Rapor Pemain AC Milan: Ketika Ledakan Daya Juang Parma Membuat Rossoneri Kehilangan Kendali Permainan

Rapor Pemain AC Milan: Ketika Ledakan Daya Juang Parma Membuat Rossoneri Kehilangan Kendali Permainan
Pemain AC Milan, Christian Pulisic, bereaksi setelah gagal memanfaatkan peluang dalam pertandingan Serie A antara Parma dan AC Milan di Parma, Italia, Sabtu, 8 November 2025 (c) Massimo Paolone/LaPresse via AP

Bola.net - Sabtu malam di Ennio Tardini berubah menjadi panggung drama penuh adrenalin. AC Milan sempat tampak superior setelah unggul dua gol lebih dulu, tapi Parma menunjukkan daya juang luar biasa dan memaksa laga berakhir 2-2 pada pekan ke-11 Serie A 2025/2026.

Gol Alexis Saelemaekers di menit ke-12 dan penalti Rafael Leao di menit ke-25 sempat menenangkan Massimiliano Allegri di pinggir lapangan. Akan tetapi, kebangkitan Parma lewat Adrian Bernabe di masa tambahan babak pertama dan Enrico Del Prato di menit ke-62 mengubah segalanya.

Bagi Milan, hasil ini terasa seperti kekalahan yang datang perlahan. Sementara itu, tim muda besutan Carlos Cuesta menemukan energi baru—ledakan daya juang yang membuktikan bahwa semangat bisa menebus keterbatasan kualitas.

1 dari 6 halaman

Maignan Tetap Andal, tapi Tak Bisa Sendiri

Pemain Parma, Adrian Bernabe, merayakan gol yang dicetaknya dalam pertandingan Serie A antara Parma dan AC Milan di Parma, Italia, Sabtu, 8 November 2025 (c) Massimo Paolone/LaPresse via AP

Pemain Parma, Adrian Bernabe, merayakan gol yang dicetaknya dalam pertandingan Serie A antara Parma dan AC Milan di Parma, Italia, Sabtu, 8 November 2025 (c) Massimo Paolone/LaPresse via AP

Mike Maignan tampil dengan level profesionalitas yang tinggi. Ia tak bisa berbuat banyak pada dua gol Parma, terutama gol pertama yang datang dari situasi yang sulit diantisipasi. Namun, beberapa penyelamatan pentingnya menjaga Milan dari kekalahan.

Ada satu momen krusial di akhir laga ketika Maignan menepis tembakan rendah yang datang mendadak—penyelamatan yang menjadi penyelamat harga diri Milan di Tardini.

Di barisan belakang, duo Matteo Gabbia dan Strahinja Pavlovic tampil cukup stabil dalam hal posisi. Keduanya mampu menjaga struktur permainan dari lini bawah dan mendistribusikan bola ke lini tengah dengan rapi. Sayangnya, minimnya bantuan dari lini tengah membuat pertahanan Milan beberapa kali terbuka lebar, terutama pada gol kedua Parma.

2 dari 6 halaman

Sayap Gagal Menutup Cerita Indah

Pemain AC Milan, Alexis Saelemaekers (kanan), mencetak gol dalam pertandingan Serie A antara Parma dan AC Milan di Parma, Italia, Sabtu, 8 November 2025 (c) Massimo Paolone/LaPresse via AP

Pemain AC Milan, Alexis Saelemaekers (kanan), mencetak gol dalam pertandingan Serie A antara Parma dan AC Milan di Parma, Italia, Sabtu, 8 November 2025 (c) Massimo Paolone/LaPresse via AP

Alexis Saelemaekers sempat menjadi bintang harapan dengan gol pembuka dan keberhasilannya memenangi penalti untuk gol kedua. Namun, di pengujung laga, pemain Belgia itu justru gagal menuntaskan peluang emas saat sudah melewati kiper. Bola melenceng, dan peluang kemenangan lenyap begitu saja.

Kesalahan kecil itu menjadi simbol malam penuh dilema bagi Milan—unggul, dominan, tetapi gagal menyelesaikan pekerjaan.

Rafael Leao layak dinobatkan pemain terbaik Milan malam itu. Ia mengeksekusi penalti dengan percaya diri dan menjadi motor utama serangan Rossoneri. Beberapa aksinya, termasuk flick cerdik yang seharusnya berbuah assist untuk Christian Pulisic, menunjukkan kelasnya. Sayangnya, rekan-rekannya gagal memanfaatkan peluang yang ia ciptakan.

3 dari 6 halaman

Lini Tengah Tak Seimbang, Estupinan Jadi Titik Lemah

Pemain Parma, Enrico Del Prato (nomor 15), merayakan gol yang dicetaknya dalam pertandingan Serie A antara Parma vs AC Milan, Sabtu, 8 November 2025 (c) Massimo Paolone/LaPresse via AP

Pemain Parma, Enrico Del Prato (nomor 15), merayakan gol yang dicetaknya dalam pertandingan Serie A antara Parma vs AC Milan, Sabtu, 8 November 2025 (c) Massimo Paolone/LaPresse via AP

Luka Modric menjadi satu-satunya titik terang di lini tengah Milan. Meskipun sempat kehilangan bola dalam beberapa momen, ia bermain dengan determinasi tinggi dan menjadi penggerak ritme permainan. Ia juga berperan penting dalam mendorong Milan tetap menyerang di menit-menit akhir.

