
La Nyalla Kembali Minta Menpora Cabut SK
Bola Indonesia 8 Juli 2015, 22:39 -
Pakar Hukum Tata Negara Sebut Korban Menpora Semakin Banyak
Bola Indonesia 8 Juli 2015, 21:21
LATEST UPDATE
-
Diikuti 8 Tim, Saksikan Keseruan Final Four Livoli Divisi Utama 2025 Eksklusif di MOJI
Voli 4 Oktober 2025, 17:07 -
Liverpool Harus Perbaiki Performa Tandang untuk Bisa Bersaing di Semua Kompetisi
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 16:52 -
Real Madrid Temukan Duet Emas Baru: Mbappe dan Guler
Liga Spanyol 4 Oktober 2025, 16:43 -
Duel Panas Chelsea vs Liverpool di Stamford Bridge, Ujian Berat untuk The Reds
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 16:19 -
Jadwal Live Streaming MotoGP Indonesia 2025 di Vidio, 3-5 Oktober 2025
Otomotif 4 Oktober 2025, 16:11 -
Jadwal Lengkap MotoGP Mandalika 2025, 3-5 Oktober 2025
Otomotif 4 Oktober 2025, 16:11 -
Link Live Streaming MotoGP 2025, Jangan Lupa Dukung Rider Jagoanmu!
Otomotif 4 Oktober 2025, 16:11 -
Otomotif 4 Oktober 2025, 16:11
-
Manchester United Disebut Butuh Gareth Southgate, Bukan Pelatih Jangka Pendek
Liga Inggris 4 Oktober 2025, 16:10 -
Update Klasemen Pembalap Asia Talent Cup 2025
Otomotif 4 Oktober 2025, 15:54
LATEST EDITORIAL
-
5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan Jika Ruben Amorim Dipecat
Editorial 3 Oktober 2025, 15:31 -
7 Pemain yang Mampu Cetak Lebih dari 800 Gol, Ronaldo Nomor 3
Editorial 3 Oktober 2025, 15:04 -
7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selamat Jika Pindah Januari
Editorial 2 Oktober 2025, 14:29
KOMENTAR