Namun, duet Fofana dan Samuele Ricci di sampingnya gagal menjaga kedisiplinan. Keduanya kurang tajam saat bertahan dan sering terlambat menutup ruang, membuat Parma lebih mudah menembus kotak penalti. Hal itu menjadi penyebab lahirnya gol kedua tuan rumah.

Kritik paling keras patut ditujukan pada Pervis Estupinan. Ia tampil buruk sejak awal, kehilangan duel dalam situasi yang berujung pada gol pertama Parma, dan lagi-lagi gagal membaca pergerakan lawan pada proses gol kedua. Kesalahannya seperti memantik api kebangkitan tuan rumah.

4 dari 6 halaman

Pemain Pengganti Gagal Membawa Perubahan

Pemain AC Milan, Rafael Leao, merayakan gol yang dicetaknya dalam pertandingan Serie A antara Parma dan AC Milan di Parma, Italia, Sabtu, 8 November 2025 (c) Massimo Paolone/LaPresse via AP

Pemain AC Milan, Rafael Leao, merayakan gol yang dicetaknya dalam pertandingan Serie A antara Parma dan AC Milan di Parma, Italia, Sabtu, 8 November 2025 (c) Massimo Paolone/LaPresse via AP

Masuknya Ruben Loftus-Cheek dan Christian Pulisic di babak kedua diharapkan bisa mengembalikan kontrol Milan, tetapi hasilnya tak signifikan. Loftus-Cheek memang lebih efektif dibanding Nkunku, tapi kontribusinya belum cukup untuk mengubah arah permainan.

Pulisic malah menambah daftar frustrasi Milan. Ia mendapat peluang emas satu lawan satu dengan kiper, tapi tembakannya melenceng. Kesalahan itu terasa mahal mengingat skor 3-2 mungkin bisa menyelamatkan tiga poin bagi tim tamu.

Bartesaghi dan Athekame yang masuk di menit-menit akhir tak punya cukup waktu untuk berbuat banyak. Milan pun harus pulang dari Ennio Tardini dengan satu poin dan banyak tanda tanya soal ketangguhan mental mereka ketika menghadapi tekanan.

5 dari 6 halaman

Rapor Pemain Milan

Pelatih AC Milan, Massimiliano Allegri (kiri), dan pelatih Parma, Carlos Cuesta, sebelum pertandingan Serie A antara Parma dan AC Milan di Parma, Italia, Sabtu, 8 November 2025 (c) Massimo Paolone/LaPresse via AP

Pelatih AC Milan, Massimiliano Allegri (kiri), dan pelatih Parma, Carlos Cuesta, sebelum pertandingan Serie A antara Parma dan AC Milan di Parma, Italia, Sabtu, 8 November 2025 (c) Massimo Paolone/LaPresse via AP

Berikut penilaian individu starting XI Milan dalam laga imbang 2-2 melawan Parma di Ennio Tardini:

  • Maignan (7) - Beberapa penyelamatan penting, termasuk satu krusial di akhir laga.
  • De Winter (5,5) - Lumayan saat membantu serangan, tetapi lemah dalam duel bertahan.
  • Gabbia (6) - Solid dan tenang dalam distribusi bola.
  • Pavlovic (6) - Cukup baik dalam posisi meski sempat kesulitan menutup ruang.
  • Saelemaekers (6,5) - Gol pembuka dan satu penalti yang ia menangkan jadi nilai plus, tapi gagal menuntaskan peluang emas.
  • Fofana (5,5) - Aktif menekan, tapi lalai menjaga Del Prato pada gol kedua.
  • Modric (7) - Energi dan pengalaman menjadi pembeda, salah satu yang terbaik di lapangan.
  • Ricci (5,5) - Mobilitas tinggi, tapi kontribusi dengan bola minim.
  • Estupinan (3,5) - Kesalahan berulang dan kehilangan fokus yang berakibat fatal.
  • Nkunku (5,5) - Beberapa pergerakan bagus, tapi kerap salah timing.
  • Leao (7) - Eksekusi penalti sempurna dan motor serangan utama Milan.

Pemain pengganti:

  • Loftus-Cheek (6) - Lebih baik dari Nkunku, tapi tak memberi dampak besar.
  • Pulisic (5) - Gagal memanfaatkan peluang emas.
  • Bartesaghi (6) - Stabil, tanpa kontribusi menonjol.
  • Athekame - Terlalu singkat untuk dinilai.

Hasil imbang ini menegaskan bahwa sepak bola bukan sekadar taktik atau kualitas individu, melainkan juga soal energi dan keyakinan. Parma menunjukkan bahwa dengan semangat yang tak pernah padam, mereka bisa mengguncang tim yang lebih kuat.

Bagi Allegri, ini menjadi pengingat bahwa konsentrasi tak boleh hilang, bahkan saat sudah unggul dua gol. Milan memang tidak kalah di papan skor, tetapi kehilangan kendali permainan di lapangan—dan di situlah pertandingan benar-benar berakhir.

Sumber: Sempre Milan


BERITA TERKAIT

KOMENTAR

BERIKAN KOMENTAR

LATEST UPDATE

LATEST EDITORIAL